Tujuh

1.4K 156 29
                                    

Seperti yang di katakan Hazel saat di sekolah tadi siang, ia terus mengikuti Alaric kemanapun entah itu makan, mengganti pakaian hingga Alaric ingin buang air kecil pun Hazel memaksa ikut untuk masuk ke dalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti yang di katakan Hazel saat di sekolah tadi siang, ia terus mengikuti Alaric kemanapun entah itu makan, mengganti pakaian hingga Alaric ingin buang air kecil pun Hazel memaksa ikut untuk masuk ke dalam.

"Ala, cepat! gue mau di perkosa sekarang!" Ucap Hazel dengan wajah yang tampak kesal karena Alaric tak kunjung memperkosanya.

"Lo memang beda dari yang lain, baby." Ucap Alaric.

Hazel tersenyum lebar mendengar perkataan Alaric, ia menggoyangkan tubuhnya digendongan Alaric dengan senang, "Iya dong harus beda dari yang lain, gue iri tau sama temen-temen gue. Mereka udah jebol masa ketua geng nya belum,"

Alaric meremas bokong Hazel dengan gemas, ia mencium leher Hazel beberapa kali, "Nanti ya junior gue masih kecil, kalau udah gede nanti gue perkosa lo."

Alaric tampak memberi pengertian pada Hazel, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia ingin mengambil keperawanannya saat ia sudah mengucap janji seumur hidup bersama Hazel diatas Altar.

Alaric tidak munafik, ia juga menginginkannya tapi bermain atas dan memainkan vagina Hazel baginya sudah cukup untuk sekarang.

Hazel memanyunkan bibirnya, "Yaudah gedein sekarang aja Ala." rayu Hazel.

"Nggak bisa, harus gue sendiri yang gedein kalo pake tangan lo nanti yang ada tambah gede."

"Loh?! bagus dong kalo kayak gitu," jawab Hazel.

Entah bego atau memang tolol Hazel berkata begitu polos, ia bar-bar tapi otaknya tidak pintar tidak sebanding dengan kenakalannya.

"Tidur aja yuk? waktunya lo tidur siang sekarang." Ajak Alaric.

"Gue ambil alkohol du—"

"GAK MAU!" Sentak Hazel.

Alaric menatap tajam mata Hazel, ia paling tidak suka jika Hazel berbicara kencang kepadanya.

"Enghh, maaf baby." Ucapnya pelan sambil menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Alaric.

"Berani lo sama gue, hm?"

Hazel tentu menggelengkan kepalanya pelan, "Mana berani gue." batinnya berbicara.

"Biar luka lo cepet kering, tahan, perihnya cuma sebentar."

"No, baby!"

"Hm."

Alaric menggoyangkan tubuhnya pelan saat mendengar deru nafas teratur dilehernya, Hazel sudah tertidur digendongannya saatnya Alaric memindahkannya ke kasur lalu ia akan mengobati sudut bibir Hazel.

Hazel menggeliat saat Alaric berhasil menempelkan cairan alkohol pada kapas ke sudut bibir Hazel.

"Ala..."

"Gue disini, tidur lagi." Alaric menepuk bokong Hazel berkali-kali agar kembali tidur.

Lelaki itu membuka ponselnya saat bunyi notifikasi pesan video dari anak buahnya, senyum seringai terukir dibibir Alaric.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALARIC Where stories live. Discover now