Dua

3.7K 288 15
                                    

Selesai memakaikan baju, celana berserta pakaian dalamnya pada tubuh Hazel, kini Alaric tengah menyuapi gadisnya makan sarapan oatmeal hingga habis satu mangkuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai memakaikan baju, celana berserta pakaian dalamnya pada tubuh Hazel, kini Alaric tengah menyuapi gadisnya makan sarapan oatmeal hingga habis satu mangkuk.

"Baby, gue mau jelasin kenapa kemarin gue, Bella sama Anna ke club."

Alaric mengangguk sambil membawa Hazel kepangkuannya. "Jadi semalam pas baby pergi ke markas, tiba-tiba Anna sama Bella udah ada dibasemant. Bella ngajak gue buat nemenin Anna yang lagi galau gara-gara Sagar, sahabat lo!" Jelas Hazel.

"Gue udah tolak tapi kasian liat Bella kalau kesana cuma sendirian nemenin Anna."

"Terus kenapa lo duduk disana sendiri, hm?" Tanya Alaric

Hazel menggeleng tidak tahu, "Gue kan terlanjur mabuk jadi nggak tau, tapi seinget gue kayaknya Gio jemput Bella deh, kayak samar-samar gitu loh gue liatnya."

Alaric menatap Hazel lekat sembari berusaha menahan senyumannya, ia selalu menyukai jika Hazel sedang bercerita, wajahnya begitu menggemaskan.

"Baby! Jangan liatin kayak gitu, gue malu ih!" ucap Hazel malu-malu, ia menatap wajah Alaric kemudian turun dari pangkuannya dan duduk disebelah Alaric dengan kaki yang ditaruh di paha Alaric.

Hazel mengerucutkan bibirnya, ia menyodorkan tangannya lalu dipegang oleh Alaric, lelaki itu menaikkan alisnya seolah bertanya "Cium, baby! hari ini belum dicium."

Alaric langsung mengecup lama punggung tangan Hazel membuat pipi gadis itu bersemu merah.

Sudah 2 tahun mereka menjalin asmara, hubungan yang tidak berjalan mulus tentunya. Mereka terkadang bertengkar seperti anjing dan kucing tetapi kemudian bermesraan kembali.

Hubungan yang tidak direstuin membuat Hazel terkadang bingung, ingin pergi tapi tidak bisa. Ia sangat begitu mencintai Alaric, mencoba untuk pergi tetapi tetap kembali lagi.

Berpisah lalu kembali sudah menjadi kebiasaan hubungan mereka.

Mereka sama-sama sakit, tapi bila berjauhan rasanya juga menyakitkan. Mereka sudah terikat dengan benang merah sejak kecil tapi mereka belum menyadari hingga detik ini.

"Arghhh, baper!" Pekik Hazel.

Alaric memajukan tubuhnya lalu mencium sudut bibir Hazel membuat gadis itu berdiri lalu melompat kegiarangan, berpacaran dengan seorang pria tampan sekaligus robot hidup membuat Hazel mau tidak mau bersyukur, ada enaknya ada pahitnya.

"Lebay." Sindir Alaric.

Hazel berhenti melompat, ia melirik sinis Alaric. Lelaki itu memang selalu mengeluarkan satu kata yang mampu membuat siapapun sakit hati tapi bagi Hazel itu sudah biasa.

ALARIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang