My ex's. 07

180 37 22
                                    


Gedung G (junior high school)

Class 3 ips²

Kelas itu kosong. Bukan kosong karna tidak ada siswanya melainkan kelas itu kosong karna sang guru ngajar tidak hadir dan sudah sejak dua jam yang lalu kelas itu begitu riuh tanpa ada yang menghentikan mereka. Tapi tak masalah jika pun kelas itu begitu riuh toh sekeras apapun kelas itu kacau mereka tidak akan membuat kelas-kelas lainnya terganggu, karna nyatanya kelas mereka terpasang sebuah kedap suara yang memang sengaja di pasang oleh siswa nakal kelas tersebut tanpa ada yang mengetahuinya dan hanya saat kelas itu memiliki jam kosong saja baru kedap suara itu dihidupkan.
(Guys ini w asal²an aja gausah dipikirin oke?! Namanya juga fantasi :D)

"Bentar bentar bentar.. aku ingin pip.. nia ayo temenin aku" ujar Rara tiba-tiba sambil turun dari meja

Sejak tadi mereka karokean dengan Jirayut yang memainkan gitarnya. Dan dibantu anak-anak lain bersenandung. Sungguh kelas itu begitu kacau tapi tak ada satupun yang tahu. Pintu di kunci dari dalam. Gorden jendela pun semua ditutup dan AC dinyalakan agar mereka tidak kepanasan.

"Biar aku yang temenin raa" ucap salah satu laki-laki kelas Rara.

Rara memutar bola matanya "ngapain kau nemenin aku? Mau ngintip kau? Dasar moron" ketus Rara yang hanya di balas tawa oleh laki-laki itu.

Rara pun segera beranjak dari tempatnya dan menuju pintu kelas mereka. Tidak hanya Nia yang akan ikut karna Caca dan juga Meli pun ikut menemani Rara.

.

.

Rara baru saja keluar dari salah satu toilet begitu ia keluar ia melihat teman-temannya tengah berdiri di depan wastafel toilet.

"Meli jangan tebal kali, ntar kalau miss weny lihat bisa-bisa kamu di jemur di lapangan" ucap Rara yang ikut berdiri di samping meli yang tengah memberikan sedikit polesan di wajahnya.

"Tahu tuh si meli. Lagian kita ini masih JHS!! Please deh, sewajarnya aja mel" sambung Nia sambil merolling matanya.

"Kalian ini kenapa berisik sii? Ini juga bukan pertama kan, kalian lihat aku seperti ini? Jadi yaudah jangan berisik, diem, oke sweetheart" balas Meli santai dan terus melanjutkan kegiatannya.

"Mau mulut kalian berbusa juga nih anak gak akan pernah mau dengar kalian. Miss weny aja dia gak takut, mau gimana pun hukumannya. Udah kebal sama hukuman dia. Jadi kalian tidak usah menasehati lagi, lebih baik sekarang pikirkan kemana kita sekarang? C'mon aku mulai bosan kalau kita di kelas aja cuma nyanyi-nyanyi gak jelas" keluh Caca lalu setelah itu dia mengambil ponsel untuk mengabari Jirayut jika mereka tidak akan kembali ke kelas.

"Nahhh kali ini aku jutuse sama caca" ujar Meli seraya memasukkan barang-barang yang ia pakai tadi ke dalam totebag nya.

"Jutuse? Apa itu" ucap Rara bingung.

"Setuju, maksud tu bocah raa, kau pun seperti tidak tahu saja dia. Kid satu ini kan rada-rada dia mah" jawab Nia dan langsung mendapat hadiah di kepalanya oleh Meli yang kini melotot ke arahnya.

"Dah dah dah.. stop kalian sebelum orang lain datang dan akhirnya kita semua kena hukuman karna jam segini berkeliaran di luar kelas" ucap Caca.

"Siapa yang berkeliaran? Kita masih di toilet jika kamu lupa caa" kata meli memutar bola matanya malas.

.

.

Gedung H (senior high school)

"Ada apa, kenapa kamu tidak mau satu kelompok dengan selfi?"

"Bukan begitu miss. Tapi.... Huhhh biarkan saya sendiri saja saya janji saya akan menyelesaikan tugas yang miss berikan. Bukankah sama saja miss? Jika saya bersama selfi berarti ada satu yang tidak memiliki teman? Dan ya, karna saya disini murid baru jadi lebih baik saya sendiri dan biarkan mereka mendapatkan teman seperti yang miss katakan" ucap Faul tenang tapi raut wajahnya tanpa ekspresi sama sekali, datar. Membuat teman-temannya yang lain termasuk guru yang mengajar bingung akan karakternya.

My Ex'sWhere stories live. Discover now