29

7.3K 565 15
                                    

Zee bilang tidak kalap, ia memang betul ia tidak kalap, tidak menyentuk alkohol atau rokok seperti mau Marsha, Zee betul- betul mengikuti omongan Marsha, hanya saja, Marsha perlu tahu, walau gadis tengil itu tidak kalap namun gadis itu sudah setengah gila.

Seperti saat ini. Bernyanyi sendiri di balkon sambil melihat bulan.

"Semua kata rindumu semakin buatku tak berdayaaaaaa aaaaaaaaaaa MARSHAAAA KANGENN"

Bernyanyi, lalu menangis. Azizi betulan sudah setengah gila menahan rindu. Sekarang sudah jalan 2 tahun dirinya dan Marsha tidak saling bertemu dan memberi kabar.

Jinan sialan, makian itu selalu Zee kemukakan kapan saja Zee merasa marah pada keadaannya saat ini. Jika bukan karena permintaan orang tua sinting itu maka Azizi tidak akan begitu sesak menahan rindu.

Kuliahnya lancar, seperti misinya, Azizi betulan mengejar pencapaiannya dalam hidup, dia harus lulus tepat waktu, bekerja, dan menyusul Marsha yang jauh disana.

Kehidupan Zee jauh berbeda dari saat SMA dulu, saat ini dia hanya belajar, belajar, belajar, lalu menangis, kemudian belajar lagi, dan pergi keluar rumah hanya untuk kuliah, ke kafe sambil belajar, dan ngegym, sisanya ia tidak tertarik.

Zee saat ini terkesan seperti Azizi yang tidak punya hati, bahagia pun tidak terlalu karena bahagianya ada di gadis yang jauh di luar negeri, sedih pun karena gadis itu, pun marah kecewa pun hanya karena tugas, sisanya kosong, Azizi hanya butuh Marsha.

"Kak, kata gua mah lo ikut gua" Christy dari luar pintu kamar Azizi menginterupsi sesi galau Azizi.

Azizi menatap malas pada adiknya itu.

"Males" jawab Zee sekenanya.

Christy berdecak.

"Hari ini ultahnya kak Adel tau ga si lo?" Kata Christy.

Zee terkejut.

"Hah?"

Dasar Azizi, hidupnya betulan seperti mumi, ulang tahun sahabat karibnya pun ia lupakan.

"Kan.. kak Adel udah maklum si kalo lu ga dateng, tapi apa iya lo tega??" Pancing Christy.

Zee menghela nafasnya kasar.

"Gua belum beli kado" kata Zee, namun langsung dijawab Christy oleh lemparan sekotak kado.

"Udah kan? Buru siap- siap, berangkat bareng gue" kata Christy, Zee mengangguk saja.


















Zee tidak tertarik sama sekali, pesta ulang tahun Adel kali ini terlihat boring, Zee bahkan tidak mengenal wajah- wajah tamu yang datang.

Sama seperti dulu, Adel selalu menjadi social butterfly.

Disana, Zee lihat Adel dan Ashel yang nampak mesra, hah, andai Marsha disini, pikiran Zee berlabuh pada perandaian lagi.

Zee tersentak saat merasakan ada tangan yang menepuk bahunya.

"Boleh gua duduk disini?" Tanya wanita itu.

Zee nampak acuh, bahkan tidak memberi respon apapun, kecuali duduk menjauh dari wanita itu.

Wanita itu nampak malu melihat respon Azizi. Ia pun pergi dari sana.














"Gua kira lo ga dateng" Adel menepuk bahu Zee yang memeluknya.

"Sorry ya sempet lupa, kepala gua mumet bangat soalnya" kata Zee meringis tidak enak.

Adel terkekeh.

"Santai aja si, kalo sama lo hari istimewa begini mah jadi biasa aja, gua sama lo kan best friend forever" kata Adel.

Azizi mengeryit aneh pada Adel.

"Apasi anjing, lo kok jadi cringe" keluh Azizi.

Adel terkekeh.

"Gua lagi seneng" kata Adel. Lalu ia berbisik.

"Ashel terima lamaran gua" bisik Adel, Azizi terbelalak.

"Lah kapan ngelamarnya lo???" Kaget Azizi.

"Ada deh, lulus kuliah mau gua nikahin" kata Adel.

Azizi terkekeh.

"Iya iya, congrats ya" kata Azizi.














"Aku juga pengen ngelamar kamu Sha.." mellow Zee sambil berjalan kembali ke tempat ia duduk tadi.






















____

"Tuh udah gua kirimin" kata Ashel pada orang di seberang.

"..."

"Lagian aneh bangat anjir, ada ada aja deh nyokap lo!" Keluh Ashel, orang di seberang sana terkekeh.

"..."

"Duh asal lo tau ya, dia bahkan kalo ga dipaksa Christy ga bakal mau kesini"

"..."

"Ya buruan balik deh lo! Jujur kasian liat Zee begini.. dan lagi lo tuh masih enak bisa tau kabar dia dari gue, lah dia??"

"..."

"Iya iya, buruan pulang"

Panggilan pun di matikan, lalu Ashel menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir pada cerita cinta kedua karibnya itu, terlalu banyak drama.














Marsha menghela nafasnya setelah panggilan teleponnya dengan Ashel, ia juga sama gilanya seperti Azizi, Marsha tidak pernah menyangka rindu bisa sebrutal ini.

Namun jika dibanding Azizi, kehidupan Marsha disini tidak seflat kehidupan Zee, Marsha menikmati waktunya disini, belajar, berteman dengan orang baru, mengenal banyak hal baru, jalan- jalan ke tempat yang belum ia kunjungi.

Sisa 1 tahun setengah lagi, Marsha akan pulang.





















______

Azizi menatap tidak percaya. Hari ini adalah hari dimana Jinan mengijinkannya untuk bertemu Marsha, sebentar lagi hari kelulusan Marsha, oh iya, Zee sudah lulus lebih dulu dari Marsha, ia juga sudah bekerja beberapa bulan ini.

Kembali pada Zee, Zee menegup ludahnya kasar, rahangnya mengeras melihat apa yang ia lihat itu.

Azizi berjalan mendekat pada dua figur yang saling memeluk itu.

"Sha.." panggil Zee.

Marsha nampak terkejut.

"Kamu ngapain disini?"

Zee meringis, bukan ini yang ia mau dengar dari Marsha.

Azizi terkekeh.

"Sha.. i said jangan nakal.." ujar Zee, Marsha kelabakan, ia dengan cepat menghampiri Zee, mengabaikan figur tinggi yang menatap tidak mengerti.

"Aku bisa jelasin" kata Marsha.

Azizi menggeleng.

"Jelasin apa? Jelasin kalo kamu ga tahan? Jelasin kalo kamu khilap? Jelasin apa Shaaa????" Azizi marah sekali, sampai kedua matanya memerah menahan air mata.

Marsha menggeleng takut.

"3 tahun lebih Sha.. aku nunggu, nunggu kamu, kangen kamu sampai gila, dan kamu lakuin ini? 3 tahun nunggu kamu aku cuman dapet fakta kalo kamu selingkuhin aku???" Azizi mengusap wajahnya gusar.

"Kamu bohong, kamu bilang kita bakal baik baik aja?? Sia- sia Sha.. semuanya sia- sia!" Ujar Azizi.

Azizi tidak langsung pergi, ia lebih dulu menghampiri figur tampan itu dan memukulnya keras, tiga kali pukulan.

"WHAT THE FUCK ARE U DOING?!" teriak lelaki itu.

"FUCK U!" balas Azizi sambil mengangkat jari tengahnya dan meninggalkan Marsha dan lelaki itu.

Azizi enggan melihat Marsha yang nampak khawatir pada sosok baru itu.

Azizi kalah, pada akhirnya Azizi kalah oleh orang baru.

Azizi meremat bajunya keras, menyesakan sekali rasanya, sampai air matanya pun enggan keluar.

Enemies to Lovers [zeesha ff]Where stories live. Discover now