17

8.9K 686 47
                                    

Gracia menjatuhkan tatapannya jauh keluar ke arah jendela, ada resah yang dirasanya, sedangkan Shani di sofa kamar hanya bisa menatap sedih.

"Ge.." panggil Shani lirih, tapi Gracia tidak membalikan tubuhnya sama sekali.

"U know what?? I feel bad to Zee.. dia yang ga ada hubungannya sama masa lalu kita malah kena dampaknya" Gracia membuka suaranya.

Shani menghela nafasnya.

"Gee please.. jangan kaya gini.. aku juga ga tau harus gimana kalo kamu juga mojokin aku ginih" Shani bangun dari duduknya, menatap punggung Gracia marah.

Gracia balik tubuhnya, ia tatap tepat ke mata Shani yang menajam itu.

"Aku ga mojokin kamu! Aku cuman bilang kalo aku ngerasa semua ini ga adil buat Zee, aku merasa Zee ga pantes buat dapetin karma dari dosa kita berdua Shan!"

Shani menggertakan rahangnya, emosinya meluap, Shani saat ini kebingungan, satu sisi ia juga merasa kasihan pada Zee, ia juga menyalahkan dirinya sendiri, ia juga menyesali kejadian masa lalu yang membuat anak sulungnya harus menderita.

"And what should i do Gee?? Aku gatau.. satu sisi aku juga ga berdaya.." lirih suara Shani itu menggores hati Gracia, isak itu terdengar menyedihkan bagi Gracia.

Gracia mendekat pada Shani, memeluk tubuh yang terisak itu.

"I know its my fault Ge.. i know" ujar Shani menyalahkan dirinya sendiri, Gracia menggeleng.

"Engga sayang.. engga... ini bukan cuman salah kamu.. ini salah kita berdua.."

Gracia mengusap surai Shani.

"Karena itu, kita yang harus memperbaiki, bukan Zee."


































____

Christy buang nafasnya kasar begitu melihat figur kakaknya yang tergeletak tak sadarkan diri di apartemen Adel.

Adel melirik kecil pada Christy.

"Mau di bawa pulang sekarang?" Tanya Adel. Christy menggeleng.

"Cuman mastiin keadaannya, she's so messy.. bau alkohol juga ew" ujar Christy dengan wajah jijiknya, Adel di sampingnya terkekeh.

"Ya jelas bau alkohol, orang abis dari bar, kalo bau menyan baru dari dukun" celetuk Adel.

"Yaudah kak gua titip dia ya? Besok kan minggu, paling siangan gua jemput" kata Christy sambil berjalan keluar ke arah pintu.

Adel mengangguk- angguk.

"Hati- hati pulangnya" pesan Adel, Christy mengiyakan.

Merasa lapar, Adel pun berniat untuk masak, ia dengan cepat menuju pantry.

"Masak apa ya?" Monolog nya, sambil mengedarkan tatapannya ke isi kulkas.

Setelah cukup lama melihat bahan yang ada, Adel pun memilih memasak spaghetti carbonara.

Adel yang sedang asyik mengolah bahan itu pun terinterupsi begitu dering ponselnya terdengar. Adel pun mengambil ponselnya yang ada di meja dekat sofa Zee tergeletak.

Nama Ashel lah yang terlihat di layar, Adel tersenyum, dan mengangkat panggilan dari pacarnya itu.

"Halo sayang" ujar Adel yang pertama menyapa, membuat Ashel diseberang telepon tersenyum malu- malu.

"Hai, kamu udah pulang??"

Adel masih dengan teleponnya namun kembali berkutik dengan masakannya.

Enemies to Lovers [zeesha ff]Место, где живут истории. Откройте их для себя