Di atas sebuah meja batu datar, Aleana terbaring sambil memejamkan matanya. Gadis itu masih berpura-pura tak sadarkan diri setelah sebelumnya tertidur sebentar untuk istirahat. Di luar, beberapa siren sedang berjaga dan beberapa kali menoleh pada pintu berjeruji untuk melihat perkembangan sang tahanan.
Alvandor berdiam diri tak jauh dari tempat Aleana berada. Sesekali, lelaki itu juga melirik pada Aleana mengikuti perintah hatinya. Sebelum ini, mereka sudah membuat rencana untuk membebaskan diri. Aleana juga sudah mendapatkan energinya kembali, kini mereka tinggal menunggu waktu yang pas sebelum melancarkan aksi.
Suara dentingan kuku yang bersentuhan dengan jeruji besi terdengar begitu nyaring hingga membuat Alvandor sontak menoleh. Dia terkejut melihat kedatangan pertama Tahula ke sini. Siren itu menyeringai disertai dengan tatapan penuh kebencian terhadapnya. Lalu kemudian tatapannya beralih pada Aleana dan dia menggeram kesal.
"Dia sudah sadar, 'kan?" Alvandor berusaha mengendalikan ekspresinya saat mendengar pertanyaan pertama yang terlontar dari Tahula.
"Kalian tidak bisa menipuku. Ramuan penawar yang aku buat sendiri tidak pernah gagal. Jadi, sudahi kepura-puraan itu. Ini sudah waktunya untuk gadis itu dibawa ke hadapan Killiath sebelum dia akan diberikan pada klan kegelapan sebagai persembahan."
Emosi yang berhasil terpancing menggerakkan tangan Alvandor untuk mencekik leher Tahula dengan kencang. Aleana juga bersusah payah untuk tetap terlihat tenang dan terus memejamkan matanya walau sebenarnya dadanya bergemuruh. Tentu saja amarahnya langsung bergejolak mendengar penuturan siren itu.
Aleana tidak sudi, dirinya tidak rela dijadikan persembahan apalagi untuk klan kegelapan. Lagi pula apa yang akan mereka lakukan padanya? Kenapa harus dirinya? Apa para siren itu yang merencanakan semua ini? Ataukah klan kegelapan yang menginginkannya?
Aleana hanya rela menanggung rasa sakit atau bahkan menghadapi kematiannya demi bisa menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang seluruh siren di lautan ini. Dia sungguh membenci makhluk itu.
Tawa kepuasan Tahula terdengar sangat melengking. Dia terlihat tak kesulitan sama sekali padahal cekikan tangan Alvandor semakin kuat. "Berani-beraninya kau! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kau bahkan tidak akan kubiarkan menyentuhnya walau sedikit pun." Algaren mengeluarkan sentakannya melalui celah-celah jeruji dan tak kalah memberikan tatapan yang begitu sengit.
"Lihat saja apa kau bisa melakukan itu atau tidak. Lagi pula kau juga akan segera berakhir di tanganku. Lalu aku akan mengembalikan kepalamu ke istana itu sebagai peringatan bahwa kehancuran ras duyung akan segera tiba."
Leher Tahula yang masih dicekik kini dihempaskan penuh tenaga dan Alvandor menggeram marah. "Kau yang akan berakhir di tanganku!"
Seorang siren datang menghampiri Tahula dan memberitahu bahwa Killiath memanggilnya. Siren itu menyempatkan diri untuk melirik Alvandor sekilas sebelum pergi dari sana. Kini suasana sudah sepi, tak ada satu siren pun yang berlalu-lalang. Sepertinya Killiath bukan hanya memanggil Tahula tetapi seluruh siren.
Ini adalah waktu yang pas, waktu yang tepat untuk melancarkan rencana mereka dan melarikan diri. Mereka tidak mau hal-hal yang telah diucapkan Tahula menjadi kenyataan. Walau cara yang akan mereka gunakan memang pasti akan mengundang para siren datang, setidaknya itu bisa mereka pikirkan nanti.
Alvandor berbalik dan menghampiri Aleana. "Sekarang waktunya, tak ada satu pun dari mereka yang berjaga."
Mata Aleana terbuka dan gadis itu segera bangkit. "Mundurlah," ucapnya sebelum mulai bersiap. Gadis itu mengumpulkan seluruh kekuatannya dan menghasilkan sebuah sinar yang cukup terang. Tidak peduli dengan rasa sakit yang akan dia rasakan, yang terpenting dia bisa melarikan diri dari tempat ini sekarang.
YOU ARE READING
ETERNUS
FantasyEternus, tanah para makhluk immortal, kini berada di ambang kehancuran. Valey, penguasa Dark Elves, kembali dengan dendam lama dan ambisi besar-menguasai Permata Kehidupan dan mengembalikan kejayaannya yang pernah direnggut. Dua keturunan half-blood...
