7

24 5 19
                                    

Pernahkan kalian mendengar kisah yang ditulis oleh Odysseus?

Dalam mitologi Yunani kuno. Siren pada awalnya merupakan pelayan dari Persefone yang merupakan putri Zeus dan Demeter. Ketika Persefone diculik oleh Hades, Demeter memberikan sayap kepada Siren untuk mencari Persefone. Namun, pencarian itu tak membuahkan hasil dan membuat Siren menyerah dan tinggal di Pulau Anthemoissa.

Di sekitar pulau itulah Siren selalu mengganggu para pelaut yang lewat. Ketika Odysseus melewati daerah tersebut, pahlawan dalam Perang Troya itu menyuruh para krunya untuk menyumbat telinga agar tak mendengar nyanyian Siren. Suara nyanyian dari Siren memang bisa membunuh dan menjerumuskan para awak kapal.

Anak buah Odysseus semuanya menutup telinga dengan lilin lebah yang dilunakkan, karena nyanyian Siren sungguh mematikan dan memancing laki-laki ke kematian mereka. Odysseus sendiri begitu berupaya untuk tidak melewatkan bagian apa pun dari petualangannya. Ia menyuruh anak buahnya mengikatnya ke tiang kapal sehingga ia dapat mendengar tanpa bergerak..

Sebelum berpisah dengan Filix sore itu, ia berjanji akan mengajarkannya lagu A Little Braver, untuk mereka nyanyikan bersama

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sebelum berpisah dengan Filix sore itu, ia berjanji akan mengajarkannya lagu A Little Braver, untuk mereka nyanyikan bersama. Akan tetapi sejak pagi ia merasa begitu bimbang. Apa tak akan menjadi masalah kalau ia mengajarkannya lagu dunia ini?

".. Felix ya.. kalau dilihat-lihat kita mirip ya.. mata, hidung dan bibir kita.. hanya saja kulitku cerah tanpa bintik matahari juga mata dan rambutku yang berwarna mencolok ini.."

"iyakah... sejujurnya aku agak minder dengan bintik matahari ku ini.. mereka tampak mengganggu tapi aku tak tau bagaimana menghilangkannya.."

"lho kenapa minder.. kau nampak manis lho.. itu menjadi poin yang menambah karisma di wajahmu.." Filix menyentuh lembut wajah bocah di sampingnya. Nampak sisa basah air dari jemarinya yang berpindah ke wajah Felix.

Pikirannya memanggil kembali kenangan ketika pertama kali berkenalan dengan sang Siren. Tatap matanya, senyumnya, gaya bicaranya yang sangat bukan Aussie..

"apa kau keberatan kalau aku tinggal sekarang? Hari sudah semakin sore.. kalau tidak segera pulang ibuku pasti akan khawatir.."

"benar juga.. aku baru sadar kau bahkan masih memakai seragam sekolah.. maaf ya, membuatmu terlambat pulang.."

"tidak kok.. aku justru senang karena kau membuat hari ini menarik.. kalau besok di jam yang sama aku menemuimu lagi disini, boleh?"

"tentu saja boleh, tapi.. bagaimana kalau misalnya aku sudah tidak ada karena sudah menemukan cara pulang ke Enn Vassili?"

"... akan ku tunggu setiap hari hingga kita bisa bertemu lagi..."

".. baiklah.. kalau begitu aku tidak akan pulang dulu meski sudah tau caranya.. akan kutunggu kau disini.."

Bukankah ia sendiri yang membuat Filix berjanji untuk tidak cepat-cepat pulang ke Enn Vassili?

"hhh... aku ini kenapa sih.."

Untuk alasan apa Filix mencelakainya? Kalau memang ia jahat bukankah bisa saja ia gunakan lagu yang ia sendiri sudah tau? Kenapa harus menunggu lagu lain?

Filix hanya ingin membuat kenangan bersamanya. Ingin membawa sesuatu yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya bahkan jika ia sudah pulang ke Enn Vassili nanti.

".. harusnya selama ia disini, aku perlakukan dia dengan sebaik-baiknya ya.. mungkin saja ini permintaan terakhirnya sebelum kami benar-benar berpisah.."

"hhhh... kenyataan memang pahit ya.."

Selagi berjalan di lorong sekolah menuju ke kelasnya, Felix melalui hamparan majalah dinding. Seperti sekolah pada umumnya, majalah dinding adalah sudut dimana pengumuman penting seputar kegiatan mengajar atau karya dan promosi dari para siswa terpampang dan bisa dilihat siapa saja yang melintas.

"?!" ada satu poster yang menarik perhatiannya. Poster dari perusahaan hiburan favoritnya.

".. audisi JYPe di Sydney.."

Diambilnya ponsel dan dipotretnya poster itu. Setelah menyimak informasi yang tertera ia pun berjalan kembali ke kelas.

Kini isi kepalanya penuh dengan keraguan akan satu keputusan. Keputusan yang harus di dasari oleh niat yang kuat. Keputusan yang pastinya juga butuh dukungan keluarganya karena sekali diambil, hidupnya akan berubah selamanya..

 Keputusan yang pastinya juga butuh dukungan keluarganya karena sekali diambil, hidupnya akan berubah selamanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

SKZtale : Tada tada Kireina Moon


SKZtale : Tada tada Kireina MoonDonde viven las historias. Descúbrelo ahora