7. Ditembak dan Jadian

0 1 0
                                    

Sekolah berjalan seperti biasa, semua kegiatan terlalui, tiada hal yang menarik ataupun istimewa. Demikian dengan Ralisha dan hatinya yang sudah mulai move on, mungkin sudah tiga bulan lebih sangat mudah melupakan seseorang yang dinilai berengsek.

Saat ini Ralisha sedang sibuk-sibuknya latihan menari untuk mata pelajaran Seni Budaya, sebenarnya bukan hanya dia tetapi semua teman seangkatan juga sedang melatih diri mereka ada yang menampilkan karbaret, menyanyi, drama musical dan tentu menari.

Tepat ditiga bulan tersebut sebenarnya Ralisha tengah dekat dengan salah satu kakak kelasnya. Kedekatan mereka tidak terlalu spesifik ataupun kentara, bahkan keduanya terlihat cuek. Tidak seperti remaja kebanyakan, padahal di zaman ini teknologi sudahlah canggih.

Semenjak dare yang dilakukan Ralisha, mereka hanya saling menatap dan diam. Tidak ada sapaan ataupun sebagainya.

Tetapi entah mengapa setiap Ralisha berpapasan dengan sang doi- jantungnya berdebar heboh. Lebay kah dirinya seperti itu jelas tidak, hal yang jadi penyebab itu semua karena satu pesan masuk pagi tadi.

Ting...

628*****
Nanti jangan langsung pulang,
ada yang mau dibicarakan.

Siapa yang mengirimkan pesan kepadanya, apa lagi pesan tersebut bernada perintah. Tak kunjung lama Ralisha berpikir, bunyi pesan masuk terdengar lagi dari gadget- nya. Ralisha bergegas memeriksa dengan hati berdebar dan rasa penasaran yang menggunung. Setelah di cek hanya pesan masuk dari Gena, sahabatnya. Tapi tunggu Ralisha membaca pesan dari Gena sekali lagi dan..

Gena bestieku
Rara
Gimana udah ada yang kirim
pesankan ke kamu? 

Ada, tapi gak kenal Na.

Hehe, itu pasti dari
Kak Arselio Ra, cepetan bales.
Oh iya satu lagi sorry aku kasih no kamu ke dia. Katanya ada perlu

Iya gak papa kok Na.

Semangat, Good luck pokoknya.

Balasan terakhir dari Gena membuat Ralisha tersenyum sendiri memang  kenapa kalo sang doi mengirimkan pesan padanya. Ralisha tak berharap banyak, apalagi mengingat mereka berdua tidak melakukan PDKT seperti pasangan pada umumnya.

Ralisha sedikit geli mengingat kembali dare konyol dari para temannya, tak menyangka akan jadi begini. Bisa dibilang momen ini adalah momen terkonyol percintaan Ralisha.

•••

Sore yang seharusnya cerah kini berganti menjadi mendung, padahal waktu menunjukkan jam pulang. Ralisha dan para temannya bergegas menunaikan ibadah terlebih dahulu,

"Oh iya gimana jadi gak?" Tanya Gena  tiba-tiba.

"Apanya Na?" Ralisha berbalik tanya.

"Bukannya Kak Arsel mau ngomong sepulang sekolah ya! Dia kasih tahu aku kalo mau ngomong sama kamu Ra gimana sih!"

"Gimana ya, aku sendiri bingung."

"Eh itu mereka pada nunggu deh!" Tunjuk Gena pada sekumpulan kakak kelas.

"Gena, ya kali banyakan gitu kek mau demo aja." Ralisha mendengus.

Saat mereka sedang membicarakan para kakak kelas, salah satu dari kakak kelas tersebut menghampiri mereka.

"Gena, gimana jadi gak?" Tanya Kak Aga yang merupakan tetangga Gena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang