6. The Rumor is True

165 11 0
                                    

*ting nong* suara bel yang terus berbunyi.

Baru saja Renjun ingin membukakan pintu, Winwin melarangnya. "Kau duduk saja. Biar Eomma yang membuka-nya. Kali saja itu paket pesanan Eomma." Ujar Winwin.

Renjun langsung menuruti perkataan sang Eomma, dan langsung duduk di samping Yuta.

"Gimana Appa, apakah di sana enak?" Tanya Renjun, menatap Yuta yang saat ini tengah meminum kopi, yang telah di sediakan Winwin.

"Enak apanya! Di sana Appa sangat sibuk tau!" Ujar Yuta, di iringi dengusan kasar.

"Benarkah?" Selidik Renjun, menatap curiga Yuta.

"Tentu saja! Eomma tuh yang enak! Dia sering belanja sewaktu Appa bekerja." Seru Yuta, mengingat Winwin yang pergi belanja dengan sangat tenang dan hikmat, sementara dirinya harus berkutat dengan pekerjaannya.

Renjun terkekeh mendengarnya. Eomma-nya memang benar-benar maniak belanja. Terbukti ketika Renjun yang sering melihat insta story Winwin, yang sedang berada di berbagai pusat perbelanjaan di sana.

Baru saja Renjun ingin membalas perkataan Yuta, Eomma-nya masuk ke dalam ruang makan. Membuat dirinya urung untuk membalas ucapan Yuta. Terlebih ketika dia melihat Haechan yang datang bersama Winwin.

"Nah Chan, kau duduk dulu ya. Kita makan malam bersama dulu." Ujar Winwin, yang langsung menduduk-kan Haechan di samping Renjun, sukses membuat Renjun kikuk. Ia merasa canggung berada di dekat Haechan saat ini.

Memang kedua orang tuanya belum tau mengenai kabar putusnya hubungan antara dirinya, dan Haechan. Renjun pun bingung harus memberi tahu-nya kayak gimana.

Dan Haechan pun sama seperti Renjun. Ia belum memberitahu orang tua-nya kalau dirinya sudah memutuskan hubungan dengan Renjun.

Haechan bingung harus memberitahu kayak gimana. Renjun sudah sangat dekat dengan orang tua-nya. Bukan hanya dekat dengan Renjun saja. Bahkan kedua orang tua mereka dekat satu sama lain.

Kayak tadi, dirinya bingung mau menolak kayak gimana, ketika Eomma-nya menyuruh dirinya untuk mengantarkan makanan, untuk Renjun dan keluarganya. Sebagai penyambutan kedua orang tua Renjun, yang baru saja kembali dari Jepang. Kalau Haechan menolak, Eomma-nya akan memberikan berbagai macam pertanyaan kepada Haechan.

Mereka pun akhirnya makan dengan hikmat tanpa adanya yang membuka suara. Memang sudah menjadi kebiasaan dan peraturan yang di buat oleh Yuta, kalau makan itu harus hening dan tidak boleh mengeluarkan suara, sampai makanan-nya habis.

Setelah selesai, Haechan berniat untuk pamit pulang, tapi Renjun menahan-nya.

"Ada oleh-oleh dari Appa di kamar-ku. Jadi, ambil dulu barangnya." Seru Renjun.

"Ah ne." Jawab Haechan yang langsung mengikuti Renjun dari belakang, menuju kamar Renjun.

"Masuk-lah." Perintah Renjun.

"Nanti Eomma sama Appa melihat. Aku belum memberi tahu mereka kalau hubungan kita telah usai." Sambung Renjun, sebelum Haechan memprrotes atau menolak tawaran Renjun.

Haechan akhirnya mengikuti perintah Renjun. Haechan juga sedikit tidak menyangka, bahwa Renjun belum memberi tahu kedua orang tuanya, kalau hubungan mereka telah usai, sama seperti Haechan.

Renjun terus melangkahkan kakinya, mengambil barang titipan Yuta untuk Haechan, dan langsung memberikan-nya ke Haechan.

"Itu ada untuk kau 2 buah, satu untuk Eomma, Appa, Ryunjin Noona yang hanya berbeda beberapa menit dari-mu, sama Hendery Oppa." Seru Renjun, memberi tahu Haechan.

"Ah ne. Terima kasih." Ucap Haechan.

"Jangan kepadaku. Appa yang memberikan-mu itu." Sahut Renjun.

"Ah oke. Aku akan berbicara kepada Appa-mu untuk berterima kasih." Seru Haechan.

"Kalau begitu aku pamit." Sambung Haechan yang ingin pergi, namun di tahan oleh Renjun.

"Chan, apakah aku boleh bertanya satu pertanyaan untuk-mu?" Tanya Renjun, menatap punggung Haechan yang saat ini sedang membelakangi dirinya.

Haechan menghela nafasnya, sebelum akhirnya memutar balikkan tubuhnya menghadap Renjun. "Apa?" Tanya Haechan, memandang manik mata Renjun.

Mulut Renjun terasa sangat kelu untuk bertanya kepada Haechan. 'Kau pasti bisa Njun!' Batin Renjun menyemangati dirinya, sebelum akhirnya bertanya kepada Haechan.

"Apa rumor itu benar?" Tanya Renjun, menatap Haechan penuh harap.

Renjun berharap kalau Haechan berkata tidak, dan menyangkal rumor itu. Ia akan sangat sakit ketika Haechan membenarkan rumor itu. Rumor mengenai selingkuhnya Haechan di belakang Renjun, bersama dengan Garam.

Haechan tau apa yang di tanyakan Renjun. Haecnan juga tau tentang rumor yang menyebar luas itu. "Rumor itu benar." Seru Haechan, yang sukses membuat hati Renjun mencelos.

"Kenapa?" Tanya Renjun, berusaha menahan tangisnya.

"Kau hanya mempunyai satu pertanyaan Renjun, dan aku sudah menjawabnya. Jadi, aku permisi." Seru Haechan yang langsung pergi, tanpa menjawab pertanyaan Renjun yang kedua.

Renjun langsung ambruk. Dirinya langsung jatuh ketika Haechan membenarkan rumor itu.

Jadi, selama ini Haechan berselingkuh di belakang-nya? Padahal Renjun selalu percaya kepada Haechan, dan tidak pernah menaruh curiga kepada-nya.

Ia selalu menyangkal semua komentar buruk mengenai Haechan. Entah itu tentang Haechan yang memacari dirinya, hanya karena Renjun yang di jadikan bahan taruhan oleh Haechan. Haechan yang berpura-pura baik dengan-nya, dan bahkan Haechan yang berselingkuh di belakang-nya. Renjun selalu menyangkal semua rumor itu. Ia tidak pernah memikirkan komentar jahat mengenai Haechan.

Tapi kenapa saat ini Renjun merasa sangat sakit, ketika mendengarnya langsung dari Haechan. Daripada mendengarnya dari orang lain.

Atau jangan-jangan semua rumor yang menyebar itu benar semua? Renjun menggelengkan kepalanya, menghapus air mata yang mengalir di kedua matanya melewatu pipinya dan tersenyum.

"Haechan berkata seperti itu hanya karena dia ingin kamu menjauh darinya! Dia ingin kau membenci dirinya! Maka dari itu dia membenarkan semua rumor itu." Ujar Renjun, meyakinkan dirinya sendiri.

***

*drt drt* ponsel Renjun bergetar, sukses membuat Renjun membuka matanya.

Dia memilih untuk tidur, setelah acara menangisi Haechan. Dan sekarang dia terbangun karena ponselnya yang sedari tadi bergetar.

Renjun langsung mengambil ponsel-nya, dan langsung membuka pesan dari nomor yang tidak di kenal.

From : xxx

Hallo Renjun! Ini aku Jaemim! Aku sudah ada di depan gerbang rumah-mu. Aku ingin masuk, tapi tidak enak. Jadi, cepat ke bawah ya! Aku membawakan sesuatu untuk-mu.

Renjun membelalakan matanya ketika mendapat pesan dari Jaemin. Ia segera bangun dari tidurnya, dan langsung bergegas ke kamar mandi. Mencuci wajahnya dan langsung pergi menemui Jaemin, yang sudah ada di depan gerbang rumahnya.

"Jaemin, maafkan aku ya. Tadi aku ketiduran, jadi aku tidak mengangkat telepon-mu." Ujar Renjun, ketika sampai di hadapan Jaemin, yang sedang duduk di motornya.

"Ayok masuk dulu yuk!" Ucap Renjun, yang langsung menarik Jaemin ke dalam rumahnya.

Renjun tidak enak kalau tidak membawa masuk Jaemin. Pasalnya Jaemin sudah menunggu-nya dari tadi. Masa iya langsung di suruh pulang.

Tanpa Renjun sadari, kalau dari jarak yang tidak jauh, ada seseorang yang tengah melihatnya.

AFTER BREAK UP - HYUCKRENWhere stories live. Discover now