2. Why Do You Ask Me?

225 12 0
                                    

Pagi harinya, berita mengenai putusnya hubungan antara Haechan dan Renjun pun menyebar luas ke seluruh antero sekolah. Banyak yang menyayangkan dua sejoli itu putus.

Bagaimana tidak sayang kalau hubungan mereka tuh benar-benar seperti couple goals. Haechan yang tampan nan manis, serta Renjun yang cantik.

Dua-duanya juga sama-sama pintar dan multi talenta di bidang mereka masing-masing. Haechan si ketua basket, sedangkan Renjun si ketua modern dance. Haechan yang merupakan ketua osis, dan Renjun sang sekertaris dan masih banyak lagi.

Tapi tak halnya ada yang senang mendengar kabar putus dari kedua pasangan sejoli ini. Entah itu dari kalangan fans Haechan, maupun Renjun.

Iya! Mereka berdua mempunyai banyak fans walaupun mereka berdua bukan seorang artis, idol kpop, model ataupun traine.

Bagaimana tidak memiliki fans kalau kecantikan Huang Renjun itu layaknya boneka menggemaskan yang hidup di dunia nyata. Sedangkan ketampanan Lee Haechan layaknya pangeran tampan yang gagah.

"Renjun! Renjun! Apakah benar kalau kau dan Haechan itu putus?" Tanya Karina, sahabat Renjun paling up to date mengenai gosip yang ada disekolahnya.

Renjun yang tengah menggambar di buku tulisnya pun hanya bisa mengangguk, mendengar pertanyaan Karina.

"Berati gosip itu benar!" Pekik Karina menggebu.

"Gosip mengenai aku putus? Itu memang benar." Ujar Renjun seraya tersenyum miris.

"Ah bukan! Gosip kalau Haechan itu berselingkuh dibelakang-mu!" Seru Karina, yang membuat Renjun menatap Karina penuh selidik.

Berbeda dengan Giselle yang sedari tadi duduk disamping Renjun. Ia langsung meringis melihat kelakuan serta mulut Karina yang kelewat bocor dan tidak melihat situasi.

"Selingkuh?" Tanya Renjun sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Iya! Kau memangnya tidak tau?" Selidik Karina.

"Yoo Jimin!" Peringat Giselle. Ia tidak mau sahabatnya tambah bersedih mengenai berita ini. Walaupun Renjun dan Giselle sering bertengkar, tetap saja ia tidak mau melihat Renjun sedih.

"Ck! Memangnya kenapa sih Sel?! Renjun berhak tau!" Sarkas Karina, yang sudah menatap Giselle dengan tatapan tidak suka.

"Iya Njun! Kau memangnya tidak melihat kalau tadi pagi, Haechan dan Garam berangkat bersama pakai mobil Haechan? Banyak yang melihat mereka di parkiran sekolah tadi." Seru Karina.

Ah, mengenai berangkat bersama? Renjun lihat itu semua. Ada Renjun kok disitu. Ya walaupun Renjun di antar oleh supir, Renjun tetap mengikuti mobil Haechan ke parkiran, ketika mobil Haechan melewati dirinya.

"Ah, mengenai berangkat bersama? Aku lihat kok. Tapi emangnya itu termasuk selingkuh ya? Bisa saja Garam cuma numpang doang karena sesuatu hal terjadi di pagi hari ini." Jelas Renjun, yang masih berusaha berfikir positif.

Berbeda dengan Karina yang sudah mendecih tidak suka, mengenai pemikiran tidak logis Renjun. "Tch menumpang?! Kau tau tidak setiap kau tidak bersama Haechan, Haechan selalu bersama Garam!" Ujar Karina menggebu-gebu.

Bukan tanpa alasan Karina berbicara seperti ini. Dirinya sudah sering kali melihat Haechan dan Garam bersama. Dirinya ingin sekali memberi tau Renjun.

Namun, Giselle selalu menahan Karina untuk memberi tahu Renjun, dengan alasan tidak mau Renjun terluka. Giselle selalu bilang jangan memberi tahu Renjun. Biarlah Renjun tau sendiri.

Sungguh, Giselle tidak ingin membuat Renjun terluka hanya karena mendengar kabar bahwa kekasihnya tengah berjalan dengan wanita lain.

Ya Giselle tau bahwa tindakannya salah. Tapi dia bener-bener gak tega kalau harus ngeliat Renjun sedih.

"Rim, kamu tau bukan kalo aku gak suka, kalau kamu membicarakan hal buruk mengenai Haechan?" Peringat Renjun, yang masih menangkal rumor perselingkuhan.

Karina mendecak. Ia mulai mengeluarkan ponselnya, mencari sesuatu yang ada didalam ponselnya lalu memberikannya kepada Renjun, untuk Renjun lihat.

"Aku tau kalau kau orang yang paling tidak suka berbicara tanpa bukti. Itu aku kasih buktinya." Ujar Karina.

Karina juga sebenarnya gak tega ngeliat Renjun kayak gini. Tapi ia juga gak bisa ngeliat Renjun yang terus-terusan di bodohi oleh pria bernama Lee Haechan itu!

Renjun tersenyum lalu memberikan ponsel Karina kembali. "Kamu tau, aku akan tetap percaya pada Haechan. Aku akan percaya kalau Haechan sendiri yang berbicara kepadaku." Jelas Renjun, yang masih mengusir pikiran negative mengenai Haechan.

Karina mendengus kasar. Susah sekali memberi tahu Renjun, yang notabennya budak cinta kepada Haechan.

Ah tidak! Dulu Haechan itu sangat budak cinta kepada Renjun. Renjun itu dulunya susah didapat. Bukan hanya susah didapat, Renjun juga banyak yang deketinnya. Namun hanya Haechan yang berhasil meluluhkan hati Renjun, dan membuat Renjun menjadi budak cinta.

Iya! Dulu Haechan mengejar-ngejar Renjun, yang memang susah untuk didapatkan. Renjun yang ramah, namun menolak semua pria untuk didekati. Renjun juga gak begitu percaya kepada cinta. Tapi Haechab berhasil menyingkirkan semua itu dari Renjun.

"Aku ingin ke toilet dahulu." Pamit Renjun. Mulai beranjak dari kursinya.

"Perlu aku temani?" Tawar Giselle.

Renjun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Aku sendiri saja." Tolak Renjun, lalu berjalan keluar kelas.

Renjun terus berjalan menuju toilet. Sampai ditoilet, Renjun bertemu dengan Kim Garam. Perempuan yang saat ini menjadi bahan gosipan di seluruh antero sekolah, mengenai dirinya yang dekat dengan Haechan.

"Hai! Kim Garam ya?" Tegur Renjun.

Garam yang mendengar itu langsung mendecih. Menatap Renjun penuh seringai. "Apa? Kau mau mengataiku merebut kekasihmu?!" Sentak Garam.

Renjun yang mendapatkan ultinatum seperti itu, hanya bisa menautkan kedua alisnya bingung. "Ah aniya. Aku hanya ingin bertanya--"

"Mengenai Haechan? Bukankah kau kekasihnya? Untuk apa kau bertanya kepadaku?" Sarkas Garam.

"Ah iya. Kau sudah putus dengan Haechan ya?" Tanya Garam dengan nada mengejek.

Renjun tersenyum. "Iya, aku sudah putus dengannya. Maka dari itu aku ingin bertanya. Apakah--"

"Haechan berselingkuh dibelakang-mu bersama diriku?" Tanya Garam, yang diangguki kepala oleh Renjun.

Garam langsung terkekeh melihat tingkah bodoh Renjun. "Kenapa kau tidak tanya sendiri kepada Haechan? Kenapa kau malah menemuiku? Kau menuduhku bahwa semua gosip itu benar?" Sarkas Garam.

"Ah aniya. Maafkan aku bila kau tersinggung. Sungguh, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin memastikan--"

"Sudahlah. Untuk apa kau memastikan? Bukankah hubungan kau dengan Haechan sudah tandas? Untuk apa kau ingin memastikannya lagi? Apakah kau belum move on darinya?"

"Mau gosip itu benar ataupun tidak, kau sudah tidak ada hak lagi kepada Haechan, atau menanyakan hal itu kepada Haechan. Tugas-mu kepada Haechan sudah cukup sampai sini, begitu juga sebaliknya. Tidak usah bertanya hal yang akan membuatmu sakit."

"Kau ini cantik bukan? Banyak yang mendekati? Jadi, tidak usah menurunkan derajatmu hanya untuk bertanya seperti itu. Kalau kau bertindak seperti itu, kau seperti perempuan yang tidak laku." Ujar Garam, lalu pergi meninggalkan Renjun.

AFTER BREAK UP - HYUCKRENWhere stories live. Discover now