3. Let's Move On!

180 11 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Biasanya ketika istirahat, Haechan selalu menghampiri kelas Renjun. Mengajak Renjun untuk makan bersama.

Kadang-kadang, Renjun yang menghampiri Haechan. Atau tak jarang pula mereka bertemu dikantin untuk makan bersama.

"Kau tidak ke kantin, Njun?" Tanya Giselle, menatap Renjun khawatir.

Renjun menghela nafasnya. "Kau duluan saja. Aku akan kesana nanti." Jawab Renjun, yang langsung ditolak oleh Karina dan Giselle.

"Andwe! Kau harus makan bersama kami!" Ujar Giselle, membangunkan Renjun dari duduknya, dan menarik Renjun untuk pergi kekantin.

"Aku tau kau sedang patah hati Njun! tapi kau tidak boleh menunjukkannya! Kau terlihat seperti orang yang sangat menyedihkan, apabila kau bertindak seperti itu! Daripada kau bersedih, lebih baik kau tunjukkan kepada dia, bahwa kau bisa hidup tanpa dia!" Seru Karina menggebu. Sumpah demi cinta Jeno kepada dirinya, Karina sangat ingin memukul Haechan.

Kurang apa sahabatnya? Sampai dia diputuskan secara sepihak! Lalu setelah putus, Haechan langsung berangkat bersama dengan wanita yang sangat Karina benci!

Iya! Kim Garam adalah orang yang paling Karina benci. Bukan tanpa sebab Karins membenci Kim Garam  itu! Karina tau semua sifat dan perilaku Garam. Garam adalah manusia ular yang sesungguhnya.

Bersikap baik hanya kepada pria tampan, merasa malaikat baik yang patut di contoh didepan para pria. Merasa dirinya yang paling di bully, Tetapi sebaliknya!

Garam adalah pembully yang ulung! Ia tidak segan segan membully teman wanitanya! Dan yang lebih parah, dia tidak memandang umur. Orang tua sekalipun, Garam akan melawannya ataupun membully-nya. Maka dari itu Karina sangat membenci Kim Garam.

"Kau tidak cari pengganti Haechan saja Njun? Kau-kan banyak yang mendekati. Kau tinggal tunjuk saja! Aku yakin orang yang kau mau, mau menjadi kekasihmu." Ujar Karina, yang langsung mendapatkan toyoran kepala oleh Giselle.

"Kalau memberi nasihat itu yang benar!" Peringat Giselle.

Karina mendesis ketika Giselle menoyor kepalanya. "Kau?! Ish memangnya kenapa sih? Kalau Harchan bisa berbuat seperti itu? Renjun harusnya lebih bisa berbuat seperti itu!"

"Kau tau kalau Renjun itu sama most wantednya dengan Haechan?! Aku yakin banyak lelaki yang mengantri saat ini! Aku yakin para lelaki sedang menyusun strategi untuk mendapatkan hati Renjun!" Sunggut Karina.

Giselle meringis. "Jangan seperti itu! Renjun ini bukan wanita murahan kau tau? Renjun ini barang mewah yang tidak begitu gampangnya di dekati para pria!" Peringat Giselle.

Giselle dan Karina terus berdebat. Memegang prinsip dan egonya masing-masing. Giselle yang ingin Renjun bersikap biasa saja. Sedangkan Karina yang ingin Renjun membalaskan semua perilaku Haechan.

Berbeda dengan Renjun saat ini. Disaat dua sahabatnya tengah berargumen, Renjun malah tengah menatap Haecham yang ada di depan sana, yang tengah digandeng oleh Kim Garam.

Jadi, gosip yang beredar itu benar? Hehm, bodoh sekali kamu Renjuniee. Kau di bodohi oleh orang yang sangat kau cintai dan kau percaya.

Renjum terus berbicara dengan dirinya sendiri, seraya tersenyum miris.

"Renjun! Jangan bersikap menyedihkan! Tersenyum lah dan jangan menatap Haechan!" Bisik Karina disertai sentakan, yang membuat Renjun tersentak kaget.

"Aish! Iya iya!" Ringis Renjun, yang sudah tidak tahan dengan ocehan kedua temannya.

Renjun, dan kedua temannya mulai mengantri untuk mengambil makan siang mereka. Setelahnya, mereka bertiga duduk di bangku yang telah tersedia.

Biasanya Haechan selalu menyisahkan bangku untuk mereka makan. Namun sekarang Renjun harus mencari sendiri.

Ketika Renjun sedang makan, pengumuman pun berbunyi. Dimana isi pengumuman tersebut menyuruh semua osis untuk berkumpul di ruangan.

"Sepertinya aku pulang telat lagi." Ujar Renjun dengan helaan nafas pasrah.

"Ada apalagi sih Njun?" Tanya Giselle penasaran.

"Paling tentang pentas seni lagi. Membuat proposal untuk mencari sponsor dan mengundang para idol kpop." Jelas Renjun.

"Bukankah ini bukan menjadi tugasmu? Kalian sudah kelas 12 bukan?" Tanya Karina yang sedang mengunyah makanannya.

"Masih tugas kami. Kami belum menyerahkan surah terima jabatan. Kepala sekolah masih belum mengizinkan kami untuk menyerahkan jabatan kami, katanya nanti setelah mengurus pensi." Jelas Renjun.

"Berati nanti bertemu dengan Haechan dong?" Seru Karina, yang membuat Giselle menatap Karina dengan nyalang. Seakan mengibarkan bendera perang untuk Karina.

Sedangkan Karina, ia sudah masa bodo dengan tatapan Giselle. Udah sering dia ditatap Giselle dengan sinis.

"Nih ya Njun! Pokoknya kalau kau bertemu dengannya? Jangan pernah memperlihatkan wajah yang menyedihkan, seakan kau belum move on dari nya."

"Aku tau, akan susah untuk mu move on. Tapi kau harus bisa menunjukkan kalau kau bisa tanpa Haechan! Apa perlu aku mencarikan pengganti yang lebih tampan dari Haechan?" Tanya Karina dengan berbisik, takut ketauan Haechan rencana-nya.

Renjun mendecak. "Ck tidak usah! Aku bisa sendiri, Karina. Aku tau apa yang harus aku lakukan." Jelas Renjun dengan senyuman penuh semangat.

Giselle dan Karina yang melihat semangat Renjun pun tersenyum senang. Ya walaupun mereka tau kalau Renjun hanya berbicara untuk menenangkan mereka saja. Faktanya Renjun itu akan susah melupakan seseorang yang pernah hadir untuk mengisi hatinya.

Kalian tau-lah para perempuan. Awal ketika para lelaki mendekati dirimu, pasti rasa suka-mu terhadap dirinya tidak ada. Seakan kau mati rasa.

Namun ketika pria itu berhasil masuk kedalam hatimu, maka kau akan susah untuk melupakannya karena rasa cinta dan sayang dirimu kepada dirinya sangat besar. Kau sudah menaruh hatimu untuk dirinya, maka dari itu kau susah melupakannya.

Berbeda dengan pria yang awalnya semangat mendekati-mu dengan rasa suka yang begitu penuh, namun perlahan menghilang ketika dia berhasil memiliki-mu.

"Ah sudah ya, aku keruang osis terlebih dahulu!" Ujar Renjun, pamit kepada kedua temannya.

"Tolong bawakan tas aku ke ruang osis, jika bel pulang sudah berbunyi, namun aku belum kembali ke kelas." Pinta Renjun sebelum pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

Renjun terus berjalan menelusuri koridor yang terbilang cukup ramai saat ini.

Renjun dapat merasakan banyaknya pasang mata serta bisikan aneh menatap dirinya, disetiap langkahnya melewati koridor. Entah itu dari para wanita, maupun pria.

Setelah sampai didepan ruang osis, Renjun langsung masuk kedalam. "Mian, aku terlambat." Ujar Renjun seraya membungkuk 90 derajat. Merasa menyesal karena datang secara terlambat.

Renjun langsung mengambil duduk tepat disamping Haechan. Iya! Dia mengambil tempat duduk disamping Haechan karena jabatannya yang merupakan sekertaris, membuat dirinya selalu ada disamping Haechan.

Rapat pun mulai berjalan. Membicarakan banyak hal. Mulai dari penulisan proposal untuk menggaet para sponsor. Tema yang akan mereka pakai untuk pentas seni, anggaran, artis kpop mana yang ingin mereka undang dan masih banyak lagi yang mereka bahas untuk pentas seni yang akan datang.

AFTER BREAK UP - HYUCKRENWhere stories live. Discover now