"Memang mama peduli? Jovan ke kamar dulu mau ngerjain pr " kata Jovan kemudian berlalu ke kamarnya

"Haikal udah selesai mau keluar dulu ya mau ketemu sama rehan " kata Haikal lalu ke kamar nya untuk mengambil jaketnya dia akan pergi ke rumah Tio untuk menanyakan kebenaran berita ini pada Nathan. Jujur saja berita ini membuat nya terkejut bagaimana bisa sang kembaran tidak memberitahu tentang hal ini padanya

Haikal memarkirkan sepeda motor nya di depan gerbang rumah Tio lalu dia mencoba membuka gerbang tersebut dan ternyata gerbang tersebut tidak terkunci. Haikal masuk ke dalam lalu saat akan mengetuk pintu terdengar suara percakapan dari dalam dan Haikal yakin itu suara kembaran nya dan Tio

"Nathan keadaan kamu nggak memungkinkan buat nunggu sampai ujian kalian selesai kamu harus cepat dapat penanganan"

"Nathan bisa nahan kok om lagian keadaan Nathan nggak seburuk itu "

"Nat dengerin om "

"Ngga om yang dengerin aku, Nathan belum siap buat kasih tau ke mereka om "

"Nanti om yang kasih tau yang penting kamu harus ke Australia buat berobat. Leukimia kamu udah semakin parah "

DEG

seketika Haikal membeku saat mendengar suara Tio saudaranya terkena leukimia "ngga mungkin Nathan kena leukimia" batin Haikal

Lalu Haikal berlalu dari sana dia pergi dengan motor nya dan dengan perasaan kalut sebenernya ada berapa rahasia yang disembunyikan oleh adik kembarnya itu. Dirinya berhenti di jembatan gantung menepi kan motornya dan berjalan ke pembatas jembatan tersebut

" Bun sebenarnya Abang ini apa sih kenapa banyak banget hal yang nggak Abang tau "

"Abang nggak tau apa-apa tentang Nathan seharusnya Abang tau karena akhir-akhir ini badan Abang kerasa nggak enak. Abang, kembaran yang buruk ya Bun ? "

"Bunda Abang kangen bunda. Tolong jangan bawa Nathan ya Bun Abang mohon " kata Haikal tak terasa setetes air mata menetes di pipinya yang lama-kelamaan menjadi sebuah aliran sungai kecil. Di jembatan malam ini Haikal menangis meluapkan semua emosi atas apa yang terjadi belakangan ini

•••°•••

"Belum pulang emang nya Haikal?"

"Belum. Tadi katanya mau ketemu rehan "

"Ya udah nanti kalau dia udah bilang kasih tahu gue ya "

"Iya. Mending lu tidur aja udah minum obat kan "

" Udah . Yaudah gue matiin telpon nya " kata Nathan lalu memutuskan sambungan telepon nya. Tadi dia baru saja menelpon Jovan untuk menanyakan keadaan Haikal karena perasaan nya tidak enak.

Nathan dan haikal memang terhubung secara batin jadi apa yang di rasakan oleh salah satu dari mereka maka akan di rasakan juga oleh yang lainnya. Karena itu mereka tidak bisa berbohong tentang perasaan mereka. Dan entah kenapa setelah berbicara dengan om Tio perasaan Nathan menjadi resah

Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi silahkan coba beberapa saat lagi

Lagi-lagi suara operator yang menjawab telepon dari Nathan. Karena kesal akhirnya Nathan mengambil jaket dan kunci sepeda motor nya lalu keluar kamarnya dengan perlahan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara karena jika Tio tahu maka dia tidak akan di ijinkan untuk keluar karena udara malam tidak cocok untuk nya

Setelah menutup gerbang rumah Tio Nathan melajukan sepeda motor nya mencari keberadaan kembarannya.

Lama dia menelusuri jalanan tidak sekalipun dia melihat kembaran nya itu lalu dia mulai mencari di tempat-tempat yang biasa di datangi kembarannya itu

Sampai akhirnya di taman dekat danau dia melihat kembaran nya duduk di bangku disana. Dia memarkirkan kendaraan dan menghampiri Haikal

"Di cariin ternyata disini " kata Nathan sambil menduduki tempat di samping Haikal

"Kenapa nyariin"

"Gak papa perasaan gue nggak enak aja takutnya lu kenapa-napa. Tapi syukurlah kalau lu gak papa"

"ck nggak usah khawatirin gue. Khawatirin kondisi lu sendiri lu tahu nggak belakangan ini tubuh sama perasaan gue nggak enak banget dan gue coba tahan buat nggak nanya ke lu siapa tahu lu mau cerita sendiri.. " Haikal menjeda ucapan nya

"Sampai akhirnya gue tahu kalau lu mau pergi ninggalin gue ke Australia " lanjut Haikal

Mendengar perkataan Haikal membuat Nathan kaget dari mana dia tahu mengenai hal ini

"Tahu darimana? "

"Jovan dia bilang kalau lu mau kuliah di Australia "

"Oh, ya maaf gue rencananya mau ngasih tahu kalian nanti ternyata Jovan udah ngasih tahu duluan. Emang dasar Jovan "

Haikal menatap kembarannya itu dengan intens Nathan yang di tatap seperti itu bingung

"Kenap-

"Kenapa nggak jujur aja sih "

"Hah " kata Nathan tidak mengerti

"Lu ke Australia bukan untuk kuliah kan lu kesana mau berobat kan? Kenapa nggak jujur aja Nat?"

"T tau darimana ? " Gagap Nathan
"Jovan ya yang ngasih tahu?"

Haikal menggeleng "tadi gue denger percakapan lu sama om Tio " Nathan membeku bagaimana bisa dirinya tidak memperhatikan kalau ada kembaran nya disana

"Salah ya kalau gue sebagai kakak Lu mau tau keadaan lu? Nat gue udah bilang kan please lu terbuka walaupun cuman sedikit setidaknya ke gue. Gue nggak mau lu kenapa-napa lu belahan jiwa gue Nat apa selama ini gue kurang baik sebagai kakak jadi lu ragu buat ngasih tahu gue tentang masalah yang lu hadapi? " Ucap Haikal dengan air mata yang kembali jatuh

"Nat lu tahu nggak gimana perasaan gue pas tahu keadaan lu? Dunia gue seakan runtuh Nat kembaran gue adik gue sakit dan bodohnya gue baru tahu sekarang "

"Maaf. Gue minta maaf kal gue gue " ucap Nathan sedikit bergetar

Haikal memeluk adiknya itu dia menumpahkan semua kesedihan nya di balik punggung adiknya. Nathan membalas pelukan Haikal sama eratnya air mata yang coba dia tahan akhirnya runtuh dia juga menangis bersama Haikal.

Nyatanya dia hanyalah seorang anak yang rapuh didalam namun mencoba untuk kuat diluar agar orang lain tidak memandang lemah dirinya. Dari dulu dia memang tidak bisa membohongi ikatan batin nya dengan Haikal sebaik apapun dia berbohong pasti pada akhirnya akan ketahuan seperti kata pepatah sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai pasti akan tercium baunya.









TBC

Hai gimana kabarnya? Sehat kan ? Harus sehat dong
Semangat buat kalian semua jangan mudah putus asa ya >‿<

Alister's
Writer by aerinna


Alister'sDonde viven las historias. Descúbrelo ahora