4

4.4K 260 2
                                    

Adnan duduk di tempat anak wakasa. Ia melihat ke arah Arka yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Eh santai aja di sini, oh ya kenalin gua Kalvin temennya si Arka gue udah kenal lo dari si dia salken ya" kata Kalvin memperkenalkan dirinya pada Adnan.

"Salam kenal juga gue Adnan"

"Gue Faris dan di sebelah gue ini namanya Arif, banyak yang bilang kita kembar padahal aslinya beda darah hhh"

"Ya salam kenal juga ya"

"Eh kamu anak baru MIPA 1 itu ya?" tanya Liodra tiba-tiba membuat semua orang menatapnya.

"Oh iya aku anak baru itu."

"Salam kenal ya aku Liodra"

"Salam kenal juga, Adnan" Liodra dan Adnan berjabat tangan sebagai teman?

Setelah berkenalan kepada semua anak wakasa dan Liodra. Arah mata Adnan mengarah pada Arka yang melihatnya dengan tatapan tak suka entah mungkin karena ia duduk satu bangku dengannya atau telah berjabat tangan dengan Liodra.

"Ya udah ya aku duluan ke kelas soalnya ada tugas yang belum aku kerjain" kata Liodra lalu pergi dengan teman-temannya.

"Ya udah hati-hati ya cantik" kata Arka menyanjung Liodra.

Setelah Liodra pergi Arka berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan Adnan untuk berbicara empat mata dengannya. 

"Ikut gue" katanya datar.

"Lepasin gue! ngapain coba lo megang-megangin tangan gue" kata Adnan dengan wajah datar dan dingin.

Mereka berdua berada di belakang sekolah.

"Eh gue pringetin ya jangan sok kepedean jadi orang, asal lo tahu kalau bukan karena kesepakatan kedua orang tua kita dan permintaan bokap gue, gue nggak bakal pernah mau dijodohin sama lo, gue gak sudi cuih!" Katanya sambil meludahi pakaian Adnan.

Adnan melihat kepergian Arka dan menjatuhkan satu tetes air matanya

"Gue salah tentang lo ka"

***

Adnan  sedang melamun sambil memandangi jalan raya dengan secangkir kopi di tangannya. Lamunannya dibuyarkan karena suara handphone berdering.

Adnan langsung mengambil handphonenya dan mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"..."

"Halo permisi dengan siapa?"

"..."

"Halo kalau anda tidak menjawab saya akan mematikan teleponnya!!"

"..."

Tut~

Adnan benar-benar mematikan teleponnya dan melanjutkan memandangi jalan raya di depan balkon apartemennya.

Ia menghela nafasnya panjang lalu akhirnya memilih untuk mengganti pakaiannya.

Selesai memakai pakaiannya ia bersiap-siap untuk keluar dari apartemennya.

Baru saja Adnan ingin membuka pintu apartemennya handphonenya berdering lagi. Tertera nomor yang tidak dikenal di sana, ia mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

"..."

Masih dengan nomor yang sama tak ada jawaban, itu yang membuat Adnan emosi.

"Jika anda tidak menjawab saya akan mematikan teleponnya!!"

ARNAND ✔️ [MASA REVISI]Where stories live. Discover now