Bab 32

24.3K 2.1K 65
                                    

Ezekiel menghentikan mobilnya di depan rumah Olivia, ini sudah jadi rutinitas baginya untuk mengunjungi rumah Olivia dan memohon-mohon agar Olivia mau memberitahunya di mana Lorraine berada sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezekiel menghentikan mobilnya di depan rumah Olivia, ini sudah jadi rutinitas baginya untuk mengunjungi rumah Olivia dan memohon-mohon agar Olivia mau memberitahunya di mana Lorraine berada sekarang.

Tapi sudah pasti Ezekiel akan mendapat reaksi yang sama, diusir dan disiram bagai kucing liar oleh Olivia yang kesal akan kedatangannya.

"Pergi dari sini kau mengganggu ketenangan ku!" teriak Olivia setelah menyiram Ezekiel dengan seember air.

Ezekiel tak bergeming sedikit pun, tak mau mundur untuk pergi dari depan rumah Olivia. Ezekiel justru kembali berlutut seperti hari-hari sebelumnya, memohon belas kasihan Olivia.

"Ku mohon beritahu aku di mana Lorraine, aku janji aku tidak akan menyakitinya. Aku merindukannya, aku tidak bisa hidup tanpa dia." isak Ezekiel tak malu, ini sudah bukan pertama kalinya ia menangis di depan Olivia tapi tangisannya tak pernah bisa menyentuh hati Olivia.

"Waktu itu juga kau berjanji tidak akan menyakiti Lorraine lagi tapi pada akhirnya Lorraine tetap datang padaku dengan penuh air mata bukannya dengan senyuman, kau membuktikan apa yang ku takutkan. Kau tidak pantas untuk Lorraine, Lorraine mati karna mu!"

Ezekiel menggelengkan kepalanya, "Aku tahu Lorraine belum mati, aku yakin itu.. dia masih hidup dan kau merahasiakan keberadaannya. Ku mohon beritahu aku, rasanya sakit sekali tanpa dirinya. Aku tidak bisa menahannya lagi.. ku mohon sekali ini saja, aku bersumpah akan melakukan apapun, kau mau uang akan ku berikan. Apapun itu akan ku sanggupi demi Lorraine."

Olivia berdecih mendengar perkataan Ezekiel, "Kau pikir karna kau punya banyak uang dan kekuasaan kau jadi bisa membeli apapun? Aku tidak butuh uang mu Pak Ezekiel yang terhormat, aku tidak gila uang seperti mu. Sekarang pergi sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeret mu dan membakar mobil sialan mu itu!"

Olivia berbalik hendak masuk ke dalam rumahnya namun Olivia berhenti sejenak untuk bicara dengan security yang menjaga rumahnya yang sejak tadi melihat adegan Olivia menyiram Ezekiel dengan seember air. "Tolong jangan biarkan dia masuk ya Pak, seperti biasa kalau dia nekat masuk pukuli saja dia sampai babak belur."

"Siap Nyonya."

Ezekiel memanggil manggil nama Olivia namun Olivia tak menghiraukannya. Sekali lagi Ezekiel gagal mendapatkan informasi di mana Lorraine berada, ini sudah hampir dua bulan tapi hasilnya masih saja nol besar.

Ezekiel membenturkan kepalanya ke pagar rumah Olivia karna saking merasa frustasi dengan keadaannya, security hanya melihat saja tanpa berniat menghentikan Ezekiel karna merasa tidak ada gunanya juga.

Handphone Ezekiel yang berada di saku celananya bergetar, ada panggilan masuk dari adiknya Agatha.

Ezekiel dengan cepat berdiri mengangkat panggilan tersebut, "Ada apa Agatha, apa terjadi sesuatu dengan mu?" tanya Ezekiel panik.

"Aku tidak apa-apa kak, aku ingin memberi kabar kalau Logan sudah menemukan di mana Lorraine berada."

Ezekiel yang semula dalam posisi berlutut dengan cepat berdiri dan berlari masuk ke dalam mobilnya, Ezekiel tak mau buang-buang waktu lagi.

"Bisa kau katakan di mana Lorraine, aku harus menemuinya. Aku benar-benar ingin bertemu lagi dengannya dan meminta maaf, aku ingin memperbaiki semuanya." Ezekiel menyalakan mesin mobilnya tanpa memutuskan sambungan teleponnya dengan Agatha, menaruh handphonenya itu pada holder sementara ia mulai melajukan mobilnya meninggalkan area rumah Olivia.

"Kak.. aku mendukung Logan untuk membantu mu menemukan Lorraine karna aku sedih melihat mu menderita setelah ditinggal Lorraine, tapi Kak.. kalau aku boleh memberikan mu saran, beri Lorraine jarak. Lorraine pergi bahkan sampai memalsukan kematiannya bukan tanpa alasan kak. Kalau Lorraine tidak mau kembali biarkan saja, hidupnya adalah pilihannya Kakak tidak bisa memaksanya untuk berada di sisi Kakak kalau dia tidak mau. Beri Lorraine ruang dan kebebasan untuk memilih keinginannya sendiri, aku akan kirimkan alamatnya. Aku berharap yang terbaik bagi Kak Ezekiel dan juga Lorraine."

Ezekiel terdiam mendengar perkataan adiknya itu, Ezekiel jauh lebih tua dari Agatha tapi Agatha jauh lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak dibandingkan Ezekiel.

Agatha menyuruhnya untuk memberi Lorraine ruang untuk berpikir dan bertindak atas kemauannya sendiri sedangkan Ezekiel justru sempat berniat untuk memborgol Lorraine jika sudah ia temukan, betapa kejinya pikirannya. Mungkin ini juga salah satu alasan Lorraine meninggalkannya, Ezekiel masih tidak bisa berpikir jernih.

Caranya mencintai Lorraine masih tidak benar, jauh dari kata cinta perasaan Ezekiel ini justru merujuk pada obsesi.

Kalau ia benar-benar cinta dengan Lorraine seharusnya ia paham akan trauma yang Lorraine alami, sejak kecil kurang kasih sayang, diabaikan orang tuanya bahkan suicidal hingga masuk rumah sakit berkali-kali tapi tak pernah digubris orang tuanya.

Seharusnya Ezekiel paham apa yang membuat Lorraine benci akan Ayahnya, Lorraine bukan benci Ayahnya tapi Lorraine benci obsesi Ayahnya untuk bisa memajukan perusahaan sampai tak ingat anak sendiri. Dan Ezekiel justru melakukannya juga.

Panggilan telepon itu berakhir, Agatha mengirimi Ezekiel pesan berisikan alamat di mana Lorraine sekarang berada.

Lorraine berada di negara Islandia, alamat hotel di mana Lorraine selama ini menetap pun tertera, bukan hanya itu bahkan Agatha menuliskan nama palsu yang Lorraine pakai di sana.

Pantas saja sulit mencari keberadaan Lorraine, Lorraine menggunakan identitas palsu.

Ezekiel tidak mau buang-buang waktu lagi, Ezekiel akan menyusul Lorraine. Hatinya sudah terlalu rindu, ingin melihat wajah wanita yang ia cintai itu lagi. Memeluknya, mendekapnya hingga rindu yang menumpuk di dadanya sampai membuat dadanya sesak itu hilang.

***

Sebut saja Ezekiel gila, ia pergi hari ini juga. Persetan soal perusahaan yang ia tinggalkan begitu saja tanpa bicara terlebih dulu pada sekretaris dan asistennya, Ezekiel sudah menunggu hampir dua bulan demi bisa bertemu dengan Lorraine lagi.

Kali ini Ezekiel tidak mau membuang kesempatannya, sebelum Lorraine menghilang lagi dan pergi ke negara lain Ezekiel harus segera menemui Lorraine.

"Aku tidak sabar untuk berjumpa dengan mu lagi sayang, aku tahu firasat ku benar kalau kau masih hidup."

-

Mr. Ezekiel - Neighbor With Benefit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang