Bag 32. Incredible thing

En başından başla
                                    

Winona menyimpan kembali handphone-nya, memandang wajah itu datar dengan air mata yang menetes tanpa henti. Rasanya begitu menyebalkan, ketika dengan hina harus menerima segala ujaran kebencian itu.

"Simpan air mata buaya lo, perek sialan!" teriak lainnya.

"Lo pikir kita peduli!"

"Pe ... lacur! ... Pe ... lacur! ... Pe ... lacur!" sorak lainnya sambil bertepuk tangan.

Crakk!

Winona mendelik kaget dengan mulut yang terbuka, benda bulat dengan aromanya yang sangat menyengat baru saja mendarat di atas kepalanya. Busuk sekali, sampai membuat perutnya mual dan hendak memuntahkannya.

"HAMIL SAMA SIAPA LO?"

Kedua tangan Winona mengepal kuat bersama segala hinaan yang ia terima. Telur busuk itu berhasil membuat rambutnya kusut, bahkan sampah kertasnya menempel sempurna karena cairan lengket dari telurnya.

"GILA KALIAN SEMUA!" kutuk salah seorang sambil menarik Winona pergi dari posisinya. Darah yang mengalir di keningnya cukup parah, bisa infeksi jika dibiarkan terkena telur busuk.

"Lepas, Janu!" sentak Winona sambil menghentakkan tangannya.

Janu terdiam dengan wajah datarnya, memandang wanita itu kasihan.

"Gue cuma kirim foto itu ke kalian berdua, kenapa mereka bisa punya fotonya?" tanya Winona frustasi.

Janu tak bergeming, dia sendiri juga bingung perihal foto yang tersebar. Dia sudah menghapus foto itu dari galeri handphone-nya.

"Hiks! Gue gak berhak marah, itu semua adalah hasil dari apa yang gue tanam ... Hiks!"

Winona menyeka air matanya kasar, dia memandang lelaki itu lalu tersenyum getir pada ketidakadilan yang dia terima. Cukup menyakitkan dan sulit menerimanya, tapi itulah balasan yang dari kejahatan yang sudah dia lakukan.

"Winona Vicklyn, harap ke kantor menemui saya!" ucap seorang guru wanita dari speaker pengumuman.

"Hahahh ... I'm done." Winona tertawa getir, lalu melangkahkan kakinya menemui guru kedisiplinan yang memanggil namanya.

Janu tak banyak berkata untuk membela wanita itu, bagaimanapun juga dia salah dan berhak menerima balasannya. Tapi, dia tidak suka dengan perbuatan mereka yang mempermalukan Winona di seluruh sekolah. Ada banyak cara, yang bisa mereka lakukan.

Entahlah, atau mungkin karena dia masih menyukai wanita itu, sehingga dia tak terima dengan perbuatan mereka.

Winona sampai di ruang kedisiplinan dengan keadaan yang berantakan, sengaja mengabaikan darah di keningnya dan bau dari telur busuk yang menyengat. Ketika kakinya baru melangkah masuk, semua orang yang ada di ruangan langsung menutup hidung.

Winona tidak peduli, lalu menutup pintunya. Tapi, baru saja ia sadari ada sesuatu yang  berhasil mengejutkan dirinya. Dua manusia yang melengos ketika beradu mata dengannya, Liza dan Reina, lima menit yang lalu ada di antara kerumunan itu, lalu mengapa bisa ada di ruangan ini?

"Silakan duduk!" ucap guru kedisiplinan itu.

Winona dengan wajah herannya mengindahkan perintah itu, dia duduk di sebelah mereka berdua.

Belenggu | Haruto ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin