Bag 11. Kinda sweet

7.9K 600 35
                                    

Maniknya yang berkaca tengah fokus memandang sosok lelaki tampan yang berada di bawah kakinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maniknya yang berkaca tengah fokus memandang sosok lelaki tampan yang berada di bawah kakinya. Untuk pertama kalinya dia merasakan sesuatu yang asing di dadanya, jantungnya berdetak sangat cepat bersama kegelisahan hatinya. Cleobee mendesah ketika rasa nyerinya begitu menyakitkan.

"Kenapa, sakit ya?" tanya Harvey sambil mendongakkan wajahnya.

Cleobee menggeleng pelan, bertemu mata dengan lelaki itu sangatlah mendebarkan.

"Coba lo pakai jalan!" perintah lelaki itu sambil berdiri dari posisi jongkoknya.

Cleobee menganggukkan kepalanya, tersenyum tipis lalu berusaha berdiri dari posisi duduknya. Entah apa yang dilakukan lelaki itu, karena pijatannya berhasil membuat betisnya merasa lebih baik.

"Makasih, padahal cuma tekilir, tapi gue akui lo hebat," pujinya sambil memberikan jari jempolnya.

Harvey tak bergeming pada ucapan gadis itu, matanya yang tajam tak beralih memperhatikan kening Cleobee yang memar.

"Jidat lo biru, mau gue kompres?" tawarnya.

Cleobee tak menjawab pertanyaannya, perlahan jarinya bergerak menyentuh keningnya.

"Aw!" serunya tak percaya.

"Jangan dipegang, bodoh!" cibir Harvey sambil menjauhkan jari Cleobee dari keningnya.

Pupilnya yang bulat terbuka lebar ketika lelaki itu menyentuh keningnya bersama badannya yang terdorong di ranjang UKS. Jantungnya kembali berdetak dengan tempo tak karuan, hembusan napasnya pun terasa jelas menerpa lelaki itu.

Cleobee ingin sekali mengakhiri suasana yang terasa canggung ini. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus, tiba-tiba udara di sekitarnya memanas.

Begitupun Harvey, ia mengerjap kaget ketika wajah mereka saling memandang dengan jarak yang berdekatan. Tanpa sadar, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang manis.

"Lo demam?" tanyanya dengan nada rendahnya yang terdengar candu di telinga Cleobee.

Cleobee menghela napasnya, kemudian mendorong lelaki itu agar menjauh dari hadapannya. Ia kembali menarik napas panjangnya, melangkahkan kakinya menuju laci obat dan menemukan salep yang tepat untuk memarnya.

"Nih, tolong bantu olesin!" perintahnya sambil menyerahkan salep itu ke Harvey.

Harvey menurut, ia meraih salepnya- membukanya lalu menekan sampai cairan kental berwarna putih keluar dari ujungnya.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now