Bag 33. The topic

Start from the beginning
                                    

"GUE GAK TIDUR SAMA HARVEY!" teriaknya.

Beruntung, mereka sedang berada di tempat yang sunyi, sehingga tidak ada yang mendengarkan teriakan itu. Cleobee sendiri, langsung berhenti melangkah setelah mendengar teriakan Winona yang begitu putus asa. Dengan perlahan, dia memutar badannya dan menatap wanita itu nanar.

Winona menghela napas panjangnya, dia langsung melangkah mendekati Cleobee dengan keyakinannya pada kejujuran yang akan dia sampaikan.

"Cleo ... Gue minta maaf, gue ngaku salah dan udah bertindak kejauhan, please maafin gue dan juga Harvey."

Cleobee luluh, dia menghela napasnya dan berusaha mendengarkan penjelasan Winona dengan seksama.

Sebelum melanjutkan cerita itu, Winona kembali mengingat kejadian malam itu, dengan rencana jahatnya. Awalnya, dia memang berencana melakukan hubungan itu bersama Harvey, tapi ketika mendengar lelaki menyebutkan nama Cleobee. Dia mendadak kesal, dan memilih tidur hingga tanpa sadar bangun dengan posisi yang memeluk tubuh Harvey.

"Gue minta maaf, tolong jangan tinggalin Harvey, cuma lo satu-satunya orang yang bisa bantu dia sembuh dari sakitnya."

Tanpa sadar cairan bening dari pelupuk matanya menetes setelah mendengar cerita itu, dia sungguh kecewa dengan dirinya sendiri yang mengabaikan atau bahkan percaya dengan penjelasan Harvey. Dia merasa sangat bersalah, bukannya berada di sisinya ketika sulit dia malah pergi tanpa tanggung jawab.

"Gue belum bisa maafin lo, kesalahan lo terlalu fatal, lengah dikit gue bisa kehilangan Harvey untuk selamanya," balas Cleobee dengan tangisannya yang terdengar menyesakkan dada.

"Iya. Gue tahu Cleo, gue beneran minta maaf ... Hiks!"

Kesalahan wanita itu memang menyebalkan, tapi Cleobee hanya manusia biasa tak luput dari kesalahan. Hatinya memang tidak memaafkan Winona, tapi apa salahnya memberi wanita itu kesempatan kedua.

•••

Cleobee menemui ketiga temannya yang berada di perpustakaan, dia menangis histeris hingga sesenggukan dan berhasil membuat mereka diam kebingungan. Tapi, sebagai teman yang baik mereka langsung bergerak memeluk Cleobee sekedar untuk menenangkan dirinya.

"Hei, kenapa?" tanya Hikaru.

Cleobee berusaha memperbaiki pernapasannya yang terdengar sengal—memandang wajah temannya satu persatu dengan cairan bening yang terus menetes membahasi wajahnya.

"Ka-kalian denger kabar Harvey, 'kan?" tanyanya, berusaha bicara meski dadanya sangat sesak.

"Iya, kita semua udah dengar kabar itu," jawab Bahiyyih.

"Bee, dia baik-baik saja, 'kan?" tanya Olyvies penasaran.

Cleobee menggeleng dengan matanya yang sembab akibat menangis, sejak malam itu dia langsung pergi tanpa mengunjunginya lagi. Tapi, sekarang dia menyesal dan ingin pergi menemuinya, takut dia tak punya waktu seperti terakhir kali bertemu Jagad.

"Alasan gue mau jadi mentornya karena dia punya kondisi yang sama seperti Jagad, dia pecandu berat, dan alkoholik dengan rokok yang gak pernah lepas dari jarinya ... Gue gak mau cowok itu bernasib sama seperti Jagad, meninggal bunuh diri karena overdosis." Cleobee berusaha menjelaskan.

Ucapannya barusan berhasil mengundang banyak pertanyaan bagi ketiga temannya, apalagi mengenai Jagad yang meninggal karena bunuh diri, bukan karena kecelakaan.

"Setelah banyak pertimbangan, akhirnya gue setuju jadi mentor dia, kita belajar tiga kali dalam seminggu. Belajar mati-matian sampai Harvey mulai berubah dari kebiasaan buruknya. Dan ... Ciuman pertama gue bukan di atap sekolah, tapi di markas Harvey ketika dia lagi sakau karena LSD."

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now