Bab 6. Secerca Harapan

32 13 57
                                    

"Maaf udah nuduh lo tadi" Kimmy sangat merasa malu dengan tingkahnya yang tiba-tiba memeluk Raskal.

"Gue tau kok" ujar Raskal.
Kimmy menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Kedua tangan Raskal membentang di atas dada dengan duduk di atas motornya.
"Klo maaf sih kurang"

"Terus lo mau gue traktir? Klo sekarang gue gak bisa" Kimmy langsung mengerti maksud dari Raskal.

"Bukan, gue mau lo jadi temen gue"

"Maksud lo apa? Gue gak ngerti" tanya Kimmy binggung.

"Kemarin lo bilang klo gue itu orang asing, jadi gue mau temenan sama lo" terang Raskal.

"Okey temen" keduanya pun saling berjabat tangan.

Tak lama jabatan tangan mereka dilepas.
"Tapi lo harus janji?"

"Ngapain sih pake janji-janji segala"

Raskal tidak mempedulikan ocehan Kimmy.
"Lo harus janji kalo gak pernah ngusir gue dari hidup lo"

"Iya gue janji" Tak mau berdebat panjang, lantas Kimmy menyetujui hal itu. Kimmy hanya ingin cepat-cepat pulang menganti seragam sekolahnya yang masih basah.

"Gue balik udah malem" Raskal pun memasang helmnya.

"Makasih lo udah nganterin gue"

Raskal berdehem. "Lo kalo ada apa-apa langsung bilang aja ke gue"

"Emangnya kenapa gue harus bilang lo?" Kimmy masih tidak mengerti maksud apa yang diucapkan Raskal.

"Kan udah jadi temen"

"Oke. Yaudah lo hati-hati" ujar Kimmy.
Raskal melambaikan tangannya sebelum melajukan motornya.

Kimmy melihat mobil sedan hitam di pekarangan rumahnya. Kimmy yakin itu pasti Bagas dan Rena orangtuanya, serta Gina kakakya sudah pulang. Mereka pergi beberapa hari karena pekerjaan Bagas yang berada di luar kota dan tentu saja Gina sekolah disana.

Kimmy masuk ke dalam rumahnya sambil memegang kedua sepatunya yang basah. Dengan berhati-hati gadis itu membuka kenok pintu dengan pelan.

CEKLEK

Pintunya ternyata tidak di kunci. Saat Kimmy masuk ke dalam, ia melihat kedua orangtuanya yang duduk di ruang tamu sambil melayangkan tatapan penuh amarah.

Rena berdiri dari duduknya dan langsung menjambak Kimmy.
"Bagus kamu ya, selama ini kamu pulang selalu keluyuran, apalagi sama cowo itu"

Kimmy meringis dalam hati jambakan Rena terlalu kuat. "Tadi gak ada angkot yang lewat jadi aku nebeng temen ma"

"Lo pasti bohong kan" ujar Gina menimpali.

"Beneran aku gak bohong" Kimmy berusaha melepaskan jambakan dari Rena namun gagal.

"Kamu sekarang udah pinter bohong" Bagas yang daritadi diam saja kini angkat bicara.

"Aku gak mungkin bohong pa" Bagas menghempaskan tubuh Kimmy, jambakan dari Rena terlepas.

"Wali kelas kamu telfon saya kalo kamu kemarin bolos. Mau bohong kamu?!" bentak Bagas.

"Maaf ma, pa" Kimmy menunduk sangat dalam.

PLAK

Gina menampar pipi kiri Kimmy.
"Dasar anak gak tau di untung, seharusnya kamu seperti Gina"

"Gina itu selalu rangking pertama sedangkan kamu tidak ada apa-apanya"

Bagas dan Rena selalu
membanding-bandingkan Gina dan Kimmy. Dari kecil gadis itu tidak pernah mendapat kasih sayang dan perlakuan adil kedua orangtuanya. Orangtuanya hanya menuntutnya untuk selalu sempurna.

AZRAWhere stories live. Discover now