Part 18 •Bertemu•

Start from the beginning
                                        

{Awas saja kau, aku
tidak menerima
KETERLAMBATAN, ingat!!}

{Tapi, aku tidak
perduli}

{Dasar menyebalkan!}

{Datar}

{Dingin}

{Dan menyebalkan!}

{4D??}

{Not bad}

{Menyebalkan, sangat
menyebalkan}

{Walaupun begitu,
aku tetap tampan}

{Lebih tampan
Sidharth Malhotra}

{Kenapa para gadis
menyukainya?}

{Karena dia tampan,
dan berbakat}

{Yayayaya, bye..}

{Aku masih memiliki
banyak pekerjaan}

{Devu!}

{Kau tidak boleh bekerja}

{Jangan bekerja selama
beberapa hari}

{Hei!!}

Dengan kesal Alia menutup handphonenya, percuma saja Dev tidak akan menghentikan pekerjaannya apapun yang terjadi.

"Tidak ada gunanya menyuruhnya berhenti bekerja, separuh hidupnya adalah pekerjaan. Jika dia berhenti, dia akan mati." cercaan demi cercaan Alia keluarkan, karena dia terlalu kesal dengan pasiennya yang satu ini.

"Menyebalkan, sangat menyebalkan."

"Dasar kutub utara."

"Yang Ruhaan katakan benar, dia sedatar kaca. Sangat berbeda, Ruhaan sangat manis, sementara Dev? Dingin, datar."

"Benar sekali bibi Simran memberi dia dengan huruf awalnya 'D', sangat cocok dengan Devu."

"D, untuk datar. D, untuk dingin. D, untuk Dev."

Setelah membaringkan tubuhnya beberapa saat, dia mulai tersenyum sendiri mengingat Dev.

"Tapi, dia sangat tampan. Dia sangat manis, dia juga berbakat, dia juga mempesona. Dan yang paling penting, Dev sempurna."

Seutas senyum muncul, karena mengingat wajah Dev lagi lagi Alia tersenyum. Wajah tampan Dev, selalu berhasil membuat senyumnya terukir.

Rasa penasarannya semakin menjadi-jadi, tawa dan senyum Dev selalu ada dalam pikirannya. Alia kembali menyalahkan ponselnya, dia membuka Instagramnya, dan mulai mencari akun Dev.

"Ketemu, akhirnya ketemu." soraknya senang.

"Wow, followersnya sangat banyak. Dia benar-benar populer, tapi itu tidak salah, dia harus populer. Karena dia sempurna, seluruh wanita akan menginginkannya sebagai suami. Tapi kenapa postingannya sedikit?"

MERE PYAAR KA RANGWhere stories live. Discover now