10 - Forever With You

1.3K 164 41
                                    

...

'Terima kasih, dan selamat tinggal.'

*

*


Seorang pria baru saja keluar dari mobil. Pria itu melangkah seraya menggenggam satu buah buket bunga mawar putih dan hitam. Sampai kemudian langkahnya terhenti di depan sebuah gundukan tanah. Pria itu berjongkok dan menatap lamat ke arah batu nisan itu. Sudut bibirnya mengulas senyuman tipis, lalu pria itu menaruh buket bunga yang ia bawa di atas sana dengan perasaan yang ... entahlah, dia juga tidak mengerti dengan perasannya saat ini. Seperti semuanya bercampur menjadi satu dalam hatinya.

"Bagaimana kabarmu?" Pria itu membuka suaranya.

"Maaf aku terlambat lagi."

Pria itu — Jungkook — bergerak mengusap batu nisan itu.


"Rasanya sudah lama sekali. Padahal saat itu kita baru saja bertemu, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Kau lebih dulu pergi."

"Kau tenang saja. Aku baik-baik saja di sini. Aku sudah tidak bersedih lagi. Aku sudah bangkit, aku bukan Jungkook yang dulu lagi."

Jungkook terus mengajak bicara batu nisan itu, meski dia tahu jika ucapannya hanya didengar oleh dia sendiri. Mungkin jika orang lain melihat, dia akan dicap seperti orang gila yang berbicara sendirian.


"Terima kasih untuk semuanya," ujar Jungkook terdengar begitu tulus.

Untuk beberapa saat Jungkook menatap batu nisan itu lagi, kali ini dari sorot matanya tampak juga kesedihan yang mendalam.

"Kau sangat berjasa dalam hidupku. Aku tidak akan pernah melupakan itu."

Tangan Jungkook sedikit mencengkram batu nisan itu. Menyalurkan perasaan yang perlahan mulai mendesak dan menghimpitnya.

"Seperti permintaan terakhirmu, aku akan menjaganya, merawatnya dengan penuh kasih sayang," gumam Jungkook tersenyum kecil.


Jungkook menundukkan kepalanya. Kedua matanya tertutup seiring dadanya yang mulai sesak hingga ke permukaan yang terdalam. Hah ... ternyata waktu berlalu begitu cepat. Tujuh bulan sudah terlewati, tapi kenangannya tidak bisa untuk dilupakan. Jungkook mengingat semuanya. Dia ingat tujuh bulan yang lalu dirinya begitu kacau dan larut dalam keterpurukan. Namun seiring berjalannya waktu, Jungkook mulai sadar jika hidupnya harus tetap berlanjut apapun yang sudah terjadi.

"Papa!"

Jungkook tersadar dari bayangan masa lalunya ketika seruan dari arah lain memanggilnya. Seulas senyum merekah di bibirnya. Jungkook lantas berdiri dan menghampiri gadis kecil yang tengah berlari ke arahnya.

"Sena? Apa yang kau lakukan di sini, Sayang?" tanya Jungkook menumpu tubuhnya agar sejajar dengan gadis kecil itu.

"Aku menunggu Papa, tapi Papa terlalu lama perginya. Aku takut sendirian di mobil."

Jungkook terkekeh geli melihat bagaimana wajah polos Sena saat mengatakan itu. Lantas Jungkook pun membawa Sena ke dalam gendongannya.

"Oh, putri Papa ketakutan? Baiklah, kalau begitu kita pulang, ya."

Sena hanya mengangguk. Kedua tangan mungilnya memeluk leher Jungkook dengan erat.

Gadis kecil yang saat itu berkunjung ke rumah sakit. Seperti permintaan Rosé saat itu, Jungkook pada akhirnya mengadopsi Sena sebagai putrinya.

PAIN[✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora