06 - A Broken Heart

847 142 53
                                    

...

'Kau menghancurkan hatiku, tapi aku masih mencintaimu dengan kepingan itu.'

*

*

Sikap Jungkook masih tetap sama. Pria itu bahkan selalu tertidur di ruang kerjanya. Jungkook seolah menghindar dari Rosé.

Seperti pagi ini, tanpa menunggu Rosé bangun, Jungkook sudah pergi ke kantornya. Suaminya itu bahkan tidak sarapan terlebih dahulu. Pagi ini Rosé benar-benar terbangun dengan perasaan hampa dan kosong.

Rosé berjalan lesu ke arah kamar mandi. Menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di depannya. Kurus, pucat dan tatapan yang sayu. Rosé seperti bukan menatap dirinya sendiri. Bayangan di balik cermin itu tampak menyeramkan ditambah lingkaran samar hitam di sekitaran matanya. Semalaman Rosé tidak bisa tidur karena rasa sakit yang kembali menyerangnya.

Sampai tiba-tiba Rosé bergerak cepat menutup mulutnya saat merasakan rasa mual itu yang mulai ia rasakan. Buru-buru Rosé menyalakan kran air dan memuntahkan isi perutnya yang kosong. Hampir setiap pagi Rosé selalu disambut dengan perasaan mual yang berakhir muntah seperti ini.

Setelah rasa mualnya mereda, Rosé menumpu tubuhnya dengan memegang kedua sisi wastafel. Perlahan Rosé mengangkat tangannya saat merasakan sesuatu di sekitar bahunya. Tangan Rosé bergerak mengambil sesuatu di area bahu lehernya.

Ternyata itu rambutnya yang rontok.

Bukan hanya satu atau dua helai, tapi begitu banyak helaain rambutnya yang rontok memenuhi bahunya. Seketika Rosé tertawa miris. Tatapannya kosong menatap gumpalan rambut yang berada di genggamannya. Lantas Rosé pun mengambil sebuah guntik yang tersimpan di salah satu rak kecil yang menyatu dengan peralatan mandi lainnya. Rosé menatap sejenak dirinya di cermin lalu tanpa ragu mengarahkan gunting itu pada rambutnya. Sedikit-sedikit rambutnya mulai berjatuhan memenuhi wastafel. Seiring rambutnya terjatuh karena ia gunting, bersamaan dengan itu juga air matanya lolos tanpa bisa ia tahan.

"Aku menyukai rambutmu," ujar Jungkook.

Rosé menoleh pada suaminya. "Oh ya? Kenapa?"

"Karena kau cantik dengan rambut panjangmu."

"Gombal." Rosé terkekeh geli mendengar rayuan manis yang Jungkook ucapkan.

"Itu bukan gombal, Sayang. Kau memang cantik dengan rambut panjangmu. Aku suka," bisik Jungkook mengusap puncak kepala istrinya.

Rosé tertawa pelan. "Baiklah, kalau begitu aku tidak akan pernah memotong rambutku." 

"Itu bagus. Jangan pernah memotongnya karena ini milikku." Jungkook memeluk erat tubuh Rosé dengan menyembunyikan wajahnya di sekitaran rambut Anne.

"Jungkook hentikan! Itu geli!"

Mereka tertawa bersama.

Rosé menyentuh rambutnya yang sudah pendak. Kedua matanya berkaca-kaca menahan tangis. Rasanya berat sekali untuk memotong rambutnya, sebab alasan Rosé memanjangkan rambutnya tidak lain karena permintaan Jungkook. Jungkook bilang rambutnya bagus dan sehat. Tapi itu dulu, sekarang rambutnya sudah rusak dan tidak terawat.

PAIN[✓]Where stories live. Discover now