07 - Truth That Hurts

909 152 57
                                    

...

'Aku tidak tahu seperti apa rasanya cinta sampai aku bertemu denganmu, tapi sekarang aku tahu juga seperti apa rasanya patah hati.'

*

*

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Jungkook ke Busan untuk melakukan perjalanan bisnisnya. Hal itu membuat Rosé cukup sedih karena suaminya akan pergi selama satu Minggu lamanya.

"Kau akan berangkat sekarang?" tanya Rosé mengikuti langkah Jungkook yang menuruni tangga. Terlihat suaminya itu sudah berpenampilan rapih sejak tadi pagi.

Jungkook hanya bergumam seraya memasang jam tangannya, tanpa sedikitpun menoleh pada Rosé yang mengekor di belakangnya. Saat langkah Jungkook berhenti di tangga terakhir, Rosé pun ikut berhenti. Ternyata pria itu tengah memasang dasinya yang tidak rapih. Rosé yang masih memperhatikan lantas bergerak ketika melihat Jungkook yang tampak kesulitan memasang dasinya. Akan tetapi, belum sempat tangannya menyentuh dasi, tangan Jungkook sudah menepisnya.

"Aku bisa sendiri," seru Jungkook lagi-lagi tidak menatap ke arah Rosé.

Penolakan itu membuat Rosé terdiam sesaat sebelum kemudian menghela napasnya. Rosé menatap Jungkook disertai senyuman yang menyakitkan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan dan bekal untukmu ke Busan, ya."

"Tidak perlu. Aku bisa sarapan di perjalanan nanti," sahut Jungkook menolak.

Bahkan Rosé belum melangkahkan kakinya, tapi lagi-lagi suaminya menolak. Itu sedikit membuat hatinya tercubit. Biasanya Jungkook tidak pernah menolaknya seperti ini.

"Tapi aku sudah menyuruh Bibi Eli memasak makanan kesukaanmu. Kita sarapan bersama, ya." Rosé menatap sendu Jungkook yang sedikitpun tidak menoleh padanya.

Jungkook membuang napas kasar lalu membalas tatapan istrinya tanpa ekspresi. Tatapan yang belum pernah Rosé lihat sebelumnya. Sikap pria itu terkesan dingin dan acuh terhadapnya.

"Kau mengerti kata 'tidak?' Aku bilang tidak," balas Jungkook tegas nan penuh penekanan.

Rosé sedikit tersentak. Rasanya sakit sekali mendapatkan penolakan mentah dari suaminya. Namun sebisa mungkin Rosé menyembunyikan rasa kecewa dan sedihnya. Dengan lembut Rosé meraih tangan Jungkook untuk ia genggam.

"Sayang, hanya sebentar. Setidaknya aku tidak akan cemas jika kau sarapan terlebih dahulu."

Perjalanan ke Busan itu cukup jauh, dan Rosé tidak mungkin membiarkan Jungkook pergi dengan perut kosong. Dia mengkhawatirkan suaminya.

Tanpa membalas apapun lagi, Jungkook melepaskan genggaman tangan istrinya dan berlalu pergi begitu saja. Sontak senyum di bibir Rosé menghilang begitu saja. Sejenak Rosé menatap punggung Jungkook yang perlahan menjauh dengan sendu. Dadanya terasa berdenyut sakit melebihi apapun. Namun Rosé segera tersadar lalu mengukuti langkah suaminya dengan sedikit berlari kecil.

"Jungkook!" panggilnya berhasil menghentikan Jungkook yang akan masuk ke mobil.

Jungkook masih berdiri membelakangi Rosé yang berdiri di ambang pintu.

"Jaga kesehatanmu di sana, dan selalu kabari aku. Aku mencintaimu!" seru Rosé mengulas senyumnya. Senyum yang terlihat tulus, namun sayang Jungkook tidak melihat itu.

PAIN[✓]Where stories live. Discover now