BAB 5 : BERUBAH (?)

225 26 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم





Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Haii hehe lama ya nungguin update dari saya..
Maafin saya yah soalnya banyak kesibukan jadi belum sempat up.

¶¶¶

Happy Reading's....


Pukul 02:30

Kringgg...

Bunyi alarm itu membuat Husain tersentak kaget, ia lalu bangun untuk mematikan alarm yang berada di nakas itu sembari mengucek matanya.

Setelah mematikan alarm, Husain duduk sejenak untuk mengumpulkan nyawanya karena masih setengah mengantuk.

Selang beberapa detik, Husain kini bangkit dari duduknya secara perlahan dan menuju ke kamar mandi untuk melaksanakan sholat tahajjud.

Setengah jam kemudian..

Sesudah sholat dan juga muraja'ah, Husain melipat sajadahnya kemudian meletakkannya di kursi belajar, ia lalu berjalan ke arah jendela dan membukanya.

Husain menghirup udara segar di pagi hari. tak lama ia mendongak ke atas menatap langit yang begitu indah.
Saat sedang menatap langit ia termenung saat ucapan Fatimah kemarin, Husain menghela nafasnya secara perlahan.

"Tungguin saya Fatimah, saya memperbaiki dan memantaskan diri dulu agar saya pantas untuk bersanding denganmu" Batinnya, bibir Husain terangkat membentuk senyuman yang manis.

Tiba-tiba ia teringat Abinya yang pernah memintanya untuk kuliah di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir. pada waktu ia belum lulus Sekolah.

Sudah lama Husain berdiri di jendela itu sembari melamun, sehingga ia tidak menyadari bahwa Abinya telah berada disampingnya.

"Nak" Panggil Abi Haidar lemah lembut, sembari memegang pundaknya Husain.

Seketika itu juga Husain membubarkan lamunannya saat Abinya memegang pundaknya.

"Eh Abi, untung saya orangnya nggak kagetan bi" Ucapnya.

"Ayo nak kita sholat subuh berjamaah di masjid" Ajak Abi Haidar.

Husain terbelalak saat Abinya mengajaknya sholat subuh
"A-apa bi, sholat subuh, emang nya ini jam berapa bi?" Tanya Husain, kaget.

Abi Haidar tersenyum sembari menggelengkan kepalanya
"Ini sudah jam 4 nak, sebentar lagi menjelang subuh" Ujarnya.

"Kamu ngapain aja tadi sama Abi dipanggil juga nggak nyaut?"

"Emm anu bi itu"

Husain ragu untuk menjawab, padahal ia larut dalam lamunanya memikirkan perempuan yang dicintainya itu dan juga permintaan Abinya waktu itu.

"Iya sudah bicara nanti saja nak, sekarang kamu siap siap dulu untuk berangkat ke masjid bareng Abi, Abi tunggu depan rumah ya" Ujar Abi Haidar, melangkah kakinya keluar dari kamar putranya.

Husain hanya mengangguk sebagai jawaban, ia lalu langsung bersiap siap dan ia mengambil baju koko, peci, dan sarungnya.

Setelah beberapa detik, Husain menemui Abi nya yang sudah menunggu di depan rumah.

"Ayok bi kita berangkat" Ajak Husain sembari tersenyum
"Iya nak" Jawab Abi Haidar, ikut tersenyum.

•••

DIA DAN HIJRAHKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang