Part 10 - Bot From Future

Zacznij od początku
                                        

“Terus sekarang kita ngapain? Apa sekarang lo bakal balik lagi ke badan lo, terus gue juga balik lagi?” tanya Auri.

Ziiing

Belum sempat Stella menjawab, tiba-tiba terdengar suara desingan yang sangat nyaring. Dua gadis sebaya itu kompak menutup telinga sambil menatap kesana-kemari, mencari darimana sumber suara berasal.

Mendadak sebuah benda asing terbang memutari Auri dan Stella. Sekilas, Auri melihat benda itu mirip dengan drone. Akan tetapi, ketika suara desingan berhenti benda itu tiba-tiba bertransformasi menjadi bentuk robot yang imut.

“Ini apaan?” tanya Auri kaget sekaligus takjub.

“Nggak tau, tapi dia sering muncul. Btw, gue bisa liat memori lo juga gara-gara robot ini.”

“Hee? Terus dia bisa ngomong, nggak?” Auri bertanya sambil mendekati robot itu perlahan.

“Lo pikir gue sekurang kerjaan itu sampai ngobrol sama robot?” balas Stella sarkas.

“Keep calm, sis, lo ternyata sensi ya orangnya.”

Stella memutar bola matanya malas, tidak peduli pada penilaian Auri. Mereka bahkan belum berkenalan dengan benar, hanya kebetulan sama-sama terjebak di situasi aneh dan tidak masuk akal ini. Jadi menurut Stella, penilaian Auri tentang dirinya sama sekali tidak penting dan dia tidak peduli. Lagipula, memang begini sikap asli Stella.

Sementara itu, Auri masih menatap lekat robot di depannya yang mengambang diam. Gadis itu sedang mencari tombol power untuk mengaktifkan robot. Namun, sebelum dia menemukan tombol yang dimaksud, robot itu justru bergerak dan berdesing lembut, membuat Auri terlompat kaget.

‘Bot zero telah diaktifkan!’

Sebuah suara terdengar, membuat Auri dan Stella saling pandang sebelum kemudian mengalihkan tatap pada robot di depan. Robot itu kini menunjukkan emoji senyum dan kembali berputar-putar.

“L-lo bisa ngomong?” gagap Auri. Stella tak kalah terkejutnya dengan Auri, karena dia kira robot itu tidak bisa berbicara.

‘Yaa … Bot Zero bisa bicara.’

Tidak seperti suara khas robot yang kaku, suara yang dikeluarkan Bot Zero justru terdengar luwes seperti manusia.

“Terus lo datang dari mana? Kenapa ada di sini?” Stella mengambil-alih percakapan, walau dalam hati dia merasa aneh sendiri. Sulit membayangkan bahwa sekarang dia sedang berbincang dengan robot.

Layar pada wajah robot yang tadinya menampilkan emoji senyum kini berganti menjadi tulisan “Something’s Wrong”.

‘Seperti yang kalian baca, ada yang salah di sini. Ah, sebelumnya perkenalan dulu, Bot Zero adalah robot dari abad 23. Bot Zero bisa menukar jiwa seseorang dengan orang lainnya. Bahkan dalam kondisi tertentu, Bot Zero bisa memberikan kesempatan hidup kepada manusia sekarat, hanya saja memori mereka akan direset menjadi nol. Bo—’

“WAIT!” potong Auri. “Siapa yang udah buat lo? Gila, lo itu bukan Tuhan yang bisa ngasih kehidupan atau kematian,” seru gadis itu, marah.

‘Memang, karena itu di abad 23, keberadaan Bot Zero sangat kontroversial.’

Balasan dari Bot Zero membuat Auri bingung, kenapa gaya bicara si robot terdengar tidak seperti sedang membicarakan diri sendiri. Di sisi lain, Stella juga memikirkan hal yang sama.

“Jujur sama gue, yang ngomong sekarang bukan robot kan?” tanya Stella, memastikan.

‘Ahahahaaa’ Suara tawa terdengar, yang jelas bukan tawa ala robot, tapi terdengar seperti suara seorang laki-laki.

Something Wrong [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz