"ya udah gapapa kalo gamau cerita", dia mengeratkan senderannya, aku hapus air mataku dengan brutal, berharap cepat hilang dari mataku ini

aku tahu seharusnya aku bersyukur karena memiliki sahabat baru yang sangat perduli denganku, rasanya sulit sekali mengatakan terimakasih untuk keempat sahabat yang ada di dekatku sekarang

Terima kasih! Aku benar-benar sama sekali tidak ingin sampai kehilangan kalian semua, thank you friends,,

***

"Ahfa siapa? pacar kamu nin?!"

"Ahfa?! yang punya kembaran itu?! ouhhh kamu pacarnya?! dia alumni SD bareng sama aku tau"

Angin yang semilir berubah panas yang sekarang menyelimuti tubuh ku, saat ku lihat galeri ku yang penuh dengan foto seorang lelaki telah dibuka oleh teman SMK ku yang memang sudah menjadi teman, sejak kapan mereka memegang handphone ku?

"eh bukan bukan!! dia cuman temen!", dengan cepat aku rebut handphone ku

"hayoo buktinya?!"

"engga engga! aku cuma suka dia! aku ga mungkin bisa jadi pacarnya!", jawabku sejujur mungkin

"ouhhh crush tohhh!!"

"hooh"

"cieee cieee!"

"ga nyangka - ga nyangka dia udah besar, dulu waktu SD tuh dia masih muka-muka polos banget, tapi tau ga nin?! dia itu rajin banget! pinternya juga Mas Sya Allah!"

aku hanya tersenyum, bahagia sekali mengetahui fakta Aghitsny kecil dulu

"terus? coba ceritain lagi ahfa yang dulu, aku pengin denger!" 

"wani piroo.."

"cihhh..."

"hahaha kapan-kapan aja!"

Aku menghempaskan nafas..

banyak yang mengakatan dia sudah memilki seseorang yang ia cintai, banyak juga yang mengatakan dia sedang ingin sendiri, entah kenapa dari yang aku lihat banyak perubahan semenjak ia sekolah di SMA

dia memiliki kembaran aku tahu dia berubah semenjak ia bermain-main dengannya, sudah aku duga semakin dewasa dia akan semakin berubah

****

"kalo diliat-liat Nina mirip jisso ya", seorang gadis dengan pipi tembam yang bernama Aya, memulai lawackkannya, aku sedikit kaget juga tertawa mendengarnya

"hahaha! beda jauh banget ih! mana mungkin!", sentakku, lalu mencari botol minum karena haus

"iwya twu nwin! cwowok buwanget samwa Jwung hwe iwn kawe! alwias Wildan", lanjut Rahma yang mulutnya masih penuh dengan nasi bungkus yang ia makan. dia adalah teman satu bangkuku, sekaligus sahabat waktu SD, takdirlah yang menemukan kita kembali saat ini

aku sedikit terkejut saat nama Wildan disebut sehingga air yang aku minum barusan aku muntahkan kembali ke lantai

"ndirr!! iya weh cocok banget!", lanjut Aya, tawanya sudah merekah sedari tadi yang menertawakan ku, mungkin dalam hatinya ia berkata mampus! mampus! sudah aku duga, itu pasti

"dih mana adaa!", tatapan sinisku berubah menjadi tawa kaku, saat melihat tak lama seorang pelawak kesenggrok

"hiliiihh ngaku aja kalii, suka kan sama Wildan?!", entah memiliki dendam apa sejak SD, sahabatku yang satu ini benar-benar belum tahu siapa orang yang benar-benar aku kenal

"iyaaa ndirr, pas pertama kali liat dia, kamu senyum-senyum, besoknya langsung chat dia kan?!", lanjut Aya, aku pikir dia sudah lupa tentang hal itu ternyata masih ingat, benar-benar aib pertama ku di SMK

entah apa yang mereka berdua pikirkan, hanya karena aku memanggilnya Jung hae in, atau bahkan memberi pesan, mereka menyangka aku suka dia, padahal aku hanya kagum karena baru pertama kali ini aku menemukan fanboy Black Pink di kelas

"eh eh eh engga engga! aku salut ajaa sama dia! dia itu bisa mirip banget sama Jung hae in, jadi aku chat!"

"nahh maka dari itu kamu kan mirip jisso terus Wildan mirip Hae In kan cocok tuh, Jisso sama Hae In, Wildan sama Nina"

"JIAKHH KIW KIW!!"

mataku terbuka lebar pada kedua anak itu, benar-benar menyebalkan!

"eh bukannya kamu suka sama si itu ya? sapa itu namanya akfa akfa!"

tatapanku langsung mengarah kepada seorang gadis cantik yang sedang fokus dengan gadget nya dia sedang makan tapi tangannya tidak pernah hilang dari apa yang dia lihat

"Nurul?!! sejak kapan kamu disini?!", drama lagi dari seorang Aya

"wehhh ga lucu lawackkannya", sahut Nurul, dia meletakkan gadgetnya dan kembali fokus dengan makanannya

"Abwis dwiem-dwiem bwaee!", ucap Aya, kini pipinya terlihat lebih gemoyy

"biasalah chhtan sama ayang! kaya gatau Nurul aja lu Ay!", jawaban Rahma membuat tawaku merekah, tapi memang benar semenjak dia jadian dengan anak TO 6 itu Nurul tidak pernah berhenti memainkan gadgetnya

sebuah ide muncul dari kepalaku, "Nurul kita kick aja ga si?! karena udah langgar peraturan!",

"iya dari ndipus squad!  kan dia pacaran!", lanjut Aya

"gass! Nurul kamu milih bestiee atau pacar?!", Rahma menimpalinya

"WEEHH! jangan dong! jangan gitu wehh!", sentaknya wajahnya panik namun tawanya masih merekah, aku tahu walaupun Nurul alay dia masih sefrekuensi dengan kita, dia hanya sedikit tergoda dengan perkembangan zaman yang sekarang ini

"Apasii! kenapa pada ribut! ih curang banget makan makan ga ngajak ngajak! ngambek laaa!"

"Oh iya Wulan sorry!!"

Dia adalah Wulan, si perempuan kalem dan juga begitu baik, dengan segala kesempurnaannya, namun ada fakta yang sedikit menyakitkn bagiku mengetahui bahwa dia adalah teman satu kelas Alya saat SMP...

Senandika Where stories live. Discover now