02. CHAT PERTAMAKU

129 23 35
                                    

Tenanglah, kekasihku
Kutahu hatimu menangis
Beranilah 'tuk percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada di sini
Untukmu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan kutinggalkan
Engkaulah teman sejati
Kasihku di setiap hariku
Untuk hatimu ku 'kan bertahan
Sebentuk hati yang kunantikan
Hanya kau dan aku yang tahu
Arti cinta yang t'lah kita punya
Beranilah dan percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada di sini
Untukmu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan kutinggalkan
Engkaulah teman sejati
Kasihku di setiap hariku
Untuk hatimu ku 'kan bertahan
Sebentuk hati yang kunantikan
Hanya kau dan aku yang tahu
Arti cinta yang t'lah kita punya

Untukmu Aku Bertahan
Afgansyah Reza

.

.

.

.

.


02. CHAT PERTAMAKU

Aku menyadari bahwa hal terpenting yang harus kita miliki disekolah itu adalah seorang teman, seintrovert apa pun dirimu, menurutku memiliki teman adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untuk mengisi waktu menjadi momen penting, teman seperti keluarga kita sendiri, mereka akan membuat kita tersenyum, sedih, dan membuat hal hal baru lebih menyenangkan

"Nina!!"

Aku menoleh, gadis yang sama pendeknya dengaku itu menarik tanganku hingga keluar kelas

Putri namanya, dia adalah si paling pede di sekolah, banyak bicara nyeplos dan tak bisa tenang sedikitpun, dia juga memiliki nada bicara bas namun nyaring, jika dia berbisik dalam keadaan sepi pun sudah pasti semua akan mendengarnya

Yah dia memiliki sikap yang berbanding terbalik denganku, lihatlah bagaimana dia membawaku keluar kelas menerobos semua lorong ketika semua siswa sedang duduk didepan kelasnya masing-masing

Aku tak terbiasa keluar kelas, dan sejak aku mengenal Putri aku jadi sering sekali pergi keluar menyapa murid lain, bahkan memasuki ruang BK, menyapa guru disana dan mengambil beberapa absensi dari kelas lain untuk dibagikan, yah hampir setiap hari, kita berdua masuk keluar kelas 9A hingga 9I

"Tolong dibagikan kesemua kelas 9 ya mba", aturnya seperti biasa

"Siapp Bu!", jawab Putri, bahagia sekali dia

Kita pun keluar memasuki kelas dari yang terdekat memberikannya absensi dan begitu seterusnya

Yah itulah tingkat kepedean Putri sejak dulu, bahkan aku pernah hampir membencinya dulu saat kelas 7 karena dia keluar masuk kelas setiap jam, bahkan saat pelajaran, sampai aku bertanya-tanya sendiri, kok bisa sekeluar masuk itu? Ngapain?

"Paling cuci tangan, gue kalo bosen sama pelajarannya ya gitu alesan ke kamar mandi padahal disana cuman nyante-nyante doang si", begitulah tanggapannya

Sejak saat itulah aku jadi sering meninggalkan pelajaran bersama Putri, ternyata seru juga keluar kelas menghirup udara segar dan terbebas dari pertanyaan anak lain yang lagi-lagi menanyakan,

"Nin tugasnya udah? Nurun dong",

Aku yakin semua orang itu pasti bisa menyelesaikan tugasnya hanya saja mereka malas, aku juga merasakan hal yang sama, namun aku berusaha tetap mengerjakan apapun kondisinya

Senandika Where stories live. Discover now