Bag 06. Negotation

Start from the beginning
                                    

"Bukannya lo marah sama gue, ya?" tanyanya.

Cleobee menghela napas panjangnya. "Kalau aja lo gak sama seperti Jagad, gue gak akan peduli gimana nasib kehidupan lo, sih."

Harvey sedikit tersentuh karena ucapannya, perlahan ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman yang manis.

"Makasih, udah peduli sama gue."

Cleobee diam sejenak sambil memandangnya prihatin. "Gue mau jadi mentor lo, asal belajarnya di rumah gue."

"Oke," tanpa pikir panjang Harvey langsung menyetujui ucapannya. "Oh iya, maaf soal malam itu."

Cleobee kembali menghela napas, Harvey bertindak sampai sejauh itu juga karena pengaruh obat-obatan yang dia konsumsi. Sebelum membalas ucapan lelaki itu, dia mengulurkan tangannya bersama botol ukuran sedang yang berisi air putih.

"Mulai sekarang, lo harus rajin minum air putih," ucapnya.

Harvey hanya diam dengan sorot matanya yang penuh tanda tanya.

"Permen, setiap kali mulut lo asem mau ngerokok, lo bisa makan permen mint ini," lanjutnya sambil membuka telapak tangannya yang sudah terisi berbagai macam permen.

"Cleo, lo gak perlu sampai—"

"Nurut apa kata gue, kalau gak, gue gak mau jadi mentor lo."

Harvey menghela napasnya, tak lama ia tersenyum manis sambil menerima botol dan permen itu, kemudian meneguk airnya, lalu memasukan satu permen ke dalam mulutnya.

"Sebelum lo masuk rehabilitasi, lebih baik lo berubah secara perlahan," ucap Cleobee.

Harvey tidak menyangka kalau tujuan perempuan itu sampai sejauh itu, padahal dia hanya membutuhkan Cleobee sebagai mentornya. Tapi, tetap saja dia penasaran dengan alasan atau tujuan Cleobee, yang menjadi baik padanya.

"Kenapa lo mau bantu gue?" tanyanya penasaran.

"Malam itu lo sendiri yang bilang, 'Cleo ... Please, help me' sebelum lo nyium gue secara paksa."

Kalah telak, Harvey tak bisa menjawab ucapan Cleobee, sehingga dia hanya tersenyum canggung dengan rasa malu yang menyelimuti pikirannya.

"Gue minta maaf," ucapnya sekali lagi.

Cleobee diam sejenak, menarik napasnya lalu ia hembuskan secara perlahan. Tak lama sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang sangat manis tanpa kesan terpaksa. Senyumannya kali ini terlihat sangat tulus dari pandangan Harvey.

"Gue maafin, asal jangan lo ulangi lagi."

Harvey mengangguk dengan senyuman manisnya, tentu saja dia sangat senang ketika mendapat dukungan sekaligus. Keputusan wanita itu akan selalu Harvey ingat, selamanya dia akan menyebut Cleobee sebagai penolongnya.

•••

Berbeda dari hari sebelumnya, Harvey terlihat lebih bersemangat untuk belajar. Tak lupa, ia menyiapkan segala macam permen mint dalam kantong seragamnya. Ucapan Cleobee akan ia turuti jika ingin meningkatkan nilainya yang tertinggal.

"Har, nanti malam anak Baewon ngajakin duel, lo mau ikut gak?" tanya Jaxen.

"Serius lo, Jax? Kemarin malam aja mereka gak datang, udahlah kita biarin aja orang kaya mereka, mah!" timpal Janu menyahuti.

"Nanti mereka malah ngelabeli kita pengecut!" tukas Jaxen.

"Jelas-jelas mereka yang pengecut, karena kabur sebelum pertandingan dimulai," timpal Harvey.

Belenggu | Haruto ✔Where stories live. Discover now