Bag 06. Negotation

Mulai dari awal
                                    

Sontak, ucapan Harvey langsung mengalihkan pandangan mereka dengan kompak.

"Lo tahu dari mana?" tanya Janu penasaran.

Harvey tak menjawab pertanyaan itu secara langsung, dia memandang dua manusia itu dengan sorot matanya yang datar.

"Gak datang ketika ada pertandingan, itu namanya pengecut," jawab Harvey sangat percaya diri.

"Ya kalau gitu, sama aja dong kita juga pengecut?" timpal Janu.

"Gue setuju! Mereka duluan yang mulai, jadi kita bukan pengecut!" seru Jaxen sangat percaya diri.

Harvey langsung tersenyum puas melihat antusias Jaxen yang mengikuti ucapannya. Selagi mereka tidak melakukan pertandingan balap liar, dia bisa dengan mudah belajar bersama Cleobee.

Sementara itu, di tempat yang berbeda, ada Cleobee yang sedang berkaca di depan wastafel kamar mandi. Sebelum melanjutkan proses belajar mengajar yang sangat memusingkan, seperti biasa dia memoles wajahnya dengan sedikit riasan tipis agar membuatnya tetap segar.

"Finish!" ucapnya bersemangat, lalu mengecap bibirnya setelah ia pakaian lipbalm merah mudah yang terlihat alami.

"Gak usah dandan segala lo, perek!" pekik seseorang sambil mendorong kepala Cleobee ke wastafel, bukan hanya itu dua temannya langsung bergerak menghidupkan airnya dan membuat rambut Cleobee basah.

Cleobee mengepal kuat kedua tangannya, masih saja wanita itu mengganggu dirinya pada masalah yang tidak terlalu penting. Dia sangat membencinya, sifatnya yang terlalu berkuasa benar-benar membuat Cleobee jengah.

"Lepas, anjing!" pekik Cleobee.

Sebuah tarikan tajam terulas sempurna di bibir Winona, dia menarik rambut Cleobee sehingga membuat kepalanya mendongak menatap wajahnya.

"Gue udah bilang sama lo untuk jauhi Harvey, kenapa sampai sekarang lo masih genit sama dia?" tanyanya.

Shit- Cleobee memekik kesal, wanita itu masih saja meributkan hal yang itu-itu saja.

Liza mengerjap kaget ketika pintu kamar mandi hampir terbuka, lantas dia langsung bergerak ke arah pintu dan menguncinya dari dalam.

"Loh! Pintunya kenapa dikunci?" tanya Bahiyyih heran.

Merasa sesuatu yang tidak beres, Olyvies sedikit menggeser Bahiyyih untuk mencoba membuka pintunya. Sesuai ucapan Bahiyyih kalau pintunya terkunci dari dalam.

"Bee! Buruan keluar, kita mau belajar!" teriak Olyvies.

"Lah, masih ada Cleo di dalam?" tanya Hikaru, mereka berdua kompak menganggukkan kepala.

Cleobee menghela napas kasarnya, takut dengan Winona hanya membuat wanita seperti dia terus merasa tinggi. Bahkan Winona akan melakukan segala cara agar orang lain menunduk, tapi, itu semua tidak berlaku untuk Cleobee.

"Kalau Harvey gak mau sama lo, sadar diri, begok!" pekik Cleobee sambil menjegal kaki Winona dan membuat tubuh Winona jatuh dengan posisi duduk di permukaan lantai kamar mandi yang basah.

"Ahhh! Anjing!" pekiknya kesal.

"Winona!" seru Liza dan Rei kompak, lalu bergerak menghampiri wanita itu.

Cleobee yang sekarang bukanlah Cleobee yang dulu, selalu diam dan menurut pada perintahnya. Memang benar, ajaran yang dia dapat selama menjadi murid pertukaran belajar di Jepang, berpengaruh besar pada kehidupannya.

"Gue jadi mentor dia, begok! Kalau gak sering-sering sama dia, gue gak bisa ngajarinnya. Atau lo mau gantiin posisi gue?" ucapnya sedikit jeda, ditatapnya wajah itu dengan iris matanya yang tajam mengintimidasi.

"Sorry, gue lupa kalau lo bodoh, boro-boro ngajarin dia, bantu nilai lo sendiri gue rasa juga gak bisa," lanjutnya mencemooh wanita yang sedang memandangnya tajam.

"Gue gak akan—"

"Hm, buang-buang waktu gue aja lo, mah!" potong Cleobee sambil menyisir rambutnya yang basah dengan jarinya.

Cleobee tersenyum sejenak, kemudian bertolak menuju pintu dan membuka kuncinya. Sesuai dugaan, tiga temannya sudah menunggu di luar, dan terlihat syok melihat Winona masih duduk di lantai yang basah.

"Dia kenapa lagi? Malah duduk di lantai basah, bodoh kah?" sindir Bahiyyih.

Ucapannya barusan tak lepas dari sorot Winona yang tajam, tapi bukannya takut justru Bahiyyih membalas dengan senyuman remehnya.

"Rambut gue basah dikit, gak papa 'kan?" tanya Cleobee.

Olyvies membelai surai panjang berwana hitam itu, baginya meskipun rambutnya basah, Cleobee tetap terlihat cantik.

"No! Ayo ke kelas!" tukas Hikaru yang sudah tak tahan ingin belajar, sontak mereka berempat jalan bergandengan tangan menuju kelas.

Jangan heran melihat Hikaru yang begitu semangat untuk belajar, sebab mereka berempat adalah kandidat lima besar dengan Janu di tengah-tengahnya. Mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan belajar, tapi sesekali hangout bersama di hari Minggu atau malam hari.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belenggu | Haruto ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang