was was

8.1K 481 21
                                    


"Miii..." panggil rico begitu masuk ke rumah

Rumah rico ma Ghali itu ada disalah satu perumahan elit, yang luas rumahnya udah kek lapangan bola.

"Dibelakang sayang!!" teriakan dari arah belakang membuat rico dan Ghali langsung ke belakang tanpa belok- belok

Disana ada mami ana, yang pakai daster hijau rambutnya di kucir 1 itu. Nah kalau yang daster coklat bundanya Ghali, bunda hani, rambut sebahu digerai.

Biar daster keliatan simple, tapi kalau tau harganya juga bikin melongo. Satunya mungkin bisa bayar spp sebulan lah. Nah ini daster juga salah satu koleksinya dari butik joinan mami ma bunda ni.

Kalau bapak- bapak tekstil atau yang barang mentahan. Nah kalo emak- emak kue ama butik.

Kalau kata emak- emak ini, penting nyaman.  Mau pakai daster dari pasar juga. Dan terbukti, mereka juga punya daster yang beli di pasar tradisional kok. Tapi kualitas bahannya bagus.

"Bun, Ghali kangen..." Ghali langsung memeluk bundanya yang duduk di gazebo taman deket kolam ikan

"Kata rico kamu habis sakit ya?" bunda hani mengusap dari Ghali pelan, menyibak poni anaknya

"Dinakalin coco pasti, sini mami cubit!" mami ana langsung nyubitin anaknya sampe bilang ampun

"Ghali nakal mi, kemarin ngebut naik motornya, terus ada kucing lompat Ghali ngerem mendadak. Jatuh ke trotoar." jelas Ghali

Kini keduanya tiduran di paha emaknya masing- masing. Dulu rico rada jaim kalau begini. Tapi karena Ghali suruh biasain, ya gini sekarang. Walau gak semanja Ghali ya.

"Daerah mana kamu jatuh?" keempatnya menoleh mendapati dua bapak- bapak berdiri didekat mereka

Yang atu papinya rico, william. Turunan bule, Aussie. Tapi jadi bulepotan karena kelamaan di indo.

Yang atu ayahnya Ghali, ayah bara. Yang asli jawa. Java pride. Sifatnya sebelas duabelas ma Ghali yang berandalan ama males belajar.

"Tuh yang pakubuan, deket jembatan." jawab Ghali mengeser posisi tidurnya

"Lah, emang ada trotoar?" tanya ayah bara

"Kamu jatuh kebawah? Ke jalan samping itu?" cerca rico yang kepo

Jadi kenapa bisa bahunya memar parah kalau cuma kena trotoar kan rada gak mungkin ya.

"Iya, untung motornya gak jatuhin aku." alis rico bertaut pertanda kesal

Bisa- bisanya dia nganggap remeh luka Ghali kemarin. Dia pikir jatuhnya di deket alun-alun.

Bahkan sampai sekarang memarnya masih ada, tapi kata Ghali udah nggak sesakit lusa. Udah mendingan karena tiap 3 jam diolesin salep memar sama rico. Malem mau tidur juga dipijitin.

"Tapi ada luka nggak kamu?" papi memastikan keadaan menantunya

"Ini.. Sama memar di bahu. Iya kan ro?" Ghali mengkonfirmasi ke rico sambil memamerkan luka di siku nya

"Iya, udah mulai pudar memarnya." jelas rico

"Mau di x-ray nggak? Takutnya kenapa- kenapa sayang." ayah bara mengusap pelan siku anaknya

"Udah nggak sakit yah, tiap malem dipijitin sama rico, dikasih salep dingin juga." Ghali berbicara dengan bagganya.

Keempat ortu itu mengangguk, bersyukur jika anak- anak mereka saling menjaga.

"Udah yuk masuk, udah mau magrib ini." ajak bunda hani ke yang lain

... Meja makan...

Ghali . Rico (BL Lokal 18+)Where stories live. Discover now