Rumah Camer

7 7 0
                                    

Annyeong!!

_______________

"Lo mau gue anter kewarung?"

Mendengar ucapan Askary, Belova melotot kaget sambil menatap sang empu.

"Ha─ eng.. nggausa gue bisa sendiri."

'Anjir ni cowo, jangan jangan suka sama gue lagi?'

"Kenapa?." tanya Askary.

Mendengar pertanyaan tadi Belova jadi berpikir cara menolak secara halus dan tidak menyakiti pihak bersangkutan, masalahnya ia sudah tidak mood dari berangkat sampai mau pulang.

"Gausah, gue bisa sendiri."

Mendengar nada bicara Belova yang terdengar ingin mengusir tapi secara tidak langsung ia paham, jika gadis didepannya ini tidak nyaman akan kedatangannya.

'Buset gue ngapain bilang kek gitu anjing.'

Melihat keterdiaman Askary atas ucapannya tadi, Belova jadi tidak enak. Apakah ia terlalu kasar? pantas saja tidak ada yang mau berdekatan dengannya. Huh.

"Eh.. maksud gue, gausa kesana lagi. Gue mau pulang aja." ralat Belova sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Askary masih diam ditempat. Tapi arah matanya menatap dalam kearah iris mata Belova.

"Hei mas." ucap Belova saat melihat Askary melamun.

Belova mendengus melihat Askary, ternyata Askary sama saja dengannya. Suka melamun.

"Woi!!." ucap Belova lagi setengah mengagetkan.

"Ha? ayo gue anter." mereka pun berjalan beriringan.

Saat sampai disekitaran rumah dan melewati beberapa Bevaro and the gang. Belova tidak mendapati Bevaro disana ia hanya melihat temannya diatas motor sambil menatapnya.

"Apa lo liat-liat." ucap Belova kepada semua teman Bevaro.

Mendengar kakak Bevaro yang jutek dan mukanya rada ga mood semua teman Bevaro diam dan menunduk lagi.

"Ayo mas masuk." ajak Belova tanpa sengaja ia menggandeng tangan Askary.

Sementara Askary yang melihat tangannya digenggam Belova pun jadi salah tingkah, ia mengelus belakang tengkuknya sambil mengikuti Belova masuk kedalam.

"Lo kemana aja sih kak?" sambut Bevaro ketika ia hendak membuka handle pintu.

"Kewarung lah emang gue kamana." Bevaro yang mendengar nada jutek kakaknya pun mendengus hobi kakaknya adalah marah-marah, ingatkan Bevaro jika kakaknya titisan lampir.

Melihat seseorang dibelakang Kakaknya Bevaro tersenyum sambil menaik turun kan kedua alisnya.

"Kenapa lo?." tanya Belova.

Tak menjawab ucapan Belova, Bevaro keluar karena ia tadi berada di tengah-tengah pintu utama.

"Widih Bang Aska.. gercep ye bang." sindir Bevaro sambil melirik tangan keduanya yang bertaut.

Melihat arah lirik sang adik Belova dan Askary pun juga sama menatap tautan tangan mereka. Menyadari jika masih bergandengan, Belova cepat-cepat melepas tautan mereka lalu masuk lebih dulu karena ia merasa malu akan kebodohan nya.

"Haha.. santai bang, kakak gue emang rada. Jadi lo yang betah-betah aja." ucap Bevaro sambil menepuk pundak Askary dua kali.

"Lo masuk aja.. kebiasaan emang Kak Belova kalo ada tamu langsung ditinggal. Padahal kan lo pacarnya ya." goda Bevaro setengah tersenyum miring.

Mendengar ucapan adik kelasnya tersebut Askary mendengus. Ia saja baru kenal dengan gadis itu, nama saja ia tidak tau.. jadi nama gadis itu Belova?.

"Gue tunggu sini." ucapnya setelah berdiam cukup lama.

"Udah masuk aja habis ini juga ada acara makan-makan, biasa bapak gue ulang tahun. Btw lo gamau ngasih sesuatu buat camer lo?." tanya Bevaro menggoda lagi.

Askary yang tidak tau pun hanya menggeleng ia baru tau jika papa Belova ulang tahun. Mana dia cuma pakai kaos hitam, celana Chino dipadu sendal jepit milik sang mama.

"Gue pulang dulu kalo gitu."

"Anjir. Gue bercanda kali bang.. santuy, lo disini aja. Sekalian bantuin gue buat meber ni karpet buat nanti." dan diangguki oleh Askary.

Sesaat Belova memasuki area dalam rumah, Belova dikagetkan dengan telinga kanannya dijewer oleh sang mama yang sudah menantinya di depan ruang keluarga.

"YAAMPUN BELLLLL!!!."

"Awss ma.. sakit ma.."

"Bodo amat. Kamu ini mama suruh buat beliin bahan masakan malah lama banget, untung ada adek kamu akhirnya mama suruh adek kamu buat beli." puas mama Ririn setelah menjewer telinga sang putri.

Sedangkan Rico yang tak lain papa dari Belova Aldeora Amandira dan Bevaro Arkana Amandira itu tengah tertawa terpingkal-pingkal melihat sang putri dijewer sang istri.

"Ish.. sakit tauk!." desis Belova dengan menghentakkan kaki.

"Sana cepet ganti baju bantuin mbak Ani buat taruh semua makanan kedepan teras."

-🍀-

Jangan lupa vote dan komen, thankyou.

Belove first AskaryWhere stories live. Discover now