"O-ohh, i-iya." Yuna langsung memegang kedua pundak laki-laki itu.
"Kalo di pundak mah sama aja dong." Jimin menyambar tangan sebelah Yuna dan memindahkan posisi tangan Yuna ke perutnya. "Di sini."
Yuna hanya bergumam, sekarang kedua tangannya sudah melingkar pada perut laki-laki di depannya ini. Di balik helmya, pipi Yuna kembali memerah bak kepiting rebus. Bahkan jantungnya berdebar tak wajar. Ia tidak mengerti, kenapa bisa dirinya merasakan hal seperti ini selain kepada Suga?
_______
"Ayo, masuk! Filmnya udah mau dimulai," ajak Jimin pada gadis di sebelahnya. Tangannya kini penuh dengan minuman mereka.
"Yuk!" Tangan Yuna juga membawa popcorn berukuran besar.
Mereka berjalan beriringan dan masuk ke dalam ruangan, dan ruangan di dalam sini pun sudah gelap. Yuna mengeluarkan ponselnya untuk memberikan penerangan lalu mencari tempat duduk sesuai nomor tiketnya.
Jimin dan Yuna cukup kesulitan saat mencoba masuk dan melewati beberapa orang yang sudah duduk di kursi. Begitu kursinya sudah ditemukan, mereka langsung duduk bersebelahan. Yuna mematikan lampu senternya dan menyimpan ponselnya di tas. Letak kursi mereka sekarang ada di jajaran atas pada bagian tengah.
Jimin menyimpan kedua minumannya di tempat yang sudah tersedia pada kursi. "Sini popcorn-nya, biar gue yang pegang," pinta Jimin. Yuna langsung menurut dan memberikan popcorn-nya.
Film yang mereka tonton saat ini adalah film dengan genre thriller. Kebetulan mereka memiliki kesamaan dalam hal perfilman. Jadi, tidak ada percekcokan sebelum mereka menonton.
Yuna dan Jimin tampak asyik menyaksikan film dari layar lebar. Meski tidak saling bersandar, tapi sejak tadi lengan mereka saling bersentuhan. Jika orang lain melihatnya, sudah pasti mereka akan menyangka Yuna dan Jimin adalah pasangan kekasih.
"Aaa,,," pinta Jimin yang ingin menyuapi popcorn ke mulut Yuna.
Yuna tersenyum dan langsung menerima suapannya. Ia juga mengambil popcorn di genggaman Jimin dan menyodorkan ke mulut Jimin. "Aaa.."
Laki-laki itu tentu menerima suapannya. Sambil terus mengunyah, ia juga tak berhenti tersenyum. "Kok manis, ya?"
"Ini popcorn asin lho."
"Rasanya jadi manis kalo disuapin lo."
"Dasar!" Yuna memukul pelan pipi laki-laki itu. Yuna mengambil kembali popcorn-nya dan berniat menyuapinya lagi. "Nih..."
Namun, saat Jimin ingin memakan popcorn yang gadis itu sodorkan, Yuna langsung memasukkan popcorn pada mulutnya sendiri.
"Syukurin,, hahaha..." Yuna terkekeh pelan, karena berhasil mengerjainya.
Jimin sedikit mendengus. "Awas, yaa."
"Udah, ah.. filmya lagi seru nih," ucap Yuna yang kini memperhatikan layar lebar di depannya.
Mereka kini begitu serius menonton film. Sesekali Yuna bersembunyi di balik pundak Jimin, karena ada adegan yang cukup menegangkan. Setelah hampir tiga jam mereka menonton, akhirnya tayangan filmnya sudah berakhir.
Lampu ruangan langsung menyala. Namun, Yuna dan Jimin masih asyik duduk dan bercanda, sambil menunggu ruangan agak sepi.
Grab..
Yuna yang sedang tertawa dengan Jimin langsung menoleh, ketika merasakan ada seseorang yang menyentuh pundaknya dari kursi sebelah.
"Kak Yuna?"
"Y-yoonji?!" Yuna kaget. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan adik Suga di sini. Ia juga sedikit melirik ke kursi sebelah, dan benar ada Suga juga di sana. Berarti sejak tadi mereka bersebelahan, kan?
YOU ARE READING
𝗦𝗼𝗿𝗿𝘆 | ℱ𝓇ℴ𝓂 𝒴𝓊𝓃𝒶
FanfictionSeorang gadis bernama Kim Yuna memiliki kesalahan terbesar karena insiden yang terjadi pada dua tahun silam. Awalnya semua tampak normal dan baik-baik saja. Namun, karena sebuah insiden itu. Segalanya berubah. Semenjak Yuna terbangun dari koma-nya...
07. •Date with Jimin•
Start from the beginning
