Jeana tersenyum simpul. Bukannya menjawab pertanyaan Vita barusan, ia malah bertanya balik, "Emang susah ya buat temenan sama Dira?"

Vita diam dengan kedua alis yang naik.

Jeana kemudian terkekeh pelan dan berkata, "Hahaha, becanda tadi."

"Aku juga bingung jawabnya gimana," ucap Jeana. "Awalnya kita kenalan di lapangan voli," sambungnya.

"Oh ya?" sahut Vita.

Jeana mengangguk. "He'em. Waktu itu Rey gantiin aku main voli, jadi aku gantiin Rey buat nemenin Dira ngobrol," ucapnya memberitahu.

Tak lama kemudian Dira kembali dengan membawa sebuah nampan berisi tiga gelas minuman dan meletakkannya di hadapan Jeana dan Vita lalu mempersilahkan mereka untuk minum.

Setelah itu mereka mulai mengerjakan skripsinya masing-masing sembari dibantu oleh Jeana. Jeana begittu antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Dira dan Vita selama mengerjakan skripsi mereka. Hingga pada pukul lima sore, Jeana pamit kepada Dira dan Vita dengan alasan sudah begitu sore dan ia berjanji kepada mereka berdua untuk membantunya melanjutkan skripsi esok hari.

Dira dan Vita mengangguk sembari mengucapkan terimakasih karena Jeana sudah banyak membantu mereka untuk mengerjakan skripsinya.

"Sama-sama. Besok lagi aku kesini, ya," ucap Jeana sejenak kemudian ia melangkah keluar dari rumah Dira dan pulang.

Sembari membereskan buku dan alat tulis yang sudah digunakan, Dira bertanya kepada Vita, "Vit. Menurut lo Jeana gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Vita sembari menoleh ke arah Dira dengan kedua alis yang bertaut.

"Menurut lo dia baik ato nggak?"

"Baik sih," jawab Vita seadanya. "Pinter banget lagi," sambungnya.

Vita kembali membuka suara, "Cuma awalnya agak gimana.. gitu."

"Agak gimana maksudnya?" tanya Dira dengan bingung.

Vita mengangkat kedua bahunya sejenak. "Gak tau. Kayaknya selera humor dia beda sama gue, jadi agak aneh." jelasnya.

"Emang dia ada ngomong apa sama lo?"

"Tadi, kan, gue nanya sama dia, kenapa bisa temenan sama lo? Terus dia malah nanya balik, emang susah ya temenan sama Dira?" Vita menjelaskan sembari memperagakan saat Jeana bertanya balik padanya. "Kayak.. maksudnya apa gitu loh? Tapi.. kayaknya emang dia becanda dan humornya gak cocok sama gue," sambungnya.

"Iya sih," gumam Dira sembari mengangguk. "Dari awal temenan juga gue ngerasa humor dia sama gue gak cocok juga," ucapnya yang merasa relate dengan penjelasan Vita barusan.

"Kan? Berarti emang beda selera humor aja. Sisanya gue rasa dia biasa aja sih, gak gimana-gimana."

Dira lagi-lagi mengangguk setuju dengan perkataan Vita.

-


Hari kamis tepat pukul sembilan pagi Dira keluar dari kelasnya. Ditengah perjalanan menuju kantin, tiba-tiba saja Riza menghampiri dirinya dengan satu tangan yang memegang sebuah plastik.

"Dir!” panggil Riza, membuat Dira menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah dirinya. Cowok itu tersenyum tipis sejenak lalu mulai melangkah mendekati Dira.

"Kak Riza?” gumam Dira dengan tatapan tajam. Pikirannya mencoba menebak apalagi tujuan Riza menemui dirinya kali ini.

Riza menghentikan langkahnya tepat di hadapan Dira. Tangan kanannya yang tadi memegang sebuah plastik kini mengarah ke arah Dira dan memberikannya kepada cewek tersebut. Ia lalu berkata, “Nih, buat lo.”



to be continued..




GIMANA PART INI?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SAMPE 5K! 🤩🤩

UDAH NABUNG BUAT IKUTAN PO NOVEL DS2 30 AGUSTUS?!!

Yang pasti di novel alurnya lebih tertata, jelas, dan lebih seru!

spam komen "UP DS2" 10x disini! 👉

spam komen "NEXT" 10x disini! 👉

info lainnya silahkan cek ig :
@ rahma_niida
@ wp.kepojanganberlebihan
@ anindiraaa.maheswari
@ aaabraham.reynand

see u!



Sabtu, 13 Agustus 2022.

DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]Where stories live. Discover now