63 - biggest big bro

Start from the beginning
                                    

Ia berusaha untuk tidak memikirkannya. Namun sekarang, setelah kondisi Taufan yang hancur, ia jadi sedikit penasaran akan apa yang terjadi saat itu.

Karena ternyata, walau ia pikir ia sangat membenci sang adik, ia masih merasakan rasa yang tidak mengenakkan saat tahu bahwa Taufan dalam bahaya.

Dulu ia memang tidak siap untuk mendengarkan jawaban dari sang pengendali angin, dan bahkan sekarang ia pun tak tahu apa dirinya telah siap,

Tapi sekiranya ia bisa membuat rasa kesalnya berkurang, ia ingin mendengar jawaban Taufan secara langsung. Itulah mengapa ia datang kesini sekarang.

Namun ia tak dapat berkata-kata. Ia tak dapat menanyakan hal yang ingin ia ketahui. Jawaban yang terlalu sopan itu sukses membuatnya naik pitam.

"Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu? " Tanya Halilintar setelah beberapa lama tenggelam dalam kesunyian yang tidak nyaman.

Langit yang tadinya belum memiliki warna merah kini mulai terlukiskan oleh merahnya matahari menjelang senja.

Taufan masih terdiam.

"Sampai kapan kau akan terus membuat masalah seperti ini?" Tanya Halilintar. Walaupun pertanyaannya yang tajam, ia menanyakannya dengan nada yang lumayan datar. Tidak terdengar marah ataupun kesal.

Taufan masih diam, ia menatap langit sore yang melukiskan warna jingga disekitarnya. Angin sepoi-sepoi menerpa tirai putih transparan dikamarnya, juga menerpa wajahnya. Manik biru itu memantulkan warna oranye langit, entah apa yang ada di fikiran sang empu.

"Hali.." ucap Taufan, masih menatap ke kejauhan.

Halilintar sedikit terkejut dengan panggilan itu. Ternyata hatinya terasa tidak terlalu sesak saat mendengar panggilan itu.

"Aku akan pergi" ucap Taufan datar. Menatap langit sore yang menyinari gedung-gedung di agensi.

Halilintar mengerutkan alisnya, sedikit kesal dan tak sabar. "Apa maksudmu?"

"Exactly what you've heard" jawab Taufan.

"Aku pergi, agen Halilintar" ucap Taufan, kini menatap wajah sang sulung yang mengerutkan kedua alisnya itu.

"Aku tak mengerti apa yang kau maksud." Ucap Halilintar lagi, walau begitu ia merasa sedikit tidak nyaman. Ada rasa tidak suka dan rasa... Khawatir? Yang ia rasakan.

Sang penghalang, seorang yang kini hanya dapat membuatmu naik pitam, ia sebentar lagi akan pergi dari hadapanmu.

Taufan mengangguk, kini langit sudah mulai menggelap. "Bukan hal yang penting." Ucap Taufan.

Halilintar terdiam, manik rubinya menatap sosok sang adik yang kini rapuh dan pucat itu. Ada rasa yang membuat hatinya terasa tercengkram saat melihat sosok lemah itu. Namun ia berusaha mengabaikannya, "aku sudah menyampaikan pesan dari Gempa." Ucap Halilintar, melangkah ke pintu keluar.

Taufan tersenyum, "baik, aku akan mengingatnya, terimakasih, Agen Halilintar"

Sosok tinggi itu melangkah pergi, sosok yang setiap langkahnya biasanya dipenuhi dengan kepastian dan rasa percaya diri, entah mengapa terlihat sedikit ragu. Namun manik biru sayu milik sang adik gagal untuk menyadari hal itu.

Entah apa yang sedang ia fikirkan, karena sepertinya kerusakan saraf pada tubuhnya telah membuatnya jadi lebih sulit berekspresi.

Namun mungkin karena pantulan cahaya langit senja yang menembus jendelanya? Ataukah karena tirai putih transparan yang berdansa seraya angin menerpa dan meniup surai brunettenya? Taufan terlihat seakan tubuhnya dapat menghilang kapan saja.

Seakan angin dapat membawanya pergi kapan saja,

Aku titipkan mereka padamu, kak.

Halilintar menatap kebelakang sebelum menutup pintu ruangan itu, dan di depan matanya ada sosok berwajah datar yang terlihat kosong namun juga terlihat seakan ia sudah menentukan sebuah keputusan yang besar.

Dan entah mengapa, dirinya merasa gundah.

Setelah itu, pintu ditutup, mengakhiri percakapan singkat kedua saudara itu seraya gelapnya  malam menelan kiasan oranye terakhir di langit.

Seperti senja yang singkat, percakapan itu terasa seperti sebuah ilusi yang hanya ada sesaat, sebelum akhirnya hilang tanpa jejak.

// Author's note //

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

// Author's note //

Haii, maaf ya telatt! Sebenernya mau update pas sabtu kemaren eh gambaranku ilangg (ini gambar baru tp udh ga mood jd sketch doang :(( ) terus aku juga udh mulai masuk offline jd rada2 bingung atur waktu nyaa

Semoga sukaa yaa! Gimana tanggapan kalian dri chapter ini? Seru ngga? Geregetan gaa?? Akhirnya taufan ngobrol sama hali ya ❤️❤️❤️

Btw minimal 250 komen yaa hehe

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Where stories live. Discover now