Dua belas

13.7K 850 15
                                    

Belle dengan buru-buru masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan keras, lalu menguncinya. Nafasnya berubah memburu seiring dengan genggaman tangannya di gagang pintu yang mengerat.

Entah mengapa bertemu dengan Al tadi membuat dia merasa malu sekaligus aneh. Terutama jika dia mengingat kejadian semalam, di mana dia bersikap layaknya jalang yang menggoda pria itu juga menjajalkan tubuhnya layaknya tak ada harganya. Tanpa sadar, sebelah tangannya yang lain bergerak menyentuh dadanya. Merasakan bagaimana jantungnya yang berdebar lebih kencang dari biasanya. Tidak beraturan juga lebih kencang dari yang semestinya. Apa dia terlalu bersikap berlebihan? Belle menggeleng, menolak asumsi itu.

Masih jelas di ingatannya bagaimana dia berkali-kali mengatakan lagi? pada Al dengan tatapan nakal juga menggoda yang disambut Al dengan tangan terbuka.

Belle bahkan tidak tahu apa yang pria itu pikirkan tentangnya? Murahan kah? Tidak memiliki harga diri kah? Atau yang lebih mengerikannya lagi, jalang? Memikirkan semua itu tanpa sadar genggaman tangannya di gagang pintu mengerat. Bahkan nafasnya berubah putus-putus penuh dengan rasa marah yang luar biasa menggerogoti hatinya.

Mereka bahkan bukan hanya sekali bercinta, melainkan berkali-kali. Berkali-kali hingga sekarang Belle tidak memiliki muka jika harus bertemu dengan Al. Selain dia malu, dia juga belum siap mendengar ejekan pria itu tentangnya. Yang mana pasti lebih mengerikan di bandingkan sebelum-sebelumnya. Dulu saja pertama kali mereka melakukan itu, Al melempar semua kesalahan padanya. Dia tidak boleh menyesal lantaran telah melemparkan diri pada pria itu. Lalu sekarang  bagaimana ... ?

Menggelengkan kepalanya panik, Belle berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk yang mulai berkeliaran tidak jelas di kepalanya. Dia benci berada di situasi seperti sekarang. Di mana dia bersikap layaknya pencuri, sangat ketakutan hanya dengan bertemu dengan Al, seharusnya kan tidak perlu begitu. Toh mereka kemarin juga pernah melakukan itu. Tapi jika mengingat lagi tentang bagaimana pria itu memikirkannya?

"Arghhhh," Teriak Belle kesal. Berbalik dan melangkah kesal ke arah ranjang. Bahkan sangking kesalnya dia sampai melempar asal tasnya ke sofa dan melempar tubuhnya begitu saja ke atas ranjang dengan wajah tenggelam diantara bantal. Dia sangat frustasi sekarang.

Sepertinya dia butuh mengistirahatkan tubuhnya agar dia bisa berfikir lebih waras. Agar dia bisa bersikap tenang juga tidak berlebihan seperti sekarang. Semua ketakutan juga rasa cemasnya pasti akibat dia kurang istirahat, juga tubuhnya yang begitu lelah karna aktifitasnya akhir-akhir ini. Ya, benar. Semua itu pasti karna dia kurang istirahat. Dan dia yakin, setelah dia bangun nanti, semua pikiran-pikiran konyol yang ada di kepalanya pasti akan hilang. Bersamaan perasaannya yang pasti akan bersikap seperti biasa.

*****

Belle melenguh pelan, menggeliat begitu merasa otot tubuhnya terasa kaku. Membuka mata yang masih berat, kening Belle mengernyit begitu silau cahaya dari lampu kamarnya terasa menyilaukan matanya. Mengerjabkan matanya berkali-kali, Belle berusaha menyesuaikan pandanganya karena sinar lampu.

Melirik jam dinding, lipatan di kening Belle kian terlihat begitu menemukan jam sudah menunjukkan pukul delapan, yang artinya hari mulai malam.

Malam? Gumam Belle dalam hati. Berusaha mengingat-ingat sesuatu, seketika tubuh Belle tersentak kaget, terduduk dengan wajah panik yang begitu ketara.

Malam? Lampu? Dua kata itu terus berputar di kepala Belle, berhasil membuat pandangannya berputar ke penjuru ruangan. Kedua mata Belle melotot lebar begitu menemukan sesuatu yang membuat jantungnya menggila. Dia tidak sendirian di sana.

"Kamu sudah bangun?"

"A--al?" Gagap Belle, menatap syok Al yang duduk santai di sofa dengan buku super tebal di atas pangkuannya. Kakinya di tumpuk menjadi satu, jangan lupakan kaca mata baca yang membingkai kedua mata tajamnya. Pria itu nampak begitu santai dengan apa yang dia lakukan, sama sekali tidak terganggu dengan apa yang saat ini Belle lakukan. Pun dengan wajah Belle yang kini menatapnya syok.

Kawin Gantung(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang