Heart Defense (Beryl) end

10.7K 1.2K 9
                                    

Meski Beryl lapar, tapi keinginan untuk lebih dulu menyentuh Taleetha lebih besar ketimbang rasa laparnya. Sekali lagi ia cumbu bibir Taleetha dengan lembut sebelum menegcup kening gadis itu sebagai penutupnya.

Dada Taleetha menghangat seketika. Ia merasa diperlakukan istimewa oleh Beryl selama sebulan ini. Hubungan mereka yang kian dekat dan intim membuat Taleetha merasa dicintai. Tapi Taleetha tidak tahu perasaan Beryl yang sebenarnya. Pria itu tidak pernah mengutarakan apa pun untuk mengajaknya menjalin sebuah hubungan. Dan mendengar Beryl menjawab pertanyaan Anton tadi, Taleetha seperti tengah diambang kebimbangan.

Seperti biasa, Taleetha akan melayani Beryl di meja makan. Mengambilkan nasi, lauk kesukaannya dan juga sayur ke atas piring Beryl. Taleetha merasa ia sudah seperti istri sungguhan untuk Beryl.

Keduanya makan dengan tenang. Tidak ada yang berbicara selama mereka menyantap makanan. Taleetha terang-terangan menatap Beryl yang terlihat lahap memakan masakannya. Hal yang membuat senyum Taleetha seketika terbit begitu saja.

"Besok udah gak kerja lagi, kan?" tanya Beryl setelah menenggak air minum di gelasnya.

"Hm. Tapi tetap ke kantor buat ketemu Bu Mila sekalian ngambil nilai magang," jawab Taleetha.

Beryl mengangguk. "Besok makan siang sama saya. Kebetulan saya ada rapat di sana. Kamu temani saya rapat."

Taleetha mengerjap. Beryl rapat di perusahaan Anton? Dan ia menemaninya? Bisa Taleetha bayangkan bagaimana pandangan teman-temannya besok. Selama ini ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun kalau tengah dekat dengan seseorang. Apalagi ini Beryl. Si pengusaha muda yang diimpikan teman-temannya.

"Kamu udah tahu mau lanjut magang di mana?"

Taleetha menggeleng. "Papi rekomendasi ke perusahaan Om aku di Bali. Cuma masih mikir aja nanti kalau ada urusan ke kampus harus bolak-balik jauh banget."

"Kenapa gak ke perusahaan saya?" tanya Beryl sedikit bingung.

"Kita setim cuma berenam. Dan udah ada tim yang magang di sana. Katanya udah diterima juga. Mana bisa aku gabung lagi."

Beryl mengangguk saja. Ia ingat kalau di perusahaannya sudah ada anak magang juga dari kampus yang sama dengan Taleetha. Beryl kira bisa berapa saja. Ternyata cuma enam orang.

***

Sesuai yang Beryl katakan saat di apartemen kemarin sore, hari ini ia datang ke perusahaan Anton. Ia menuju ruang rapat diarahkan oleh sekretaris Anton. Beryl menghubungi Taleetha dan gadis itu mengatakan sudah di dalam lift menuju ruang rapat.

Beryl bangkit dari duduknya, lalu keluar untuk menunggu Taleetha. Pria itu berdiri dengan tenang. Sebelah tangannya memegang ponsel, sedangkan satu tangan lagi berada di dalam saku celana kerja.

Senyum Beryl mengembang saat pintu lift terbuka dan Taleetha keluar dari sana. Ia mengulurkan tangan untuk merangkul pinggang Taleetha. Meski hal ini sudah sering Beryl lakukan, tapi kali ini tempat dan kondisinya berbeda. Mereka ada di perusahaan di mana teman-teman Taleetha tengah menatapnya.

Ada 5 orang yang mengerjap di dalam lift menatap ke arah Taleetha dan Beryl. Taleetha berbisik pada Beryl sehingga pria itu melepaskan rangkulan di pinggang gadisnya.

"Pak Anton minta kita semua ikut rapat kali ini. Katanya rapat terakhir sekaligus nanti bagiin nilainya di sana," jelas Taleetha saat mereka mendekati ruang rapat.

Beryl mengangguk saja. Ia masuk dan duduk di tempatnya semula. Sedangkan Taleetha memilih tempat yang agak berjauhan sehingga Beryl berdecak. Meski begitu, ia tidak banyak protes karena Taleetha memberikan gelengan pelan padanya.

SHORT STORY 2022 - 2023 (END)Where stories live. Discover now