Adriella Selomitha

15K 1.4K 25
                                    

Pertanyaan yang selalu muncul di benak Ella adalah kenapa ibu-ibu selalu menganggap usia itu ajang perlombaan untuk menikah?

Adriella, atau yang akrab disapa Ella selalu mendapatkan pertanyaan serupa. Tidak hanya dari ibunya, tetapi dari semua ibu-ibu yang ia temui.

Apakah menikah yang menjadi tolak ukur kesuksesan seorang wanita?

"Sel, mending lo buruan nikah deh. Mumpung masih muda. Kalau lo nunggu umur tua buat nikah, gak ada cowok yang mau. Apalagi jaman sekarang tuh ya, cowok nikahin cewek buat dapetin keturunan. Bullshit kalau soal cinta doang."

Ella mendengkus mendengar pernyataan salah satu sahabatnya. "Terus kenapa lo cerai?"

Kedua sahabat Ella yang lain terbahak mendengar pertanyaan yang wanita itu lontarkan. Pernikahan dan perceraian selalu menjadi topik utama mereka setiap berkumpul di waktu luang seperti saat ini.

"Karena gue mandul anjing! Kalau gue bisa kasih dia anak ya gak bakal cerai gue."

Ella mencebikkan bibir. Selalu jawaban yang sama setiap Ella balik menyerang sahabatanya itu. Entah benar atau tidak itu alasannya. Karena setahu Ella, sahabatnya yang bernama Aleta itu adalah manusia paling sehat. Sejak kecil Aleta menerapkan kebiasaan hidup sehat.

Tapi balik lagi ke takdir Tuhan. Kalau memang belum rejekinya, ya tidak akan dikasih.

"Paling mantan laki lo yang mandul. Malah nyalahin lo. Cari kebenaran dulu makanya sebelum cerai," ujar Rania, sahabat Ella yang lainnya. Wanita itu memiliki anak 2 dari suami yang berbeda.

"Hm. Bisa jadi. Tapi si goblok ini malah selalu nyalahin diri sendiri. Heran gue," dengkus Alka, si tuan rumah tempat mereka berkumpul kali ini.

Dari ketiga sahabatnya, hanya Ella dan Alka yang belum menikah. Ella memang belum ada keinginan untuk berhubungan serius dengan pria mana pun hingga saat ini. Sedangkan Alka hanya menunggu kakaknya menikah lebih dulu karena keluarga mereka sangat menghargai adat.

"Udah ah. Males banget malah bahas gue. Janda happy nih gue sekarang. Gak usah direcokin," sela Aleta dengan sebal.

Ella, Rania dan Alka hanya terkekeh geli. Mereka sibuk membahas banyak hal sampai Ella pamit ingin ke kamar mandi untuk setoran alam yang memanggil.

"Umur 25 tapi gue berasa umur 35. Tiap malam badan diselimuti balsem," kekeh Rania.

"Si tai. Mentang-mentang laki baru lagi, kuda-kudaan sampai pagi. Encok kan lo," ejek Aleta.

Rania dan Alka terbahak. Mereka melanjutkan obrolan sementara Ella berlalu ke kamar Alka. Ella disuruh oleh Alka untuk ke kamar mandi di dalam kamarnya saja karena 2 kamar mandi di lantai bawah sedang diperbaiki.

"Ribet banget ini rumah gedongan. Keburu ngalir deras ini pipis gue sebelum sampai di kamarnya," gerutu Ella memasuki kamar Alka dengan tergesa dan membiarkan pintu terbuka lebar.

"Al?"

Seseorang masuk karena melihat pintu kamar Alka terbuka. Ia melangkah ke arah kasur, lalu duduk sembari memainkan ponselnya. Ia menunggu seseorang yang ia kira Alka sedang berada di dalam kamar mandi.

Tak lama, pintu kamar mandi terbuka. Seseorang yang keluar dari sana tidak menyadari ada orang lain yang tengah menatapnya.

"Sorry, gue kira Alka," ujar orang itu yang membuat Ella seketika terlonjak kaget.

"Cabul lo! Alesan doang!" sembur Ella kesal.

Kekehan geli yang keluar dari bibir orang tersebut membuat Ella mendengkus. Sial. Kenapa orang itu ada di sini sih? Alka keterlaluan.

"Lo mau apa?!"

Ella tampak biasa saja. Tapi sebenarnya di dalam hati ia sangat ketakutan. Apalagi saat pintu kamar Alka dikunci oleh orang itu.

"Gue bisa teriak dan kebusukan lo bakal diketahui semua orang," ancam Ella.

"Gue gak takut, Ella. Gue rela kehilangan Alka si cewek naif itu asal gue dapetin lo," kekehnya.

"Sinting lo," maki Ella tak habis pikir.

Sejak awal Alka mengenalkan kekasihnya kepada Ella dan sahabat mereka lainnya, Ella sudah punya firasat buruk. Dan benar saja, pria yang Alka puja-puja itu adalah pria brengsek. Bahkan berulang kali Ella hampir dilecehkan.

"Ayolah, Ella. Jangan munafik. Lo juga tertarik sama gue, kan? Kita bisa main--"

"Gue jijik sama lo," potong Ella dengan wajah muak.

Pria di depannya mendengkus sinis. Ia mendekati Ella, lalu mendorong bahu Ella cukup keras. Wajahnya yang semula penuh senyum kini menampilkan raut menyeramkan. Ella ingin menjerit, tapi ia tidak ingin merusak kebersamaan mereka kali ini.

"Gue bisa bikin lo mohon ampun ke gue sekarang juga. Lo pikir Alka bakalan percaya ke omongan lo? Alka cinta mati sama gue. Dia lebih percaya ke gue ketimbang cewek munafik kayak lo."

Ella bersedih sinis. "Lo terlalu percaya diri, Max. Alka cuma belum sadar aja siapa sebenarnya cowok yang dia percaya selama ini. Lo bukan manusia," desis Ella.

"Lo!"

Rahang Ella dicengkeram kuat sehingga wajah wanita itu mendongak menatap pria bernama Max yang memuakkan tersebut. Ella berharap ada seseorang yang mencarinya ke sini. Ella takut.

"Lo pikir rumah sebesar ini bakal bisa bikin suara lo kedengeran? Lo habis di tangan gue," bisik Max.

Tubuh Ella terdorong ke ranjang milik Alka. Ia ditindih oleh Max, lalu pria itu mulai melancarkan aksinya untuk menyentuh lekuk tubuh Ella.

Ella memberontak. Tangannya dicengkeram kuat oleh Max di masing-masing sisi kepalanya. Sedangkan kaki Ella dijepit dengan kedua kaki Max.

"Lo kalah kali ini," kekeh Max dengan mengerika.

Ella merinding. Ia berusaha bersuara tapi bibirnya dibungkam oleh Max. Ella membelalak dengan tubuh terbujur kaku. Air matanya menetes begitu saja bersamaan dengan pintu kamar Alka yang terbuka lebar.

"Bangsat! Anjing!"

Alka maju dan membabi buta menghajar Max sehingga pria itu menyingkir dari atas tubuh Ella. Sedangkan Ella masih belum bisa menggerakkan seluruh tubuhnya karena tidak bertenaga.

"Sel,"

"Ella!"

Kedua sahabatnya menghampiri Ella di atas kasur. Mereka berkaca-kaca dan berusaha untu menyadarkan Ella yang syok.

"Selomitha!" sentak Aleta.

"Ella, gue mohon," Rania yang memang paling cengeng soal persahabatan mereka sudah meneteskan air mata.

"Lo benar-benar anjing!" teriak Alka pada Max.

"Sayang, aku bisa jelasin. Dia yang godain aku! Dia sengaja buka bajunya. Dia juga sengaja gak tutup pintu dan aku--"

Satu tamparan keras mendarat di pipi kurus Max. Alka mengerahkan seluruh tenaganya untuk memberikan tamparan itu. Alka muak. Selama ini ia terlalu dibutakan oleh cinta yang salah dari Max.

"Yang lo lecehkan itu SAHABAT GUE! Dan lo fitnah dia setelah gue lihat semuanya secara langsung? Kamar gue ada cctv, Max. Lo bodoh karena gak sadar hal itu. Tapi gue bersyukur, akhirnya Tuhan kasih lihat siapa lo sebenarnya. Lo iblis!"

"AL! ELLA PINGSAN!"

***



Gak jadi volume 9. Aku gak jadi acak-acak update nya. Maap yeeee labil💆🏻‍♀

Kalau tembus 1K vote, up lagi.

Anneke Felicia ready yaps!
135 halaman 25ribu.

SHORT STORY 2022 - 2023 (END)Where stories live. Discover now