[4/10]

1.4K 170 20
                                    

Maaf, [Name]....

Pipi mulusnya dioles tipis dengan bedak. [Name] bersiap-siap berkencan dengan Halilintar sore ini. Setelah sekian lama berharap akhirnya dikabulkan juga.

[Name] tidak pernah tahu bahwa Halilintar adalah orang yang peka. Rupanya masih ada lelaki peka di dunia ini. Ia pikir sudah punah.

Halilintar tahu tanpa diberitahu, [Name] rasa ia tepat memilih pasangan.

Untuk melengkapi riasan, [Name] menambahkan pelembap bibir. Kemudian beralih mengecek penampilannya, sudah enak dilihat. Saatnya berangkat!

_______________________________

"Ayo, Bang. Makan lagi."

"Gak berselera, Gem." Halilintar melengos lesu di atas kasur. Sesekali terbatuk. Ia menutup kelopak matanya sejenak untuk menetralkan rasa pusing yang ada. Sakit adalah hal paling meresahkan.

Gempa mendengus samar. Rasanya percuma memaksa abang sulungnya itu. Orang sakit memang susah dibujuk. Dalam persekian detik ia mengerutuki saudaranya.

Makan gorengan lagi, tahu rasa. Sudah itu kemarin kehujanan menerobos angin sejuk. Bagaimana tidak demam coba?

Gempa menaruh mangkuk di meja, beralih mengambil air minum lalu diserahkan ke abangnya. Halilintar tampak ogah-ogahan meneguk minumnya.

"Pacarnya gak ada kabar, Bang?" tanya Gempa berniat mengusir keheningan. Ia cukup kasihan melihat Halilintar merenung sedari pagi. Lebih baik jika kekasihnya sendiri yang turun tangan.

Mungkin Halilintar akan cepat sehat.

Halilintar meraih sebungkus obat di nakas, meneguknya. Kemudian menggeleng. "Entah, ponselku dirusak Troublemaker kemarin." Ia melirik ponsel 18 juta miliknya yang kini tergeletak di depan lemari.

Entah apa yang mereka lakukan sampai ponselnya patah belah dua begitu. Layarnya sudah pasti pecah. Saat ditanya kenapa berbuat seperti itu mereka menjawab, "Bang Hali sih pacaran mulu! Sekali-kali bawa kami makan angin kek."

Halilintar ingat Taufan berucap sembari memonyongkan mulutnya.

"Ada jomblo iri," balasnya sarkas.

"Bang Hali ih!"

Pletakk!

Gara-gara adiknya cemburu, Halilintar jadi tidak bisa menghubungi kekasihnya. Laptopnya ada tapi sedang diservis.

Ting!

Ponsel Gempa berbunyi, layarnya aktif menunjukkan notifikasi.

___________________

[Name]
Abgmu pelpa y

________________________

"Bang, kamu punya janji sama [Name]?"

Halilintar mengerutkan kening pertanda sedang berpikir. Rasanya ada, tapi apa ya?"

Krik krik

Setelah 5 menit merenung, Halilintar akhirnya ingat bahwa mereka berencana berkencan hari ini. Aduh, sepertinya ia akan mengecewakan [Name] karena akan membatalkan rencana itu.

"Sekarang jam berapa?"

"Jam... tujuh malam."

Halilintar spontan berdiri, pukul tujuh malam? Janji mereka 'kan pukul 3 sore. Ia meraih topi dan jaketnya lalu langsung berlari keluar.

"Jangan ngebut ya, Bang!" teriak Gempa dari dalam kamar.

Ngenggg~

Halilintar menginjak pedal gasnya dengan kekuatan penuh. Beberapa mobil diselipnya, seakan tak peduli dengan nyawa ia membawa motornya lebih cepat.

Yang terpenting sekarang hanyalah [Name] seorang. Kasihan gadis itu pasti sudah lama menunggunya.

Tiga menit berlalu, Halilintar tiba di tempat mereka janjian. Tanpa mencabut kunci, motornya ia campakkan begitu saja. Halilintar menghampiri [Name] yang masih setia duduk di pinggir pantai.

"[Name]... m-maaf aku terlambat."

[Name] meliriknya sejenak, mendengus sebal. Apa-apaan ini? [Name] sudah lama menunggu bukannya diberi pemandangan Halilintar sedang memakai jas, malah seperti mahasiswa yang habis mengejar deadline.

[Name] merasa rugi menghabiskan 4 jam di pantai seorang diri. Ada sedikit banyaknya kecewa yang tidak bisa diutarakan. Akhirnya ia hanya berdiam diri.

"[Name], maaf."

"Sebagai gantinya mau kubelikan coklat?"

"Bunga? Atau seblak?"

"[Name]...."

"Honey, jangan ngambek please." Halilintar meminta. Ia mengaku lupa tapi keterlambatannya didasarkan sakit.

Ia menarik tangan [Name], memaksa [Name] menghadap ke arahnya. Sedari tadi Halilintar berbicara, tak satupun direspons. Namun begitu berbalik kekasihnya itu meninju dirinya.

"Jahat!" seru [Name] emosi. Ia hendak memukul Halilintar lagi saat lelaki itu berdiri.

Tapi Halilintar tidak menampakkan diri setelah oleng dan berguling-guling di tanah. [Name] mendekatinya. Halilintar berbaring dan matanya tertutup.

"Hali..." [Name] menyentuh pipi kekasihnya.

"Ya ampun, panas banget." [Name] menunjukkan senyum segaris, dimana tidak ada seorangpun yang melihatnya.

"Hali bodoh. Kau kan bisa saja mengabariku, tidak perlu ngebut ke sini."

Ia jadi merasa bersalah telah meninju kekasihnya. Sekarang [Name] tahu mengapa Halilintar datang terlambat.

"Abangku pingsan, ya?" Trio Troublemaker mendadak nongol dari balik pohon.

[Name] mengangguk, langsung menyuruh mereka membawa kekasihnya ke rumah sakit.

Bonus ~>
.
.

"Rencana kita berhasil, Blaze. Bang Hali gagal kencan, hehe."

"Hihi! Kiriman Mang Iwan memang mujarab."

...sakit bikin aku lupa sama kamu.

___________


Trio troublemaker gak jahat, kok! Cuma iseng aja🗿

16 Agustus 2022
Hihi Ò◇Ó

My Cool Darling || Boboiboy Halilintar [✔]Where stories live. Discover now