KH P.12

3.3K 333 35
                                    

Waktu sudah berjalan selama 30 menit. Mew segera mengecek suhu tubuh Porchay. Dilihatnya, suhu tersebut menunjukkan angka 36°C. Mew menatap Kim dan menganggukkan kepalanya. Kim pun menghela napas lega, sementara Gulf segera bergegas mengambilkan handuk yang sudah disediakan oleh pelayan di atas kasur.

Kim mengangkat tubuh Porchay dan membawanya ke tempat tidur. Saat ini Porchay masih dalam keadaan lemas. Dan tubuhnya masih bergetar karena kedinginan.

"Tuan Kim, saya dan Gulf akan menunggu di luar", ucap Mew.

Kim mengangguk.

Setelah pintu tertutup, Kim segera membuka bathrobe milik Porchay. Kini tidak ada sehelai benang pun di tubuh Porchay. Kim mengambil handuk yang diberikan oleh Gulf, dan mulai membersihkan seluruh area tubuh Porchay. Kim melakukannya dengan pelan dan sangat hati-hati, karena Porchay masih terluka. Sampai saat ini pun Porchay masih belum sadarkan diri.

Semenjak tangisannya itu berhenti, Porchay kembali pingsan lagi.

Setelah selesai membersihkan tubuh Porchay, Kim mengambil baju tidur miliknya di walk in closet dan beranjak kembali menuju tempat tidur. Dia memakaikan baju tidur itu. Dia juga menarik selimut, menyelimuti tubuh Porchay agar tubuh isterinya itu tetap hangat.

Kim duduk di samping tempat tidur Porchay, dan menatap Porchay yang sedang tertidur.

"Harus ku apakan kau?! Kau selalu membuatku khawatir!", ucap Kim pelan namun penuh penekanan.

Kim benci dengan situasi ini. Dia sangat ingin menghukum Porchay. Dia bingung, kenapa sampai seperti ini. Kenapa Porchay bisa pergi dari mansionnya. Padahal Kim sudah memberikan segala yang Porchay butuhkan. Kim sudah menjamin Ibu dan Kakaknya. Memberinya makan, fasilitas yang mencukupi, dan lain-lain. Namun tetap saja Porchay selalu berusaha untuk kabur.

Kim memikirkan segala sesuatunya. Sebenarnya apa yang Porchay inginkan sampai harus kabur dan siapakah dalang dibalik penculikan Porchay? Apa yang mereka incar dan apa yang mereka inginkan dari Porchay? Kepala Kim kini penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih abu untuk ditelusuri. Namun dapat dipastikan, Kim akan menguak dan menyerang sarang lawan satu per satu.

Kim yang merasa pikirannya sudah penuh, memilih bangkit dari sisi Porchay, meninggalkan Porchay yang sedang tertidur dan beralih menuju pintu keluar. Sudah ada Mew dan Gulf disana, tetapi Gulf terlihat sedang menangis di pelukan suaminya. Mew yang melihat Kim keluar dari kamarnya, segera membisikkan sesuatu kepada isterinya.

Gulf menoleh ke arah Kim.

"Tenang Gulf. Dia baik-baik saja. Kau juga sudah melihatnya", jelas Kim menenangkan Gulf.

"Iya tuan", jawab Gulf dengan senyuman.

"Tuan Kim, ada yang perlu saya bicarakan dengan Anda", ucap Mew.

"Baiklah, kalian ikut ke ruanganku", ucap Kim.

Kim memimpin jalan, Mew dan Gulf mengikuti Kim dari belakang. Gulf masih terisak disana. Mew yang mengetahui itu, segera merangkul sambil mengusap pinggang Gulf, berharap sang isteri bisa tenang.

"Semua akan baik-baik saja. Aku yang akan memberitahu Tuan Kim. Ku mohon tetap jaga anakku. Jangan memikirkan hal ini terlalu keras. Aku tahu kau khawatir. Tapi percayalah, Tuan Porchay akan baik-baik saja", jelas Mew kepada isterinya.

"Aku percaya Phi", ucap Gulf.

Kini mereka bertiga sudah sampai di ruangan kerja milik Kim. Kim duduk di bangku kebesarannya sementara Mew dan Gulf duduk di seberang Kim.

"Bagaimana Mew?", tanya Kim membuka percakapan.

"Tuan Kim. Tuan Porchay saat ini sudah dalam keadaan stabil. Namun dia masih bisa terkena demam karena tubuhnya masih sangat rentan. Terlebih lagi setelah berendam di dalam air es selama 30 menit. Ini. Saya sudah membuatkan resep untuk Tuan Porchay. Silahkan di tebus dan diminumkan secara teratur. Dan untuk luka Tuan Porchay, Gulf yang akan membantu saya. Jadi nanti dia yang akan membantu membersihkan luka-luka Tuan Porchay", jelas Mew.

KIND HUSBAND [[JEFFBARCODE]]Where stories live. Discover now