5. Perjalanan Singkat

Start from the beginning
                                    

"Nanti kalo udah jalan nggak akan dingin lagi kok. Mana sini tangan kamu, mau aku angetin."

Aga meraih tangan Uwi, lalu memasukkannya ke dalam saku mantel lelaki itu.

Uwi berdecak. "Lo bener-bener copas Mas Dave ya?"

Sebagai orang yang sering menemani Lily dan Mas David, Uwi menyadari tindakan-tindakan kecil Mas David seperti berpegangan tangan di dalam saku mantel yang sama pada musim dingin.

"Iya dong. Apapun tindakan Mas Dave yang buat Lily klepek-klepek, aku coba praktekin. Kamu udah deg-degan belum?" Aga menaik turunkan kedua alisnya. Membuat wajahnya terlihat lucu.

Uwi nggak bisa menahan kikikannya.

"Ga, nggak akan masuk trik-trik lo ke gue. Asal lo tau aja, Mas Dave kentut, ngorok, ataupun ngiler aja Lily tetep bakal senyum-senyum. Udah nggak ketolong banget mereka mah."

Lagi-lagi obrolan Uwi dan Aga diakhiri dengan menggibahi Mas David dan Lily. Satu hal yang paling menyatukan mereka adalah kegemaran mereka dalam bergosip. Uwi yang kepo bersatu dengan Aga si sumber informasi terpercaya, bisa dibayangkan nggak akan habisnya topik pembicaraan mereka mengenai orang-orang. Uwi bahkan sampai tahu mengenai skandal-skandal anggota PPI wilayah lain, yang bahkan dia nggak kenal apalagi pernah tatap muka.

Sambil menyisir jalan-jalan di Colmar. Melewati satu persatu bangunan tua di wilayah Alsace ini. Meskipun Colmar terletak di Perancis, tetapi letaknya di dekat perbatasan negara Jerman. Sehingga berpengaruh pada arsitektur bangunannya yang merupakan kombinasi khas Perancis dan Jerman.

Aga dan Uwi sama-sama buta akan sejarah juga info tempat wisata di sini. Mereka pun kompak nggak tertarik untuk mencari tahu. Uwi dan Aga sepakat berjalan keliling tanpa arah di pusat kota Colmar. Lalu terakhir akan singgah di tempat makan, untuk menumpang sinyal wifi dan mencari jalan pulang ke penginapan via google maps.

Sebetulnya memang nggak perlu mengunjungi suatu atraksi atau museum, karena bangunan-bangunan di Colmar sendiri sudah lebih dari indah untuk menarik mata. Jalanan berbalut cobblestone, dipagari dengan bangunan antik berjendela kayu dan bercat warna-warni.

Menurut papan petunjuk, ada suatu wilayah yang bernama Petite Venise. Mungkin sejenis miniatur Venise, dimana ada kanal dan beberapa jembatan dengan bangunan khas Colmar di tepiannya.

Ciri paling khas dari bangunan-bangunan di Colmar adalah half timber buildingnya. Rumah-rumah half timber dibangun dari kerangka-kerangka balok kayu besar yang menonjol terlihat di permukaan. Lalu di antara rangkanya diisi dengan bata atau wattle and daub (bahan pengisi tradisional yang terdiri dari jerami, tanah lempung, kapur, air, atau bahan pertanian lain).

Terkadang lantai dasarnya dibangun dari tumpukan bata, demi menghindari kejadian banjir yang berpotensi mengekpos kayu dengan air. Rangka kayu yang terlihat pada fasad justru menyebabkan terciptanya suatu corak kotak ataupun segitiga pada bangunan yang malah meningkatkan keindahan arsitektur.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Memetik Bulan [Completed]Where stories live. Discover now