BAB 15

6.2K 380 10
                                    

Cahya P.O.V

Km "Rianti?  Dian?  Ini benar kalian berdua?" Tanyaku. Kalau itu cuma kw nya aja kan aku jadi takut. Kehabisan waktu. Padahal waktu itukan sangatlah berguna.


"Ya iyalah! Gimana ini, kita jadi ke terminal lagi sama seperti di mimpimu. Walaupun aku yakin itu bukan mimpi. Karena sekarang kita sedang bertiga dan kita nyata dan kita sadar sekarang. Ini perangkap. " Kata Dian.


"Hmm.." Aku bingung. Hujan semakin deras, tak ada pilihan lain, aku menuju terminal itu dan duduk.


"Hei! Bermainlah ToD dan kalian akan  keluar dari  teror yang kalian alami!"


"Teman, apakah kalian mendengar ada yang berbicara? " Tanyaku pada Dian dan Rianti.

Parahnya, jawaban mereka adalah menggelengkan kepala. Ahh, bagaimana ini, masa tiba tiba saja aku dianugerahi indra keenam secara tiba tiba ? Bagus deh... Udah kejebak , malah dapat indra keenam.


"Ka..kau siapa?" Tanyaku gagap. Takut gitu... Takut kalau melihat sosoknya yang sebenarnya.


"Tolonglah aku, bermainlah ToD dan masuk ke dalam duniaku. Aku yang memilih kalian, karena aku merasa bahwa kalianlah orang yang cocok untuk mebalaskan dendamku . Setelah dari dunia yang kutempati sekarang, aku janji akan mengbalikanmu ke duniamu yang sebenarnya"


"O..o..Oke" Jawabku gugup. "Teman teman, ayo kita bermain ToD, kita harus menolong hantu itu!"Seruku kemudian.


"Tapi bagaimana kalau kita nggak bisa kembali ke dunia kita yang sebenarnya? Bagaimana kalau kita terperangkap di dunia ini terus? Apakah kamu mau?"Tanya Dian beruntun.


"Tunggu, biar aku jelaskan! Bila kita menolong hantu itu, kita akan bebas dari teror beruntun ini! Apakah kalian mau hidup kalian tidak aman? Kalian merasa hidup kalian tidak berguna lagi? Menyerah terhadap hidup hanya karena teror yang tiada habisnya itu? Come on, selagi ada kesempaan ayo kita lakukan. Lagi pula, tidak ada salahnya kan bila kita menolong orang lain?"Jelasku panjang lebar.


"Kau benar! Mari kita mencobanya. Persiapkanlah diri kalian teman-teman!"Ucap Rianti tegas sambil mengepalkan tangannya lalu memukul-mukul udara.


"Baiklah. Rianti, kau pilih T or D? "Tanya Dian agak takut.


"Aku pilih Dare!"


"Mundurlah lima langkah"Kata Dian sambil menunjuk.


Rianti menurut. Aku senang. Pidatoku tadi diterima dengan baik oleh teman-teman. Lumayan juga ya pidato di hadapan mereka, hehe... Rianti melakukan tantangan yang diberikan oleh Dian. Dia mundur lima langkah dan tepat pada saat itu ada mobil yang melintas cepat. Rianti tertabrak mobil.


"Hei, kenapa kok dia malah ketubruk mobil sih! "Teriakku tidak tahan dengan pemandangan ini.


"Mungkin ini satu-satunya cara agar kita bisa ke dunia yang di tempati oleh Fira. Cobalah berpikir positive Cahya"Kata Dian sambil memegangi bahuku. Tak terasa, pipiku sudah lembap. Tapi aku mengangguk menanggapinya. Ya, semoga ini yang terbaik.

ToDWhere stories live. Discover now