2

3 2 0
                                    

Di dalam kamar bernuansa hitam putih terlihat seorang lelaki tengah berdiri di balkon kamarnya menatap jalanan di bawah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Di dalam kamar bernuansa hitam putih terlihat seorang lelaki tengah berdiri di balkon kamarnya menatap jalanan di bawah. Ia menghembuskan napas berat mengingat pertemuan bersama adik kelasnya dalam satu pesantren bersama nya dulu. Ia tadi sempat berpikir bahwa itu kembaran nya bukan adik kelasnya yang bar-bar dan tidak dapat di nasehati. Ia menumpu tangannya di atas balkon memikirkan pertemuan tadi.

Flashback

"Sekar?"

"Assalamualaikum kak Ega," salam Sekar sambil menangkup tangannya di depan dada.

"W-wa'alaikumussalam, Sekar mau kemana?" tanya Ega gelagapan menatap pakaian Sekar yang jauh berbeda dari sebelum nya.

"Aku mau ngelamar kerja kak," jawabnya sambil menundukkan kepala. "Dimana? Disini?"

"Iya kak, kebetulan tadi aku nemu kertas ini,"balas Sekar mengulurkan kertas yang ia temui tadi.

"Oh, kenapa gak kerja di cafe kakak aja?" tawar Ega sambil membaca kertas yang di ulurkan Sekar.

"Dimana? Tapi gak usah kak, lagian kan kakak gak buka lowongan kerja," tolak Sekar merasa canggung dengan kakak kelasnya yang dulu sering mengomelinya karena tidak patuh aturan.

"Kata siapa? Kakak juga lagi buka lowongan kok, lagian ini cafe ayah aku jadi gak ada bedanya, cuman beda tempat," balas Ega dengan membuka aplikasi yang menampilkan ia benar-benar sedang mencari karyawan untuk cafe nya.

"Tapi kak-"

"Ya udah kak boleh, daripada kita gak punya kerjaan sama sekali," Potong Tari sebelum Sekar menolaknya kembali. "Tapi Tar-"

"Udah Terima aja, kan sama aja Kar, lagi pula kita kan gak tau bakal di terima apa engga di sini," sela Tari memotong ucapan Sekar yang bertele-tele. "Ya udah kak Ega, aku mau kok."

"Ya udah, besok kalian bisa langsung kerja ya, sekarang kalian bisa pulang dulu, oh iya ini siapa? Nanti biar aku kasih tahu sama karyawan lain nama kalian, besok kalo gak ada saya di sana, kalian bisa langsung kerja," jelas Ega sembari menunjuk ke arah Tari.

"Ouh, saya Tari kak, panggil aja Tari," jawab Tari dengan menyengir lebar. Ega terkekeh mendengar perkenalan Tari, lalu mereka pamit pulang dengan tak lupa membawa kartu yang tertera cafe 'Hangat' yang di beri oleh Ega tadi.

Tok tok tok

Lamunan Ega buyar ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar. Ia berjalan menuju pintu untuk membukanya. Terlihat seorang pria tampan tengah berdiri sambil membetulkan sarungnya, seperti nya ia baru saja selesai mengaji di kamarnya. Ia adalah adik kesayangan nya yang masih nyantri.

"Ada apa dek?" tanya Ega sambil menyuruh nya masuk ke dalam.

"Besok kak Ega ke cafe?" tanya Alfa menatap Ega yang tengah menutup pintu lalu duduk di samping nya.

Bertemu Diujung DoaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant