02 . Cowok aneh.

81 68 97
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore.

Setelah puas makan dan menghabiskan waktu bersama, merekaㅡ Amara dan teman-temannya memutuskan untuk segera pulang. Jeno yang antar, soalnya diantara mereka hanya Jeno yang membawa mobil kesekolah.

“Udah gais, mulai besok gausah ada yang bawa kendaraan atau minta anter jemput bokap nyokap lagi. Biar si Jeno aja yang anter jemput kita, lumayan hemat bensin. Terus kalo misal kita telat sekolah, dia kita gebukin rame-rame.”
ㅡ Lee Haechan, setahun yang lalu.

Dan sejak saat itu Jeno benar-benar menjadi sopirㅡ ah maaf. Teman baik hati yang selalu mengantar jemput mereka semua dengan selamat tanpa pungut biaya. Bener-bener dermawan sekali tuan Lee satu itu.

Saat ini mereka semua sedang diperjalanan pulang menuju rumah masing-masing, diiringi dengan candaan dan obrolan ringan.

“Kalian udah pada nentuin belum mau lanjut ke universitas mana?” tanya Somi pada teman-temannya.

“Udah,” jawab Haechan sambil mengacungkan jempolnya.

“Udah, kan kita barengan.” sambung Amara.

Sementara itu, Mingyu hanya mengangguk.

Setelah mendapat jawaban dari Haechan, Amara dan Mingyu, kini Somi beralih menatap Jeno yang sedang fokus menyetir, meminta jawaban atas pertanyaanya itu.

Namun yang ditatap hanya menoleh sekilas dan mengangkat kedua bahunya singkat.

“Gue sih yang penting masuk universitas, tamat, udah. Gue gamau pusing-pusing mikirin gimana kedepannya nanti.”

“Yang masuk sekolahnya karna nyogok mah beda ya.” celetuk Haechan.

“Coba ulangi, Chan??”

“Terima kenyataan aja sih Jen. Lagian Haechan bener, lo nyogok.” sambung Somi.

“WAH, NGELUNJAK!”

“Widih, ronde dua nih?” ucap Mingyu menambahi.

“Jeno nyetir yang bener please, lo oleng dikit 5 nyawa melayang anying. Lo semua juga diem, jangan ganggu Jeno. Ga elit kalo kita semua mati cuma karna topik Jeno masuk sekolah jalur nyogok.” Lerai Amara, mencoba menyadarkan teman-temannya itu bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyempatkan diri meributkan hal tak penting.

ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤ____________

Saat ini Amara sedang berada dikamarnya. Gadis itu termenung didepan meja belajarnya, menatap formulir bimbel yang masih kosong.

“Bodoamat deh, mending tidur,” ucapnya yang langsung beranjak dari tempat duduk menuju kasur, kemudian merebahkan badannya dan mencoba untuk tidur.

Saat sudah hampir terlelap, Amara tersentak karna mendengar suara teriakan kakaknya yang terdengar memanggil namanya.

“AMARAAA!! MAU SEMANGKA GAK?”

“Astaga.. sebenernya kapan sih gue bisa tenang? Budek lama-lama kuping gue seharian dengerin orang teriak mulu,”

“GAMAU KAK! YANG ADA ENEK DULUAN GUE LIAT MUKA LO!!”

“KURANG AJAR!! AWAS YA LO DEK!”

“Elah, tu jelmaan Dugong berisik banget. Ilang dah ngantuk gue.” protes Amara yang kemudian bangkit dari rebahan santuy nya.

Netranya secara tidak sengaja menangkap sebuah DVD rental yang terletak disudut tempat tidurnya, kemudian ia beranjak untuk mengambil DVD tersebut.

Gadis itu tampak berpikir sejenak.

Have We Met? || Kim DoyoungWhere stories live. Discover now