Akh, tidak-tidak ! bukan merepotkan. Tepatnya, Davy yang merasa tidak enak untuk tinggal disini.

Harus apa Davy kali ini ?

Sial ! semuanya kacau. Kenapa Davy merasa roda kehidupannya tidak berputar ? kenapa Davy merasa hidupnya sama saja ? bahkan semakin larut dalam penderitaan.

Davy akui, ia iri dengan Avita ! segi ekonomi Avita sangat unggul dari Davy. Davy hanya tinggal dirumah yang sederhana tak lupa hawa panas karena setiap hari ada perdebatan dan percecokan tak lupa alas lantai yang telah dipercantik dengan serpihan kaca yang tajam.

"Are you oke ?" ujar Avita sambil melambaikan tangannya di depa muka Davy

Sial ! berapa lama Davy bengong hingga Avita yang duduk di depannya sudah berada di sampingnya dengan merangkul tas gendongnya ?

"Iya gua cuma mikir opini hilangnya orang yang udah lecehin Xynerva aja" dusta Davy

Avita menatap mata Davy mencari kebohongan disana, tapi sial ! ia tak dapat membaca mata seseorang. Hanya mata lelah yang Avita dapati, seperti menyimpan banyak sesuatu, atau mungkin menahan.

__________________

Xynerva berjalan menyusuri koridor dengan tergesa-gesa menuju kelas. Kejadian di halte tadi membuat otaknya terus menerka siapa dia dan apa maksudnya.

Bruk...

Xynerva meringis sambil memegangi kepalanya yang sedikit pening karena tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang

"why are you in a hurry Sweety ?"

Shit ! Tanpa menoleh Xynerva pun tahu betul dengan suara itu.

Valter yang tak melihat Xynerva menatapnya dengan gesit ia meraih dagu Xynerva lalu mendongakkannya hingga kedua netra Xynerva terkunci dengan netra Valter.

"Why ?"

Lagi-lagi Xynerva hanya diam tak berniat menjawab. Bisa saja bukan orang tadi suruhan iblis di depannya ini ? sial ! Xynerva merutuki hidupnya sendiri yang bertakdir mengenaskan.

"Katakan ! kau kenapa ?" geram Valter karena Xynerva tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Ntah keberanian darimana, Xynerva menepis tangan Valter yang memegang dagunya lalu menatap Valter nyalang. "I know you're a demon, so what do you mean by doing this all demons ?!" ucap Xynerva

Valter menaikkan alisnya, apa maksudnya gadis manis didepannya ini ? apakah ia sudah tahu semuanya ?

"Kamu tahu semuanya Sweety ?" tanya Valter dengan tatapan penuh selidik

"Ya ! aku tahu, devil"

Saat Xynerva hendak melangkah, langkahnya terhenti karena Valter menahan dirinya. Perasaan Xynerva saat ini campur aduk, antara gelisah, takut dan kecewa karena dugaannya benar.

Dari cara Valter membalas ucapannya sudah terbukti bahwa ia memiliki rencana buruk untuknya. Xynerva takut, Xynerva kecewa, Xynerva tak tahu harus apa saat ini.

"What do you know? katakan, karena aku yakin kau tak tahu apa-apa" ujar Valter sambil menatap Xynerva dengan tatapan sulit diartikan

"Ya, kau benar. Aku devil, tapi devil ini membutuhkan mu, angel" ujar Valter lirih

Deg...

Tubuh Xynerva berdesir saat Valter mengucapkan kata-kata buayanya, dan apa tadi dia bilang ? Angel ? yah ! harusnya Xynerva akui itu, Xynerva malaikat dan Valter adalah iblis !

"Aku akan ke apartemen mu nanti, dandan yang cantik. Aku akan mengajakmu keluar nanti malam" ujar Valter sambil tersenyum tipis

Jantungnya Xynerva tiba-tiba berdetak dengan kencang, sial ! ia tidak mungkin termakan bujuk rayu ibliskan ?

__________________

Perusahaan Megan Scherzinger Company atau sering disebut perusahaan MSC tengah berkabung karena meninggalkan pimpinan mereka, Steffan Arnold

"Sial, si tua Bangka itu kenapa mati sekarang sih ? padahal gua nanti malam ada acara balapan" gerutu Agam kesal

Aidan ikut menyetujui perkataan Agam, kenapa demikian ?

Karena mereka juga harus ikut unjuk rasa dalam acara sialan itu, acara yang di datangi kalangan atas, pengusaha, model serta para pejabat lainnya

Tak heran, para orang tua partner akan membawa putra maupun putri mereka dan memperkenalkan putra dan putrinya sebagai penerus perusahaan mereka

Sebenarnya ini peluang bagi para pengusaha untuk mendapatkan saham yang besar, mencari strategi lawan dan ya, satu lagi, yaitu menjatuhkan perusahaan yang tengah di tinggal pemimpinnya.

Bukan apa-apa, pasalnya pimpinan tengah tiada, ahli kunci telah hilang, lantas dengan cara apa mereka meneruskan perusahaan ? terlebih perusahaan Megan Scherzinger Company tidak memiliki anak sebagai penerus.

Sungguh kejam dunia orang kaya !

"Lu ikut kan Nu ? gua gak pernah liat bokap nyokap lu bawa lu saat menghadiri acara kayak gini" ujar Farel yang sedang menatap Dhanu

Dhanu menatap temannya sekilas, lalu menampakkan wajah serius seolah tengah berfikir. Apa gunanya datang ke acara sialan seperti itu ?

Dhanu tak berminat sama sekali, terlebih orang tuanya tak menuntut dirinya untuk ikut. Dhanu lebih suka menghabiskan waktunya di bar ditemani para wanitanya.

"Ikut aja, kasian orang tua lu datang berdua mulu kayak ga punya anak" ucap Rafael asal dengan menyeruput susu kotak rasa coklatnya

Akh, pria manis itu semakin hari semakin tampan.

"Oke, gua nanti ikut nyokap bokap gua, mau lihat orang sedang berlomba-lomba menjatuhkan temannya" ujar Dhanu

Deg...

Seorang pria tengah gusar saat mendengar jawaban Dhanu.

Apa Dhanu bilang ? ia menyetujui acara itu ? jika Dhanu dan gadis itu bertemu bagaimana ? sial !

Hanya ia, hanya ia yang boleh mengintai gadisnya, sial. Sudah selama ini ia menyembunyikan identitas gadis itu, semoga saja semua baik-baik saja. Iya ! baik-baik saja.

"Valter kemana si ? dia emang udah jatuh sama gadis itu ?" tanya Aidan tiba-tiba saat tak melihat sang ketua

"Maybe, udah jadi bucin tolol keknya" ujar Farel sambil terkekeh geli

Darren ? pria itu tengah mengamati para sahabatnya tanpa minat bergabung dengan percakapan absurt mereka.

OUTLAWSWhere stories live. Discover now