14. HIDDEN ATTACK

7.2K 673 5
                                    

14. Serangan Tersembunyi

"Siapa Indira?"

"Dia seorang gumiho, luar biasa bukan? Dia ternyata rubah itu," Pangeran Agno terdiam menatap Bele, sedangkan yang ditatap asik menghirup bau lavender,

Bahkan Bele berguman, "Kenapa kau begitu harum bunga?"

"Bele, kau tahu bangsa Gumiho bukan bangsa sembarangan? Gumiho berbahaya Bele!"

" Maksudmu?"

"Gumiho itu licik, mereka manipulatif dan menjebak. Kau tahu dulu bangsa gumiho bahkan membakar hutan karena ingin menguasai wilayah dan itulah tujuan mereka, kau tak bisa berteman dengan gumiho!"

Bele menatap Pangeran marah, "Dan gumiho itu adalah temanku, kau tak bisa mengatakan dia jahat hanya karena cerita dulu!"

"Tapi nyatanya itulah sifat mereka, kau jangan mudah tertipu hanya karena gumiho itu membantumu sekali. Bersikaplah bijak Bele kau akan menjadi Luna!"

"Maksudmu aku bodoh?"

"Tidak, maksudku kau harus berhati-hati, setelah menjadi seorang Luna tentu kau juga harus menjaga rakyat. Dan berteman dengan guhimo akan membuat kau tidak dipercayai,"

"Dan menjadi seorang Alpha juga membuatmu harus menjaga rakyatmu bukan? Lalu bagaimana kau menjaga mereka jika kau menilai sesuatu dari cerita belaka?"

"Bele! Itu bukan sekedar cerita, apa kau tahu jika gumiho berniat membunuh para werewolf? Apa kau tahu dulu pertempuran besar terjadi dan membuat werewolf terbunuh?"

Bele tidak menjawab, tinggal didalam rumah dan tidak memperoleh pendidikan apapun dari kedua orangtua membuat Bele tidak mengerti kisah terdahulu.

"Tapi dia tidak seperti itu,"guman Bele, Agno mendengarnya. Dia merasa Bele sangat keras kepala. Gumiho berbahaya. Dan Bele mendatangi bahaya itu.

"Aku hanya ingin menjaga mu Bele, tolonglah! Sebentar lagi aku akan menjadi seorang Alpha dan kau akan menjadi Luna, berteman dengan gumiho adalah kesalahan terbesar."

"Tapi dia temanku Pangeran, dia tidak seperti apa yang kau pikirkan! Aku berhutang banyak dengannya,"

Tentu saja, karena Indira dirinya bisa bertemu dengan Agno. Bele yakin Indira tidak seperti bayangan Agno.

"Bele kau akan menjadi Luna! Jagalah tingkahmu!" murka Pangeran Agno. Dia begitu lelah dengan perdebatan mereka.

Tentu werewolf tidak ada yang berteman dengan Guhimo, mereka hanya sebatas melalukan perjanjian dan sudah tidak ada yang lain.

Jika rakyat tahu, mereka pasti akan mengamuk, dan para tetua tidak menyetujui Agno dan Bele.

"Kalau begitu tak usah menjadikan aku seorang Luna! Aku juga tak mau menjadi Luna," balas Bele spontan.

Bagaiman tersambar petir, mata emas Pangeran Agno berubah menjadi biru. Damian mengambil alih sebagian tubuh Agno,

Mendengar ucapan matenya, membuat mereka merasakan sakit. Seakan Bele akan me-reject nya.

Mereka berdua saling bertatapan, Bele yang menyesal atas ucapannya dan Pangeran yang terlanjur takut dan marah.

Pangeran Agno melesat pergi meninggalkan Bele sendiri. Bele menangis, merasa bersalah.

"Kau memang bodoh Bele, bagaimana bisa kau mengucapkan itu?"

Untuk pertama kalinya, didepan bunga Lavender kesukaannya yang cantik, Bele menangis bukan tersenyum.

«««««

Pangeran Agno berdebat dengan Damian.

"Kenapa kau tinggalkan Bele sendiri?" tanya Agno dalam pikirannya.

"Kau pikir apa? Perkataan Bele yang seakan menolak kita membuatku ingin menggigit lehernya untuk menandainya sehingga dia tak bisa menolak kita lagi, tapi kau tahu? Melihat wajahnya ingin menangis hatiku sakit!" ujar Damian.

"Padahal gumiho itu berbahaya. Tapi Bele begitu keras kepala," frustasi Agno.

"Tapi benar apa yang dikatan Bele, kau tak bisa menilai karena pengalaman dulu, aku tahu kau masih tak terima atas kepergiannya, "

"Tidak Dam! Memang guhimo itu licik, dan Bele telah terpedaya oleh kebaikannya!" Rasanya Agno ingin menghajar Damian karena mengigatkan Agno tentang dia. Seseorang yang Agno sayangi.

"Kau masih emosi! Lebih baik aku mengambil alih tubuhmu. Aku ingin berburu saja,"

Tanpa persetujuan Agno, Damian mengambil alih tubuh Agno. Berubah menjadi serigala emas. Mengeluarkan suara auman yang membuat para werewolf tahu, Dewa serigala telah datang.

«««««

Mata sembab itu lelah menangis, berkali-kali telah mengeluarkan air.

Berkali-kali pula Bele menyalahkan dirinya, andai saja dia lebih hati-hati dalam berbicara, pasti ini tidak akan terjadi.

Bele berjalan cukup jauh, pergi dari taman lavender itu untuk kembali. Tapi, Bele tidak tahu jalan yang benar karena Agno membawanya melesat tadi.

"Pasti Pangeran kecewa aku berkata begitu, apalagi Pangeran Damian?" guman Bele sepanjang jalan melewati hutan-hutan.

"Tapikan salahnya juga, tak semua gumiho licik. Indira sangat baik. Bahkan dia yang membuat ingtanku kembali kan?"

"Tapi kenapa dia sangat benci dengan gumiho? Kenapa dia tak mau mendengar penjelasanku, kenapa dia sangat menyebalkan?!"

Sekarang Bele mengeluarkan unek-uneknya.
"Aku memang tak pantas menjadi Luna bukan? haha lihatlah dirimu Bele. Cacat? Tak bisa bertukar dengan wolfmu! Hah bahkan kau tak memiliki nya hingga saat ini?"

Bele duduk diatas batu besar. Istirahat karena lelah berjalan. Menutup mata dan menyentuh batu itu,

"Wahai temanku, apakau tahu arah istana Goldmoon Pack?" saat membuka matanya, Bele bisa merasakan bahwa batu itu memberikan jawaban. Ternyata tidak jauh lagi. Hanya menyebrangi sungai.

Setelah mengucapkan terimakasih, Bele kembali berjalan. Saat hendak melewati sungai tiba-tiba entah darimana sebuah panah melesat mengenai lengannya.

Bele terkejut, mencabut panah itu hingga lengannya mengeluarkan darah. Mencoba bertahan, Bele berlari berniat menghindar.

Namun sayang, dari arah yang tak diduga Bele, panah kembali melesat dan tepat mengenai pahanya.

Entah mengapa rasa sakit dari lengannya bertambah, membuat Bele tersungkur dan hilang kesadaran.

«««««

VOTE NYA KAKA??

YA KALI KAGA VOTE? TINGGAL PENCET BINTANG DOANG KOKKK

Makasiii yang masih stay nunggu cerita ini up ><

instagram Libra difollow yaakkk? @ libraa_library

Lope you sekebon 😍

With Love,

LIBRAA ❤💛💚

ALPHA'S DESTINY [ END ]Where stories live. Discover now