[ OUTLAWS - 31 ]

Mulai dari awal
                                    

____________

Dentingan sendok garpu serta piring saling beradu. Tidak ada yang bersuara dalam meja makan, hanya tatapan sinis yang sesekali beradu temu membesitkan dendam.

Sang wanita hanya bisa menggelengkan kepala saat menatap sang anak dan suami yang seolah sedang perang dingin.

"Valter berangkat Mom," ujar Valter beranjak dari duduknya lalu menghampiri kursi yang ibu lalu mengecup singkat pipinya

"Iya sayang, kamu hati-hati. Jangan ngebut" peringat sang ibu sambil mengusap surai anak dengan penuh kasih sayang

Valter hanya membalas dengan anggukan lalu bergegas pergi meninggalkan meja makan.

Sang Ayah hanya dapat menatap punggung anaknya nyalang, tetapi terbesit rasa kecewa saat ia tidak menganggap dirinya ada. Sial ! apakah wujud dia kurang besar untuk dilihat oleh anaknya ?!

Sang istri mengusap punggung suaminya, ia memahami perasaan suaminya. Bukan tanpa alasan ia tak menganggap Valter sebagai anaknya, bukan tanpa alasan juga Rico tidak mempublikasikan Valter bahkan marganya dulu.

"Lambat laun Valter pasti akan mengerti" ujar sang istri menenangkan suami. Rico hanya memandang istrinya sekilas lalu memberi kecupan singkat di dahi sang istri tercinta

"Kamu jangan benci dia" ujar sang istri

"Aku enggak akan pernah benci dia, sayang. Aku tau dia anak aku. Tapi, untuk memberi tahunya kepada dunia bahwa dia putra ku, aku masih tidak terima" ujarnya sambil mengelus pipi sang istri dengan lembut

Tanpa disadari, Valter masih berdiri di ambang pintu ruang makan, ia mendengar semua tuturan sayang ayah yang membuat nafasnya bergemuruh menahan emosi yang ingin memuncak.

Apa maksud ayahnya ? apakah ayahnya tidak ingin mengakui Valter sebagai anaknya ? sial ! ayah macam apa dia ?

Valter berdecih sambil melangkah menjauhi ruang makan, dengan raut tak bersahabat, seolah muka datar, tatapan yang mengintimidasi, serta lirikan sayang mematikan

Para maid serta bodyguard yang bekerja hanya dapat menghindar dari hadapan Valter, ia takut bila tuan mudanya membantu mengantarkan mereka ke ajalnya masing-masing.

Tak heran, Valter adalah sosok yang kejam melebihi Rico, sang ayah. Mereka bilang, Valter adalah dewa kegelapan. Manipulasi dewa Zeus, dewa mitologi Yunani yang terkenal akan ketampanannya tetapi memiliki sifat iblis.

_______________

"Lu kenapa si ? kayak abis liat setan aja" ujar Alaric sambil menyesap kopi untuk mengurangi rasa kantuk yang menjalar

Saat ini mereka tengah berada di cafe dekat dengan SMA GALAKSI. Xynerva memejamkan matanya sesaat untuk menghilangkan beban pikiran yang bersemayam di kepalanya.

"Xy ? lu gakpapa kan ? kenapa ? mamah sehatkan ?" ujar Alaric sambil melambaikan tangannya kedelan Xynerva

Xynerva menghembuskan nafas kasar, cukup ! ia sudah pusing untuk berfikir. Rasanya kepala Xynerva ingin istirahat dengan tidak memikirkan apapun.

Tetapi itu hanya sebuah harapan, karena masalah demi masalah seolah sedang mengantri untuk menghujami Xynerva.

"Gua tadi liat orang, pakai topeng. Dia lambai ke gua, setelah itu dia keluarin pistol dan menirukan seolah dia tertembak" Alaric sempat terkejut saat mendengar ucapan Xynerva. Apakah Xynerva sedang bercanda saat ini ?

Alaric mengerjapkan matanya beberapa kali lalu kembali menatap Xynerva. "Lu gak percaya gua ?" tanya Xynerva garang

"Oh ayolah, bisa aja orang itu sewaan seseorang. Lu terlalu mikirin ga yang enggak-enggak jadinya gini" opini Alaric

Tak...

Sebuah sendok mendarat mulus dikening Alaric, Xynerva kesal dengan lawan bicaranya. "Apa sih Xy ? gua bener tahu ?! positif thinking !" ujar Alaric sambil mengusap dahinya yang nyeri akibat pukulan yang Xynerva layangkan.

"Itu topeng serem ! gak mungkin kan seseorang menyewa badut menyeramkan ?" Alaric sempat diam sesaat

"Kayak topeng di film psikopat yang gua tonton" ucap Xynerva lagi

Kali ini tawa Alaric pecah, apakah gadis didepannya ini sudah cuci muka tadi ? hey ? yang benar saja ada psikopat seperti film yang ia tonton ?

"Kok lu ketawa sih ? gua serius ya !"

"Oke-oke. Gua berhenti ketawa. Tapi lu lucu, bisa jadi dia mau syuting, dia artis toh topeng kayak gitu mungkin lagi trend juga kan ?" ujar Alaric sambil berusaha mengurangi tawanya

Xynerva mendengus sebal. Ia kesal dengan ucapan temannya ini ! tapi... ? ada benarnya juga. Kenapa Xynerva panik ? bisa saja apa yang di katakan Alaric benar. Akh.. setelah menjalankan misi brengsek ini Xynerva rasanya selalu berfikir musuh ada dimana-mana, sial.

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang