2. Tempat Teraman

Mulai dari awal
                                    

"Ayana nggak tinggal di sini." Jarvis langsung memberikan keterangan.

"Aku nggak cari Ayana, aku cari Abang!" Sebenarnya butuh sebuah keberanian besar untuk melakukan hal semacam ini pada abang sahabatnya.

"Apa?" Jarvis bertanya heran, mereka bahkan baru kenal.

"Boleh aku tinggal di sini? Aku mohon!"

Jarvis langsung mengerutkan alisnya, apa gadis ini gila? Jarvis cowok normal.

"Jadikan aku apa aja, pembantu atau apa pun!" Gadis di hadapannya masih bersikeras.

"Gu... Gue nggak butuh!" Jarvis malah jadi gugup, ya bagaimana tidak gugup seorang gadis minta tinggal bersamanya.

"Tolong aku..." Gadis ini benar-benar menampilkan ekspresi memelas, tapi Jarvis tetap tidak bisa, kenapa? Mama dan papanya bisa marah besar jika tahu Jarvis menyimpan seorang gadis.

"Gue nggak butuh."

Jarvis jemudian menarik pintu untuk kembali menutupnya, tapi gadis tadi menahan pintu kemudian mendorong hingga pintu terbuka, dia masuk paksa ke dalam rumah Jarvis, sebenarnya Jarvis masih ingin menahan, tapi dia juga berusaha menjaga dirinya untuk tidak menyentuh gadis itu.

Tanpa aba-aba gadis di depannya membuka hoodie yang membungkus tubuhnya, Jarvis terdiam di tempatnya, terpaku. Tapi gadis itu sama sekali tidak menghentikan pergerakannya, dia membuka satu per satu kancing kemeja yang membalut tubuhnya di balik hoodie. Sampai akhirnya hanya tersisa kaus dalam, Jarvis menelan ludahnya dengan susah payah, gadis itu juga membuka kaus dalamnya dan terpampanglah bra abu-abu yang menutupi dada gadis itu.

Tangannya masih bergerak berusaha menjangkau pengait bra, tapi Jarvis menahan gadis itu untuk tidak telanjang di hadapannya.

"Tolong aku," pintanya putus asa.

Jarvis menatap ke seluruh tubuh gadis di hadapannya, di sekitar dada perut dan bahunya terdapat lebam, dia kemudian berbalik dan di punggungnya ada lebih banyak lebam seperti bekas cambukan.

Jarvis menutup mulutnya sendiri, dia mundur beberapa langkah, apa sebenarnya masalah gadis ini?

"Aku mohon, tolong aku..."

***

Sekarang si sinilah keduanya di ruang tamu rumah itu. Iya satu-satunya orang yang ada di pikiran Hanna untuk dituju adalah Jarvis. Dia tahu pria itu tinggal sendirian, jadi memang sepertinya jika dia melakukan pelarian ke rumah Jarvis dia akan aman. Hanna tahu Jarvis pasti shock karena sebelumnya dia membuka baju di hadapan Jarvis, tapi itu adalah satu-satunya cara untuk mendapat belas kasih dari orang lain. Saat ini Hanna benar-benar membutuhkan pertolongan, dia sangat butuh tempat untuk setidaknya bernaung malam ini.

Jarvis sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa, sialnya otak kotornya selalu memutar kejadian beberapa menit lalu saat Hanna membuka bajunya di hadapan Jarvis. Dia bahkan tertarik saat pertama kali mereka bertemu karena wajah cantik Hanna dan sekarang gadis itu kembali menghadapnya dengan situasi seperti ini.

"Tolong, berikan kesempatan aku untuk tinggal di sini."

"Tapi kenapa? Lo nggak takut sama gue? Gue ini lajang dan gue normal. Gue di sini sendirian, lo mungkin lagi masuk ke kandang buaya!" Jarvis menjelaskan dengan menggebu-gebu. Dia sendiri takut, mana bisa dia tinggal berdua hanya dengan seorang wanita cantik yang bukan istrinya. Sementara kalau untuk menikah tentu saja Jarvis belum siap.

Hanna menatap Jarvis, rasanya abang temannya itu sepertinya lebih baik dari ayah tirinya yang wajahnya selalu menjijikkan itu.

"Kalau kamu nggak tolongin aku, maka satu-satunya opsi lain adalah bunuh diri."

Jarvis menelan ludahnya dengan susah payah, kenapa juga dia harus mempertimbangkan ini? Mereka tidak ada urusan.

"Atau mungkin meninggal di tangan bajingan itu." Hanna tidak menatap Jarvis, tapi membayangkan luka-luka seperti apa yang akan dia dapatkan nanti.

Jarvis menghela napas. "Kenapa gue harus peduli?" Jarvis bertanya.

"Karena cuma kamu yang bisa nolongin aku. Biarkan aku tinggal di sini, jadikan aku pembantu kamu, nggak masalah nggak digaji!"

Jarvis terdiam, dia saja juga masih mengandalkan uang dari orang tuanya.

"Aku mohon... "

***

Hayoloh, akankah Jarvis menolong? Atau malah jadi manusia yang tega?

Terus apa sebenarnya yang terjadi sama Hanna?

We never know!

Jangan lupa dukungannya bestieee



Hidupkan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang