BAB 22 . Jengukkan

Magsimula sa umpisa
                                    

"Gabriel"

"iya?"

"Jagain Adek gue ya? Gue kasih dia ke lo. Kalau lo mau bawa dia ke bagian dari hidup lo yang baru, jangan lupa ya. Tolong bisa jadi tempat cerita dia yang nyaman, Zia anak nya memang suka cerita banyak hal, jadi jangan heran kalau dia bahkan cerita soal kucing yang jalan doang pake di amati gerakkan nya terus di ceritakan ke kamu. Dan terakhir kalau lo merasa engga nyaman sama perbuatan yang bagi lo kurang enak bicarain baik-baik. Makasih ya Gab, udah nganterin gue kesini. Nanti kalau gue pulang ke rumah gue yang baru, lo anterin Adek gue pulang ke rumah om Tirta ya? Atau ke rumah biasa nya"

"Siap bang. Gue engga akan menyia-sialan Adek lo, gue janji. Adek lo pemenang hati gue, dan gue juga pemenang hati dia. Tapi nanti gue yang bakal ngalah. Gue janji hubungan gue engga akan berakhir sia-sia, hubungan gue sama Adek lo bakal gue buat bahagia walaupun gue yang akan ngalah" Balas Gabriel. Kenzo tersenyum tipis.

"Lo hebat bang. Gue bangga sama lo" lanjut Gabriel

===

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kakak nya masih terlelap dalam tidur nya setelah selesai melaksanakan sholat subuh tadi pagi dan sarapan sebelumnya Gabriel tentu nya masih tidur sedangkan Zia sudah pergi mandi.

"Gabi, kamu engga mandi?" Tanya Zia yang membangunkan Gabriel dari tidur nya yang masih pulas.

"Hah? Jam berapa sekarang?" Ucap Gabriel dengan suara nya yang berat.

"Jam 9 kurang. Ayo bangun, kita cari sarapan" jawab Zia seraya menarik tangan Gabriel agar bangun.

Gabriel pun bangun lalu segera pergi ke kamar mandi dengan membawa perlengkapan mandi nya tersendiri. Sedangkan Zia kembali melanjutkan aktivitasnya. Ia membiarkan kakak nya tertidur. Beberapa menit kemudian Gabriel pun sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut nya yang sudah basah.

"Mau makan dimana Zi" tanya Gabriel di samping Zia.

"Dimana aja deh, hehe. Aku juga bingung"

"Yaudah, kita cari random aja ya?"

"Kakak engga kamu bangunin?" Tanya nya lagi.

Zia menggelengkan kepala nya. "Engga usah, engga papa kan ya? Biar kakak istirahat, dari tadi dia ngeluh kepala nya pusing" balas nya

"Gak papa aja sih. Yaudah ayo, keburu ramai" ajak Gabriel.

"Kamu keluar aja duluan, aku pamit kakak dulu"

"Aku duluan ya, ku tunggu di luar"

"Siap, komandan!"

Gabriel keluar dari kamar inap Kenzo. Setelah Zia menyelesaikan acara make up nya, Zia menghampiri kakak nya yang tengah terbaring di ranjang nya. Zia tersenyum menatap kakak nya.

"Kak, Zia sama Gabi pergi cari sarapan dulu ya?"

"Hm? Iya, Zia sama Gabriel hati-hati ya"

"Aku pergi ya kak, assalamualaikum"

"Iyaa, Waalaikumsalam"

Zia pun pergi keluar menyusul Gabriel. Sementara Kenzo yang terbangun tadi mencoba untuk menyetel TV agar terasa tak membosankan. Pusing nya kini sudah kembali membaik, walaupun terkadang masih sedikit pusing, tetapi tak separah tadi pagi.

===

"Woy, ini belok mana anjir!!" Ujar Yuda yang menyetir tetapi bingung harus belok mana

"Gue pernah di kasih tau Gabriel, kakak Zia di rawat di rumah sakit ini nih, sebentar gue lupa nama nya" balas Jaka yang segera mengambil handphone nya lalu membuka room chat nya bersama Gabriel.

"Cepet Google Maps! Ke rumah sakit itu!" Perintah Yuda.

"Nih Yud. Gue udah buka" Ujar Samuel yang langsung menaruh handphone nya ke atas Dashboard mobil Yuda.

"Oke, makasih Sam"

"Ini Beneran engga ngasih tau Zia atau Gabriel dulu apa?" Tanya Ghania

"Gausah, kan ini supres"

"Suprise bego. Aduh ni bocah kuliah mau di luar negeri tapi tetap bego bahasa Inggris"

"Shut Diem, gue kuliah di luar negeri karena paksaan bapak emak gue ya"

"Iya deh si paling berbakti"

"Anjing" celetuk Reza.

Iya, mereka semua adalah teman Zia dan Gabriel. Mereka rela pergi ke Kediri di hari sekolah hanya untuk menjenguk kakak Zia, yaitu Kenzo. Mereka semua sama sekali belum pernah bertemu dengan Kenzo bahkan Ghania dan Haura yang dekat dengan Zia.

Zia hanya sering menceritakan nya ke mereka berdua namun tak pernah memberitahukan wajah kakak nya bagaimana. Zia memang tidak pernah ingin memberitahukan wajah kakak nya ke beberapa orang, mungkin jika tidak sengaja tak apa namun jika karena diri nya sendiri dia memang tak mau. Karena kakak nya juga pernah memberitahunya untuk tidak menyebar foto yang ada wajah kakak nya ke teman-teman nya. Zia nya aja cantik, kakak nya pasti juga pasti nya cakep kata teman-teman ny  

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon