BAB 11 . Dufan

15 4 0
                                    

Sekarang Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Zia segera mandi, setelah itu serapan agar ia tidak lapar nantinya. Zia harap hari ini akan menjadi indah sampai nanti malam. Zia selesai makan sekitar mau jam 6, dan masih ada waktu untuk diri nya siap-siap, tak lupa ia membawa cadangan untuk datang bulan nya yang semalam hampir terlupakan.

Jika memang lupa habis lah riwayat nya, ia pastinya akan sangat malu, apa lagi jika bocor, rasanya Zia sangat ingin menghilang dari permukaan bumi. Saat ia membuka handphone nya, Gabriel mengirim pesan jika ia sedang dalam perjalanan menuju rumah nya.

"Gimana dek? Temen kamu udah sampe mana?" Tanya Kenzo sembari mengaduk-aduk susu coklat hangat yang ia buat di meja makan.

"Udah perjalanan kak, bentar lagi juga nyampe. Rumah nya gak jauh kok, dekat rumah sakit yang waktu itu kakak di rawat" jawab Zia. Kenzo pun langsung memahami tersebut, ia mengangguk, lalu pergi untuk mencari kursi.

"Adek hati-hati ya, apa lagi kamu cewe, usahain jangan pulang terlalu malam ya?"

"Iya kak, kakak jangan lupa minum obat ya, biar bisa sembuh habis itu kita jalan-jalan berdua!"

"Iyaa, nanti kakak minum kok" Kenzo tersenyum kecil sambil mengelus lembut kepala adik nya tersebut. Zia sangat suka jika kepala nya di elus oleh kakak nya, ia merasa perut nya seperti ada kupu-kupu di dalam.

Tak lama tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari depan, mereka berdua pun segera ke depan dan yap, benar itu Gabriel. Zia pun segera menyalami kakak nya lalu pamit untuk berangkat. Kenzo pagi itu tersenyum lebar karena melihat adik nya yang terlihat sangat bahagia dan bersemangat.

===

Di dalam mobil suasana terasa sangat canggung bagi mereka berdua, karena tidak ada obrolan satu pun. Gabriel bahkan juga bingung ingin membahas topik apa. Apa lagi Zia yang bingung karena jarang jalan dengan cowok, biasanya ia hang out bersama teman-temannya perempuan atau kadang cewe cowo.

Saat di lampu merah, Gabriel mengganti lagu nya menjadi lagu Mine yang di bawakan oleh Petra Sihombing dan Ben Sihombing. Zia yang mengetahui lagu itu, tanpa ia sadari ia sedang bernyanyi dengan suara yang kecil, namun dapat di dengar oleh Gabriel. Gabriel tersenyum kecil mendengarkan suara Zia yang kecil.

Saat lirik lagu tersebut di bait ke 4, Gabriel mulai mengeluarkan suara nya untuk bernyanyi dengan suara nya yang berat. Lagu Mine adalah lagu kesukaan nya, dan akan ia bawakan lagu tersebut untuk Zia jika Gabriel juga sudah merasa siap.

"Ini lagu kesukaan kamu ya?"

"Iya, kamu juga suka?" Zia mengangguk, Gabriel tidak menyangka jika Zia juga menyukai lagu tersebut. Gabriel pikir ia tak suka menyukai tersebut namu ternyata dugaan nya salah, malah justru seperti nya Zia sangat menyukai nya.

Sesampainya mereka di Dufan, langsung masuk karena Gabriel sudah membeli tiket nya untuk 2 orang langsung. Saat masuk Zia terlihat sangat senang, Gabriel yang melihat Zia senang pun ikut tersenyum bahagia karena nya.

"Mau main yang mana dulu?" Tanya Gabriel

"Gatau, aku ikut kamu aja hehe"

"Yaudah sini ikut aku, naik yang serem atau yang biasa dulu?"

"Biasa aja dulu!"

"Ahahaha, siap, sini!"

Zia pun membuntuti Gabriel dari belakang, karena Gabriel tak ingin di buntuti oleh Zia, ia pun menarik tangan nya, lalu membuat nya agar berada di sebelah nya. "Jangan di belakang, nanti di culik, aku disuru jagai kamu, harus menurut nanti kalau kamu lecet dikit aku yang di amuk" Ucap Gabriel di samping telinga Zia. Zia hanya tertawa.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ