BAB 16 . Telat Sekolah

9 4 0
                                    

Tintinn!!

Suara klakson motor Alandra terdengar jelas berada di depan rumah nya. Arzia segera berlari turun dari kamar nya lalu menghampiri Alandra yang tengah menunggu nya tersebut.

"Tunggu!! Aku belum pamit kak Kenzo!!!" Seru Zia. Alandra sedikit terkekeh gemas mendengar nya

Zia masuk ke dalam rumah nya kembali untuk menghampiri kakak nya yang berada di dapur. Zia mendapati kakak nya tengah memasak entah memasak apa Zia bahkan tak tahu.

"Apa?" Tanya Kenzo sembari memotong wortel

"Zia pamit berangkat sekolah yaa. Adek berangkat sama Alandra. Kakak jangan lupa minum obat! Assalamualaikum!!" pamit Zia yang setelah itu segera berlari pergi meninggalkan kakak nya sendiri di dapur.

Kenzo hanya menggeleng. "Waalaikumsalam!! Hati-hati ya, Zia!!" Balas Kenzo.

Zia menutup pintu nya sedikit terburu-buru menimbulkan suara pintu yang terbanting. Zia memakai sepatu nya terburu-buru karena sebentar lagi pun gerbang sekolah nya akan di tutup oleh satpam.

"Udah? Cepet banget. Ayo naik" Ujar Alandra.

"Ya Allah. Bisa engga sih?" Tanya Alandra yang sedari tadi menyadari Zia yang masih tak merasa nyaman saat menaiki motor nya.

"Oke-oke udah. Let's go, berangkat!!" Seru Zia yang terlihat lebih bersemangat dari Alandra.

Alandra mulai melajukan motor nya dengan kecepatan normal namun saat mulai keluar dari perumahan nya ia mulai meninggikan kecepatan laju motor nya untuk mengejar waktu bel.

Tanpa Zia sadari tangan nya sudah melingkar di pinggang Alandra. Alandra yang menyadari tersebut hanya bisa tersenyum di balik helm full face nya. Tangan kiri nya menggenggam tangan Zia yang melingkar di pinggang nya.

"Peluk gue. Gue mau ngebut!" Ucap Alandra sedikit berteriak. Zia pun mengencangkan pelukan nya di pinggang Alandra.

===

"Pak! Pak! Bukain dulu Pak! Kita tadi udah sampai!!" Ucap Alandra yang memohon kepada satpam sekolah nya untuk membukakan pagar sekolah.

"Tidak bisa. Telat tetap telat" balas Pak satpam

Alandra berdecak sebal. Ia langsung menarik Zia ke belakang sekolah. Untuk memanjat tembok lewat situ. Namun sebelum itu, Alandra mengambil handphone nya dari saku celana nya.

Ia memberi pesan kepada papa nya untuk menanyakan kepada papa nya apakah pagar kantin di buka atau tidak. Papa nya selalu tau jika anak nya menanyakan hal seperti berkaitan pagar kantin pasti anak nya telat masuk sekolah.

"Ayo ke pager kantin! Kata papa gue di buka" ucap Alandra yang tiba-tiba saja menarik Zia, hingga membuat Zia hampir saja terjatuh.

Di saat mereka sampai di depan pagar kantin, di dalam sudah ada papa Alandra atau kepala sekolah Zia yang tengah menunggu kedatangan mereka di kantin. "Ayo masuk. Kalian jemur diri di tengah lapangan" perintah Pak Haryanto

"Ayo lah pa... aku anak papa, Zia anak murid kesayangan papa, masa engga di maafin" ucap Alandra yang merayu ayah nya agar tak menghukum mereka berdua.

"Hukuman tetap hukuman Alandra. Lagi pula nanti sampai di kelas kalian juga pasti akan di marahi oleh Bu Indah karena kalian telat. Sama saja bukan? Sudah-sudah sana pergi ke tengah lapangan. Saat sudah istirahat kalian boleh masuk ke kelas" balas Sang ayah.

Alandra hanya menarik nafas pasrah. Zia dan Alandra pun pergi ke tengah lapangan lalu berdiri di tengah-tengah lapangan sembari menunggu jam istirahat pertama tiba agar mereka bisa mengikuti mata pelajaran.

Kebahagiaan Arzia // Jake Enhypen [ Complete ]Where stories live. Discover now