Chapter 2 (Nothing Is Impossible)

8.1K 390 11
                                    

   Semenjak kejadian itu, aku tidak berniat untuk muncul kembali dan mengganggu kehidupan dia lagi. Walau sejujurnya hatiku masih menyimpan nama dia. Aku pun perlahan menghilang dari kehidupannya. Aku jarang keluar kelas, aku jarang menampakkan diriku sedikitpun. Jikalau aku bertemu Niall, aku hanya bisa menundukan kepalaku atau dengan cara pura-pura tidak melihatnya. Karena sudah terbiasa seperti itu, maka setiap hari aku semakin melupakan kejadian itu dan entah kenapa tiba-tiba saja kejenuhan menghampiriku.

   Seketika aku menyukai salah seorang dari banyaknya kakak kelasku. Dia Zayn Malik, awalnya aku hanya sekedar kagum sama kak Zayn. Tapi entah kenapa, sekarang malah jadi rasa suka yang ada. Kak Zayn selalu bersama dengan kak Harry Styles. Entah itu pulang sekolah, ke kantin lah mereka selalu berbarengan, layaknya ibu dan anak(?). Aku tau kalau kak Zayn sudah mempunyai pacar, yaitu kak Perrie yang juga sama-sama kakak kelasku. 

   Beberapa hari yang lalu, sekolahku mengadakan peresmian gedung baru. Aku meminta ijin kepada mom untuk membawa kamera. Saat di sekolah, aku berusaha untuk mengabadikan acara peresmian gedung itu. Dari jauh, aku merasakan sesuatu yang aneh, ada seseorang yang melihatku, seperti tatapan yang aneh dan terjadi berulang kali. Refleks kepalaku mengikuti suara hati, untuk melihat siapa orang yang dari tadi melihat ke arah sini? Dan aku menangkap tatapan seseorang jauh di sana, itu Niall. hah? Niall ngeliatin? Ga salah? Setelah aku perhatikan, memang benar sesekali Niall melirik ke arahku. Aku pura-pura tidak melihatnya. Aku pun merasakan hal yang aneh lagi, yap kakak kelas ku, kak Zayn yang ternyata sedang melihat ke arah di sekitar ku dan teman-temanku. Ok, this is an awkward moment!

***

{Abel P.O.V}

   Huft, aku tau hari ini pelajaran olahraga yang sangat sangat sangaaatt membosankan. Disaat seperti ini aku masih sempat-sempatnya memikirkan Niall dan kak Zayn.

   "Bel? You all right?" Tanya salah seorang sahabatku, Trisha.

   "Ha? Eh, nothing. I'm feel alright. Why?" ucapku yang sedikit gelagapan.

   "Hmm, I know you have serious problem? Kamu dapat menceritakannya padaku" Trisha sepertinya memang bisa melihat kalau aku sedang ada masalah. Masalah hati tepatnya.

   "Umm, aku bingung bagaimana cara menceritakan ini semua Sa. Ini bukan masalah yang biasa, sebelumnya aku belum pernah mengalami hal seperti ini."

   "Jangan bilang ini masalah tentang Niall. Atau... Oh ya! I know!" Trisha menebak-nebak yang sedang aku pikirkan. Dia memang paling bisa menebak pikiran orang.

   "Emang apaan coba?"

   "I know! Kamu sekarang lagi suka sama seseorang selain Niall. Tapi kamu gamau terlalu berharap dengan orang itu, lagian orang yang kau maksud kan udah pu-" aku pun menutup mulut Trisha dan memotong pembicaraannya yang tidak berujung, dengan tempo yang terlalu cepat seperti kereta api, Trisha memang seperti itu.

   "Sut, udah deh Sa. Kamu udah tau kan semuanya? Jadi please Sa. Don't let anyone know."

   "Iya Abel yang cantik, imut, perhatian, baik, yang suka sama dua orang ups" ucap Trisha dengan nada yang mengejek.

   "Uh" aku mendengus pelan.

   Aku dan Trisha pun kembali melanjutkan kegiatan olahragaku. Aku dan Trisha sama-sama takut terhadap guru olahraga itu. Habisnya dia nyeremin, kalo marah gitu deh ih ga ada toleransinya sama sekali.

#Skip

   Pulang sekolah, aku dan Trisha menunggu bus sekolah. Beberapa menit kemudian bus itu datang. Jalur bus pun melewati tempat Niall biasa nongkrong sebelum pulang. Aku memperhatikan Niall terus menerus.

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang